Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yuk Kolaborasi, Suamiku

4 Agustus 2022   09:22 Diperbarui: 4 Agustus 2022   09:26 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Alif sebut saja demikian namanya, seorang pengusaha rumah makan yang sudah lama berkecipung di dunia perumah-makanan, beristrikan seorang istri shalehah, Ibu Nun, sebut saja demikian, seorang hobiis dan pencinta tanaman.

"Dik, sekarang bisnis rumah makan sangat kompetitif dan padat sekali"

"Potensi pelanggan turun mulai terjadi", rasan-rasan Pak Alif pada istrinya.

"Saya usul mas, gimana kalau mas sediakan rak-rak tanaman di rumah makan, nanti masalah tanaman saya yang isi dan rawat."

"Nanti tanaman yang terbaik saya letakkan di rak dan juga sekalian saya kasih harga, siapa tahu ada yang akan membelinya", demikian respon dari Ibu Nun atas keluh kesah sang suami.

"Saya rasa itu ide bagus, dik, baik saya akan minta tukang untuk membuat rak tanaman di rumah makan.

===

Beberapa hari kemudian rak jadi dan siap dihuni oleh tanaman-tanaman ibu Nun. Beberapa tanaman dari harga yang relatif murah dan yang berharga mahal mulai menghuni rak yang disiapkan oleh Pak Alif. Terhitung ternyata ada hampir 20 jenis tanaman mulai menghuni "hotel" tersebut.

Monstera Adansonii (sering disebut Janda Bolong), Rosa (sering disebut Mawar), Sanseivera (sering disebut lidah mertua), Anthurium, Hydrangea, Marigold, Krisan, dan beberapa bunga lainnya, mulai menempati ruangan "hotelnya" masing-masin di rumah makan Pak Alif.

"Wah, dik, jadi keren abis, ya?", kata Pak Alif pada istrinya.

"Iya mas, insya Allah bisa menjadikan suasana yang berbeda dari yang lalu," kata bu Nun pada suaminya,"Semoga ini bisa jadi daya tarik, bahkan kalau ada yang suka tanaman, siapa tahu akan membeli tanaman-tanaman ini, aamiin."

"Aamiin," pak Alif menimpali.

====

Belum lewat hari dari suasana rumah makan di-"upgrade", sudah ada pembeli seorang ibu muda yang tertarik dengan tanaman-tanaman itu. Sambil melihat-lihat tanaman, ibu muda itu ternyata memesan secangkir Cafe Late, dan sepotong roti bakar. Sambil menikmati kopi dan rotinya, ibu itu tidak melepaskan matanya pada tanaman yang ada di "hotel" itu. Dia terkesan sangat menikmati minum kopi dengan ditemani tanaman-tanaman yang cantik itu.

"Pak, saya mau Monstera ini ya?", kata perempuan itu,"Nanti tolong dipacking yang aman ya Pak."

"Baik, ibu", kata pak Alif. Pak Alif sudah terbiasa melihat istrinya mempacking tanaman untuk dikirim via kurir, jadi dengan sangat mudah dia melakukan itu. Apalagi tanaman itu sudah sekalian dengan potnya.

"Alhamdulillah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui", pak Alif berkata dalam hati,"Kopi laku, roti laku, dan tanaman laku, alhamdulillah.

Semenjak saat itu beberapa kali terjadi kejadian yang sama. Pelanggan menikmati hidangan sekalian membeli tanaman.

===

"Dik, ide kamu luar biasa", kata Pak Alif ,"Rumah makan tidak sepi lagi dan omset mulai naik".

"Alhamdulillah", timpal istrinya.

"Mas, tahu nggak kalau kolaborasi Alif dan Nun itu luar biasa?"

"Maksudmu?"

"Dengan adanya Alif dan Nun, maka ada Bu Ani Yudhoyono, Bu Irina Jokowi, Indonesia, dan tim bulu tangkis Indonesia yang memakai nama INA di punggungnya".

Pak Alif bingung.

"Begini loh mas, coba mas tulis dengan huruf Arab :  kata Ani, ada alif dan nun; kata Irina, ada alif dan nun, Indonesia ada alif dan nun, dan tim INA ada alif dan nun."

"Jadi mas, kolaborasi antara Alif dan Nun itu luar biasa mas, hehehehe".

Pak Alif tersenyum melihat polah istrinya dan ia pun bernyanyi ,"Ternyataaaaa aku makin cinta, cinta pada kamuuuuuuu".

=0=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun