Mohon tunggu...
Fadlan Saefulloh
Fadlan Saefulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa ISI Surakarta, prodi Film & Televisi

Penggiat kesenian dan sineas film

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pelaku seni prihatin dengan menurunnya minat kesenian generasi muda

1 Januari 2025   23:30 Diperbarui: 1 Januari 2025   23:22 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Penari Pecut Kuda

Kemajuan teknologi memang membuat hidup kita menjadi sangat mudah. Berkomunikasi sudah tidak lagi harus dengan bertemu. Dominasi kemajuan teknologi juga membuat generasi muda lebih tertarik pada konsumsi konten digital dari pada harus menghasilkan karya seni sendiri.

Generasi muda di masa-masa dahulu tidak memiliki smartphone. Membuat mereka lebih sering meluangkan waktunya dengan melukis atau bermain musik. Sedangkan, generasi muda masa kini begitu dekat dengan smartphone dan internet. Membuat sebagian besar generasi muda masa kini lebih menyukai bermain game dan menonton video.

Kebiasaan generasi muda masa kini membuat mereka selalu berada di depan smartphone-nya. Dampak negatif itu sangat terasa pada pudarnya minat kesenian pada generasi muda. Kecanduan gadget dan media sosial ini telah mengikis waktu dan minat generasi muda untuk berkarya seni.

SANGGAR PUTRO SATRIO PAMBUKO JAGAT 

Ronggo Warsito pelaku seni dan salah satu pendiri dari Sanggar Putro Satrio Pambuko Jagat. Beliau menggeluti kesenian dimulai dari seorang Wayang Orang atau biasa disebut dengan ketoprak. Sanggar Putro Satrio Pambuko di resmikan pada 17 Agustus 2022. Dengan dorongan para pelaku-pelaku seni yang ada di Tangerang Raya.

Gambar 2. Bapak Ronggo Warsito
Gambar 2. Bapak Ronggo Warsito

Sanggar Putro Satrio Pambuko Jagat menjadi salah satu pelestari kesenian Indonesia di Tangerang. Mulai dari Jaranan dan Wayangan kerap ditampilkan di sanggar ini. Bukan hanya Jaranan dan Wayang saja. Sanggar Putro Satrio Pambuko Jagat juga turut mengajarkan tarian-tarian khas Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tujuan Sanggar Putro Satrio Pambuko Jagat dibangun mulai dari keresahan

Pak Warsito sebagai pendiri;

"Merantau tahun itu kurang lebih saya tahun 86-an. Di sini (Pasarkemis, Tangerang) sangat jarang sekali saya menemukan adanya seni budaya seperti ini (yang ada sekarang di sanggar). Itu kronologi saya."

"Kita memang (disini) untuk mendidik anak-anak meneruskan warisan dari leluhur kita. Khususnya di seni budaya ini. Tidak mudah. Nah, kita harus sabar menghadapi suasana itu."

 


Tujuan mulia yang diinisiasikan oleh Pak Warsito dan komunitasnya kini menghasilkan para pelaku-pelaku seni muda.

Gambar 3. Sanggar Putro Satrio pambuko Jagat
Gambar 3. Sanggar Putro Satrio pambuko Jagat

PANDANGAN PELAKU SENI MENURUNNYA MINAT KESENIAN DI GENERASI MUDA

Pelaku seni setuju akan rasa menurunnya minat kesenian di generasi muda. Mereka secara langsung merasa terus menurun dari tahun ke tahun.

"Sebetulnya Kalau dibilang luntur, tidak juga. Tapi dibilang kurang, saya setuju."

Pelaku seni melihat dominasi teknologi dan media sosial sebagai faktor utama penurunan minat generasi muda pada seni. Mereka menyoroti peran orang tua untuk bisa memberikan contoh atau pengertian kepada mereka.


"Kalau kita sebagai orang tua yang sangat memiliki (rasa cinta) warisan leluhur, seperti seni budaya ini. Kalau benar-benar kita cintai dan kita berikan contoh atau berikan pengertian ke mereka-mereka, tidak mungkin ada. Generasi itu tidak mencintai (seni) itu."

Gambar 4. Pertunjukan Jatilan
Gambar 4. Pertunjukan Jatilan

HARAPAN PELAKU SENI UNTUK MENINGKATKAN MINAT KESENIAN

Meningkatkan minat kesenian tidak bisa dilakukan oleh satu kelompok saja. Namun, tentunya perlu dilakukan oleh semua kalangan kelompok.

"Marilah kita sebagai anak-anak (penerus bangsa) kita atau regenerasi ini. Cintailah seni budaya di nusantara ini. Jangan sampai kita kehilangan jejak. Tiba-tiba nanti adanya, contohnya ada seni a diakui oleh negara lain baru kita teriak (marah)."

Gambar 5. Pertunjukan Kesenian
Gambar 5. Pertunjukan Kesenian

Generasi muda harus bisa mengenal kesenian-kesenian di Indonesia. Selain itu, perlunya dukungan fasilitas kesenian juga dapat menjaga minat generasi muda pada kesenian. Oleh karena itu peran pemerintah juga perlu hadir.

"Kita mengharapkan sebagai warga yang sangat mencintai sekali adanya seni budaya, tengoklah kami. Kalau sudah menengok kami pasti akan tahu nanti kelanjutannya seperti apa, dan kita pasti memohon untuk arahan dan bimbingan dari pemerintah."

KESIMPULAN DAN PESAN

Sebagai warga negara Indonesia dan penerus bangsa di kemudian hari. Generasi muda harus bisa menjadi bagian kecil dari kesenian. Globalisasi tidak serta merta menjadi faktor negatif. Namun, globalisasi bisa menjadi cara baru untuk memperkenalkan budaya dan kesenian Indonesia.

"Untuk anak-anak kawula muda atau regenerasi. Kalau bisa merasa memiliki dan melakukan (serta) melestarikan. Kita kembali dengan adanya terbentuknya nusantara. Semua dari masing-masing daerah mempunyai yang namanya warisan dari leluhur-leluhur seni budaya."

Tentunya selain kita dari generasi muda. Para pelaku seni saat ini dapat memberikan pengalaman menarik dan mempermudah generasi muda untuk menggapai kesenian itu.

"khususnya untuk para pecinta seni, dan pelaku seni budaya ini. Minta tolong jangan terlalu ego dengan keperluan pribadi. Mencintai adanya seni budaya, yang dicari janganlah ininya (uangnya). Jangan dicari (uangnya). Fungsi utama adanya kita sebagai seorang (pelaku) seni dan (pecinta) seni budaya ya tanpa adanya materi ini (hanya untuk meningkatkan kesenian untuk generasi muda)."

Gambar 6. Suasana Penonton
Gambar 6. Suasana Penonton

Penulis: Fadlan Saefulloh; Program Studi Film dan Televisi ISI Surakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun