"Sahabatku ini memang luar biasa, udah cantik, pandai, dan tak lupa dengan zikir-zikir singkatnya, baik akan memulai atau selesai melakukan aktivitas," gumam Zahra.
Apartemen yang ditinggali Nisa adalah sebuah apartemen yang cukup nyaman dan tampak relatif aman. Meskipun tengah malam, tidak berarti tidak ada sekuriti. Di lantai dasar tampak sekuriti berjaga dengan sigap. Ada yang menatap monitor CCTV. Ada yang memantau situasi. Untuk bisa naik, Nisa harus menempelkan kartu penghuni di mesin yang ada di pintu lift. Nanti lift akan terbuka di lantai yang dituju.
Keduanya berjalan mendekati pintu lift. Lagi-lagi, Zahra mendengar Nisa mengucapkan "bismillah" saat menempelkan kartu penghuni di alat detektor. Mereka pun masuk ke dalam lift. Tak berapa lama lift sampai di lantai yang dituju.
Saat lift terbuka, mereka pun berjalan menuju ke ruangan Nisa. Lorong tempat mereka berjalan sangat senyap. Ada lampu-lampu di dinding yang tidak terlalu terang, tapi cukup untuk menerangi lorong. "Ih, Nisa apa nggak takut yang tinggal sendiri di sini, apalagi kalau pulang malam seperti ini," gumam Zahra.
"Sudah sampai, Zahra, alhamdulillah," Nisa memotong lamunan Zahra.
"Eh iya, alhamdulillah," kata Zahra.
Nisa pun mendekat ke alat semacam kunci dengan PIN. "Bismillah", Nisa pun menekan angka-angka ke alat itu. Pintu pun terbuka,"alhamdulillah, yuk masuk Zahra."
Mereka pun masuk. Karena sudah sangat lelah, setelah membersihkan diri, mereka pun masuk ke kamar masing-masing dan langsung terlelap.
==
Saat Zahra terbangun dari tidurnya. Dia mendengar suara orang sedang memasak sesuatu di dapur. Dia pun bergegas ke kamar mandi untuk wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Selesai sholat subuh, dia keluar kamar dan melihat di meja sudah ada teh hangat dan roti bakar.
"Ayo Zah, kita ngeteh-ngeteh dulu sebelum ngurusin pekerjaan," sapa Nisa pada temannya.