Tentu, kolaborasi dengan petani ini adalah hal yang menarik. Bukankah mereka para petani lah yang paling sering berada atau melewati kawasan tersebut?
Maka sudah seharusnya mereka dilibatkan. Kekhawatiran tadi dapat teratasi, karena justru kini para petani itu lah yang menjadi agen konservasi.
Walaupun demikian, tantangan untuk menjaga ritme semangat dan sense of belonging terhadap Kawasan Konservasi Saninten ini juga menjadi tantangan, dalam artian Kawasan Konservasi ini bukan lah milik satu atau dua pihak saja, tapi ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya.Termasuk bagi para pembaca sekalian, mengapa kemudian tulisan ini hadir di antara kita, bukan semata-mata untuk menyombongkan akan kehadiran Kegiatan Konservasi ini, tetapi justru untuk mempertahankan kepedulian kita tentang konservasi.
Salah satu caranya adalah dengan menciptakan ruang dimana masyarakat bisa berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan potensi masing-masing. Seperti para petani dalam program Sekop Seni, CSR Pertamina AFT Husein Sastranegara percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menjadi agen konservasi.
Dengan demikian, indukan Saninten yang berada di ketinggian 1400 mdpl di Desa Suntenjaya tidak akan berdiri sendirian, karena puluhan tahun kedepan, anakan Saninten ini akan membersamai induknya. Ini merupakan investasi masa depan, investasi dalam mempertahankan keanekaragaman hayati, sehingga jumlah pohon Saninten di Jawa Barat dapat bertambah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H