Mohon tunggu...
GoneGone
GoneGone Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tukang Ketik

Menulis, Membaca, Berpetualang dan Bercinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga si Kupu-kupu dan Pria Tampan

1 Februari 2023   01:01 Diperbarui: 1 Februari 2023   01:04 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Untuk apa?"

"Karena aku tahu, banyak yang kamu sembunyikan. Ceritakan padaku semua rahasiamu, Bungaku." 

Bunga memakai pakaiannya. Kembali duduk di pangkuan Pria Tampan dengan tatapan penuh tanya. "Saya tidak mahir bercerita, Tuan. Saya bukan pendongeng, saya pelacur!" 

"Kalau begitu, berhentilah melacur dan jadilah pendongeng." 

Bunga bergeleng, dia beranjak menjauh dari pria tampan tak biasa itu. Dia tidak percaya atas apa yang baru saja didengarnya. Siapa pria ini? Seseorang yang baru dua kali mengencani, tiba-tiba berani memintanya berhenti menjual diri. 

"Jadilah pendongengku, Bunga. Aku akan menikahimu!" 

Bunga terus bergeleng. Dia meraih tas dan ponselnya, lalu berlari keluar pintu. 

*

Malam ke tiga. Pria tampan kembali ke tempat biasa berbasa-basi, tapi ia tak melihat Bunga di sana. Malam ke empat, ia kembali tapi masih tak menemukan Bunga. Hingga malam ke sepuluh ia kembali, tapi tetap tak ada tanda-tanda keberadaan kupu-kupunya. 

Si Pria Tampan teramat kesal. Menunggu adalah satu-satunya hal yang ia anggap menyiksa. Setidaknya ia butuh stok kesabaran puluhan kali lipat, dan itu hanya demi seorang penjual kelamin yang bahkan punya banyak nama.

Pria tampan patah hati. Ia frustrasi. Kini, mejanya dipenuhi beberapa botol minuman beralkohol tinggi. Sendiri. Nyaris tak sadarkan diri. Si Pria Tampan tahu pasti, sekarang ia benar-benar mabuk untuk pertama kali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun