Para mahasiswa sastra sangat antusias karena akan ada kuliah umum yang akan dihadiri penulis muda berbakat Melati Wangi, penulis remaja putri yang tulisan-tulisannya selalu membius pembacanya. Seminggu sebelum acara itu, mereka sudah mengosongkan jadwalnya supaya bisa hadir di acara itu.
"Melati Wangi" adalah nama pena dari penulis yang memiliki nama Zahra Putri Abi. Menerbitkan banyak cerita bertema remaja dan kehidupannya. Dalam menulis, dia selalu menyisipkan sisi dakwah. Dia berprinsip bahwa cerpen-cerpen karyanya mengandung misi dakwah bagi para remaja putri dan juga remaja putra yang membaca cerpennya.
Pada tanggal dan hari seminar yang telah ditentukan ruangan aula penuh dengan para mahasiswa. Beberapa dari mereka ada yang membawa buku karya Melati Wangi. Mereka bermaksud meminta tanda tangah Melati Wangi pada kumpulan cerpennya. Ada yang ingin photo selfi dengan sang penulis.
Sepuluh menit dari jadwal yang ditentukan, MC membuka acara. Dia membuka acara dengan salam dan shalawat Nabi. Tanpa berlama-lama, MC mempersilakan Melati Wangi masuk ke dalam ruangan. Dengan duduk di atas kursi rodanya, Melati Wangi masuk langsung ke podium. Puluhan mata dengan sorotan mata terkejut nampak dengan jelas. Hadirin membelalakkan matanya. "Hah? Kok dia pakai kursi roda?". Banyak lagi nada terkejut tidak disembunyikan.
Penampilan Melati Wangi sungguh sangat berbeda dengan tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam tulisan-tulisannya. Dalam tulisan-tulisannya, tokoh yang ditampilkan selalu saja gadis cantik, ceria, lincah, dan pandai serta sedikit konyol. Namun yang terjadi hari ini, sungguh sangat mengejutkan.
"Teman-teman terkejut ya, ternyata saya adalah seorang gadis yang harus duduk di atas kursi roda?" tanyanya.
"Saya memang tidak pernah menampilkan foto saya di buku-buku saya," katanya lebih lanjut,"Saya memang sengaja tidak menampilkan foto saya, sebab saya mau orang yang suka membaca karya saya adalah karena kontennya yang bagus, bukan karena penulisnya yang cantik jelita ini, he he he. Â Disambut tertawa geeeeeeer dari pengunjung.
Melati Wangi melanjutkan, "Namun efek dari konten yang bagus, banyak yang mengenal saya sebagai Melati wangi, terima kasih saya ucapkan."
"Apa ada yang kecewa karena saya adalah orang yang duduk di atas kursi roda, bukan seperti tokoh-tokoh, Lucy, Ita, Evi, yang lincah-lincah dan ceria?" tanyanya pada hadirin.
Para hadirin kompak menjawah,"Tidaaaaaak, cuma terkejut saja."
"Saya harap terkejutnya tidak lama-lama ya," lanjut Melati Wangi.
Melati Wangi pun mulai bercerita lengkap apa yang terjadi di masa lalu. "Sebenernya gak bagus cerita tentang masa lalu sebab itu tidak bisa diubah lagi, namun saya berharap cerita saya bisa memotivasi teman-teman untuk terus menulis."
"Setelah kejadian kecelakaan di laut saat memancing dulu, sempat membuat saya sangat drop," katanya ,"Gimana nggak drop, wong gadis cantik dan imut-imut begini kok harus berada terus di atas kursi roda." Disambut suara riuh dan tepuk tangan dari hadirin.
"Kapan saya bisa kong-kow sama teman-teman di kafe kalau kondisi saya begini, ya nggak, ya nggak?" tanyanya dan disambut tertawaan dari hadirin.
"Namun setelah semua yang terjadi saya kembalikan pada Tuhan, hati saya menjadi tenang."
"Kecelakaan itu terjadi kan bukan tanpa ijinNya," lanjutnya, "Allah Swt mengijinkan kecelakaan terjadi dan membuat kondisi saya seperti sekarang."
"Kalau Allah Swt mau mengubah kondisi saya tidak seperti ini tapi sehat seperti semula adalah sangat mudah, Â semudah kita membalikan telapak tangan kita."
"Namun Allah tidak mengubah kondisi saya, setelah saya fikir-fikir banyak hikmahnya, dan hikmahnya saya rasakan sekarang."
"Alhamdulillah, karena kondisi seperti ini, saya jadi fokus menulis, dan saya kasih tahu ya, bukan saya pamer niiih," Melati Wangi menampilkan gaya berbisik, "Saya baru saja ditelpon penerbit untuk ambil royalti dari satu antologi cerpen saya sejumlah Lima Puluh Juta..........".
"Asyik, kaaaaaan?, tanyanya pada para pengunjung.
"Coba kalau dari 20 buku saya, saya dapat lima puluh juta per buku......tinggal kalikan aja.....pokoknya Alhamdulillah, bisa buat diri sendiri dan buat shadaqah."
"Teman-teman mau punya royalti seperti itu?" tanyanya.
"Mauuuuuu," serentak para hadirin menjawab.
"Kalau mau, ayo jangan patah semangat untuk berkarya," komentar Melati Wangi,"Teman-teman punya kondisi yang bagus, ayo jangan kalah dengan gadis penghuni kursi roda ini, he he he he."
"Tentu saja jangan tinggalkan doa dalam setiap usaha kita, karena sepintar-pintarnya orang, tanpa banyak doa akan menjadi depresi sendiri."
Panjang lebar Melati Wangi memberi motivasi pada para hadirin hingga tanya jawab. "Selalu ingat ya teman-teman :'bersama kesulitan, ada kemudahan."
"Bahkan Allah Swt menekankan janjinya dua kali ,".....bersama kesulitan ada kemudahan, sungguh bersama kesulitan ada kemudahan." Janji ini terdapat di Surat Al-Insyirah ayat 5-6.
"Dalam surat Ath-Thalaq ayat 7, Allah Swt berjanji, "Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan."
"Temans, kalau Allah Swt berjanji, itu sudap pasti benar, tidak seperti orang sono tuh, bukan orang sini, yang seneng dengan lagu :'janji-janji, tinggal janji......."
Para hadirin tertawa....
====
Gonilan, 1 Maret 2023
Fadjar Setyanto
Ikatlah ilmu dengan menulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H