Apa perlu TPS itu ditutup? Untuk menjawab ini perlu pemikiran yang matang. Kalau sampah diangkut dari rumah ke rumah tiap hari, pastinya tidak masalah. Kalau diangkut seminggu sekali?Â
Ada cerita saat saya di kota 021, suatu hari selama 2 minggu petugas sampah tidak ada yang operasi. Hasilnya? Sampah menumpuk sembarangan di berbagai sudut kampung. Ini tentu saja berbahaya untuk warga. Sebabnya sederhana, petugas minta kenaikan biaya pengelolaan sampah, tapi hasil rapat RT RW tidak mengabulkan permintaan itu, hasilnya sampah menggunung di sudut kampung. Bau dimana-mana, lalat berpesta, dan hiiiiii Belatung pun berpesan pora.Â
Akhirnya dengan negosiasi yang alot tercapai kesepakatan bahwa ongkos angkut sampah dinaikkan tapi pelayanan ditingkatkan. Saat itu di tahun 2009 ongkos persampahan tiap rumah dipatok Rp. 45.000 entah kalau biaya sekarang mencapai berapa.
Berapa biaya pengelolaan sampah di kampung sidang pembaca? 60.000? 70.000? Coba kita hitung apakah itu murah atau mahal. Mari kita  bagi angka itu dengan 30 hari. 60.000/30 ketemu angka 2000 saja atau 70.000/30 ketemu angka 2.333 saja. Setuju bila dikatakan itu lebih murah dari ongkos parkir mobil atau sama dengan ongkos parkir motor?
Semua memang ada biayanya, apalagi ini menyangkut kesehatan dan kebersihan bersama. Untuk itu pastinya diperlukan kerjasama yang baik antara petugas persampahan dengan warga. Warga tidak mau berkotor-kotor dengan sampah, ya uangnyalah yang keluar.Â
Wallaahu a'lam.
- Fadjar Setyanto
- Ikatlah ilmu dengan menulis
- www.buku-fadjar.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H