Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pak Ustadz: Terima Kasih Ya

18 Februari 2023   23:20 Diperbarui: 18 Februari 2023   23:21 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kita kan udah biasa, masukin pakaian kotor ke mesin cuci, lalu dikasih air, kasih deterjen, lalu nyalakan mesin cuci, putaran kedua dan ketiga baru dikasih air tanpa deterjen,” lanjut Ani.

“Ini pakai bilang jadi tidak sucilah bla blabla,” sungut Ani.

Tiba-tiba alarm di HP Dina berbunyi, tanda dia harus mulai bersiap pergi ke kampus. Percakapan itu pun terputus.

“Aku siap-siap ke kampus dulu ya, kamu juga ke kampus?”, tanya Dina.

“Iya nanti agak siang, sampai ketemu nanti ya bestie,” Jawab Ani.

Dalam perjalanan ke kampus, Dina masih tetap memikirkan apa yang diributkan oleh teman sekamarnya. Seumur-umur dia baru mendengar mencuci dengan gaya seperti. Dia merasa seperti orang kurang pergaulan apabila itu ternyata sudah banyak dilakukan orang lain. Orang lain tahu, tapi dirinya tidak tahu. Namun kalau orang lain juga baru tahu, berarti dirinya tidak kudet alias kurang update.

Masalah mencuci terlupakan sejenak karena Dina menghadiri kuliah. Setelah jam pelajaran usai, dia berkirim pesan WA pada Ani apakah dia sudah selesai juga dan mau pulang bersama. Ternyata Ani masih harus menghadiri kuliah tambahan sehingga belum bisa pulang.

Dina tidak mampir ke kantin dulu seperti kebiasaannya, karena dia sudah sangat lelah hari ini. Dia pun menaiki bis yang biasa dia naiki. Agak senggang, jadi dia bisa mendapatkan tempat duduk. Saat sedang duduk tiba-tiba fikirannya melayang ke masalah cuci-mencuci. Tiba-tiba timbul rasa tidak sabar pada dirinya agar cepat sampai ke rumah-kosnya.

Segera setelah tiba di rumah-kosnya Dina langsung mengumpulkan pakaian kotornya. Dimasukannya mereka ke mesin cuci, lalu segera dituang air. Kebetulan mesin cuci yang tersedia ialah bukan yang otomatis, jadi proses perputaran pakaian, air, dan mesin bisa dilihat.

Setelah semuanya siap, dia pun menjalankan mesin cuci. Hanya dalam ukuran kurang dari 1 menit dia melihat air cucian mulai keruh dan makin lama makin keruh. “Mmmmmm ini yang terjadi, padahal deterjen pun belum aku masukan, tapi airnya sudah keruh, artinya air tanpa deterjen memang membersihkan kotoran terlebih dulu,” gumam Dina.

Setelah putaran pertama yang keruh airnya, Dina pun memulai tahap kedua, yaitu memasukan deterjen dicampur air. Penampakan air memang masih keruh, tapi tidak lebih keruh dari putaran pertama. "Pada tahap ini rupanya deterjen mulai menarik sisa dan sebagian kotoran dari dari pakaian, sesuai fungsi deterjen,” Dina berbicara pada dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun