Berita hoax merupakan informasi yang tidak benar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh siapapun, termasuk oleh pembuatnya sendiri. Salah satu alasan penyebaran luas konten hoaks di media sosial adalah karena disengaja untuk menimbulkan keresahan. Ketika informasi yang salah atau meragukan tersebar, hal ini dapat menciptakan kekhawatiran di masyarakat. Beberapa individu bahkan memanfaatkan keadaan keresahan ini untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dengan menggunakan istilah "memancing di air keruh" dan "mengambil kesempatan dari situasi sulit" (Marwan & Ahyad, 2016).
METODE
Penelitian ini mengadopsi metode penelitian kualitatif yang melibatkan studi literatur pustaka. Studi pustaka (Library Research) adalah metode yang melibatkan pengumpulan data melalui pemahaman dan eksplorasi teori-teori yang terdapat dalam berbagai literatur yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Terdapat empat tahap dalam studi pustaka, yaitu persiapan peralatan, penyusunan daftar pustaka, pengaturan waktu, serta membaca dan mencatat materi penelitian. Proses pengumpulan data melibatkan pencarian sumber informasi dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, dan penelitian terdahulu. Materi dari referensi-referensi tersebut harus dianalisis secara kritis dan mendalam agar dapat mendukung pernyataan dan gagasan yang diajukan dalam penelitian (Adlini, Dinda, & Yulin, 2022).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemboikotan Pada Perusahaan McDonald's
Beberapa waktu lalu, informasi viral menyebar mengenai daftar produk yang diklaim harus dihindari dan dinyatakan haram oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena terkait dengan Israel. Daftar produk yang disebut dalam konten viral tersebut menjadi fokus utama sebagai daftar yang dilarang oleh fatwa MUI. Klaim tersebut menyatakan bahwa produk-produk dalam daftar ini dianggap terlarang dan sebaiknya dihindari sesuai dengan ketetapan MUI karena adanya keterkaitan dengan Israel. Boikot terhadap produk-produk yang diduga terafiliasi dengan Israel dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap pembebasan warga Palestina.
McDonald's terdapat dalam daftar produk yang disebut-sebut terkait dengan isu yang sedang dihadapi saat ini. Isu yang tengah melibatkan McDonald's tidak terlepas dari insiden serius pelanggaran hak asasi manusia yang sedang terjadi di Palestina, yang disebut sebagai genosida. McDonald's, perusahaan makanan cepat saji asal Amerika Serikat yang berdiri sejak 1955, disebut-sebut mendukung tindakan genosida di Palestina. McDonald's Israel memberikan dukungan dengan menyediakan makanan atau produk mereka untuk tentara Israel, sementara informasi yang beredar menyebutkan Amerika Serikat sebagai salah satu pendukung utama tindakan Israel. Klaim bahwa pajak dari semua produk Amerika akan disalurkan ke Israel untuk mendanai serangan terhadap Palestina juga mencuat (W, 2023). Kebijakan ini memicu protes dan boikot di media sosial, termasuk dampaknya pada McDonald's Indonesia.
Respons McDonald's Terhadap Isu
PT Rekso Nasional Food, pemegang lisensi McDonald's di Indonesia, telah memberikan pernyataan terkait kontroversi pemberian makanan gratis kepada tentara dan warga Israel pada pertengahan Oktober 2023 lalu. Associate Director of Communications McDonald's Indonesia, Meta Rostiawati, menyampaikan simpati kepada para korban, keluarga, dan komunitas yang terdampak, serta menyatakan prihatin terhadap memanasnya konflik di Timur Tengah.
Dalam pernyataannya, Meta menegaskan bahwa PT Rekso Nasional Food, sebagai pemegang waralaba McDonald's di Indonesia, merupakan perusahaan swasta nasional yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia. McDonald's Indonesia beroperasi secara independen dan tidak terhubung dengan kegiatan operasional maupun keputusan McDonald's di negara lain, termasuk McDonald's Israel.
McDonald's Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik, menyajikan makanan dengan kualitas terdepan, dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia. Pernyataan tersebut mencoba menjelaskan bahwa McDonald's Indonesia tidak terlibat dalam keputusan atau operasional McDonald's Israel dan menekankan kemandirian perusahaan di Indonesia (Oswaldo, 2023).
Isu yang terkait dengan pro-Israel sering kali merupakan masalah yang sangat sensitif dan memiliki potensi untuk menciptakan perpecahan dalam masyarakat, sekaligus dapat berdampak signifikan pada citra perusahaan. Dalam menghadapi dampak boikot yang muncul akibat isu ini, respons dan strategi Public Relations perusahaan menjadi kunci utama. Aksi yang dilakukan oleh umat Muslim dapat menimbulkan dampak baik atau buruk bagi perusahaan-perusahaan besar di dunia, terutama di Amerika Serikat. Melalui fenomena ini, penelitian pada dua faktor, yaitu nilai religiusitas dan pengetahuan produk, menjadi sangat menarik untuk memahami keputusan konsumen dalam melakukan boikot terhadap produk.
Dampak Boikot Terhadap Citra Perusahaan
Citra perusahaan adalah gambaran psikologis dari berbagai kegiatan perusahaan dalam pandangan masyarakat, yang dibentuk oleh pengetahuan, tanggapan, dan pengalaman yang diterima oleh masyarakat. Menurut Walters dan Paul, citra perusahaan memiliki empat aspek utama, yaitu subjektivitas, skrining, elaborasi, dan ketidakstabilan. Walters (1987) menyatakan bahwa sikap subjektif, perasaan, atau impresi terhadap perusahaan atau kegiatan yang dilakukan oleh konsumen terkait dengan sikap. Dia mengkategorikan elemen citra perusahaan menjadi tiga, yaitu
- Citra institusi, mencakup sikap umum terhadap perusahaan yang menawarkan barang atau jasa
- Citra fungsional berkaitan dengan kegiatan fungsional perusahaan yang menghasilkan laba
- Citra komoditas melibatkan sikap terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Rondonuwu, 2016).
Boikot terhadap suatu produk bisa memiliki dampak yang cukup besar terhadap citra perusahaan. Ketika produk yang menjadi target boikot ditarik dari daftar menu dan digantikan oleh produk lokal, perusahaan harus menghadapi konsekuensi yang dapat merugikan reputasinya. Perubahan dalam menu tidak hanya mencerminkan perubahan dalam aspek kuliner, melainkan juga membuka potensi risiko terhadap penurunan citra dan dukungan yang diterima oleh perusahaan.
Dalam mengatasi konsekuensi boikot terhadap reputasi perusahaan, manajemen perlu merancang strategi yang cerdas dan responsif. Langkah-langkah penting melibatkan komunikasi yang jelas, perubahan kebijakan yang bijak, serta upaya untuk memulihkan kepercayaan dan dukungan publik. Penting juga untuk bersedia mendengarkan umpan balik masyarakat, meninjau kembali posisi perusahaan, dan mengambil langkah-langkah sesuai dengan nilai-nilai yang dihargai oleh konsumen. Dengan demikian, manajemen risiko dan reputasi perusahaan memiliki peran kunci dalam mengatasi kompleksitas dan tantangan yang timbul akibat boikot produk.
Strategi Public Relation