Pak Alif sebut saja demikian namanya, seorang pengusaha rumah makan yang sudah lama berkecipung di dunia perumah-makanan, beristrikan seorang istri shalehah, Ibu Nun, sebut saja demikian, seorang hobiis dan pencinta tanaman.
"Dik, sekarang bisnis rumah makan sangat kompetitif dan padat sekali"
"Potensi pelanggan turun mulai terjadi", rasan-rasan Pak Alif pada istrinya.
"Saya usul mas, gimana kalau mas sediakan rak-rak tanaman di rumah makan, nanti masalah tanaman saya yang isi dan rawat."
"Nanti tanaman yang terbaik saya letakkan di rak dan juga sekalian saya kasih harga, siapa tahu ada yang akan membelinya", demikian respon dari Ibu Nun atas keluh kesah sang suami.
"Saya rasa itu ide bagus, dik, baik saya akan minta tukang untuk membuat rak tanaman di rumah makan.
===
Beberapa hari kemudian rak jadi dan siap dihuni oleh tanaman-tanaman ibu Nun. Beberapa tanaman dari harga yang relatif murah dan yang berharga mahal mulai menghuni rak yang disiapkan oleh Pak Alif. Terhitung ternyata ada hampir 20 jenis tanaman mulai menghuni "hotel" tersebut.
Monstera Adansonii (sering disebut Janda Bolong), Rosa (sering disebut Mawar), Sanseivera (sering disebut lidah mertua), Anthurium, Hydrangea, Marigold, Krisan, dan beberapa bunga lainnya, mulai menempati ruangan "hotelnya" masing-masin di rumah makan Pak Alif.
"Wah, dik, jadi keren abis, ya?", kata Pak Alif pada istrinya.