Mohon tunggu...
Fadil M
Fadil M Mohon Tunggu... Lainnya - Panggil saja begitu

Dewasa itu pilihan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Pola Individu Manusia Berperilaku dalam Kelompok Organisasi

30 September 2021   22:05 Diperbarui: 1 Oktober 2021   07:52 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : wallpaperflare.com

Hai, Assalamualaikum


Berbicara mengenai pola perilaku manusia bersosialisasi dalam sebuah organisasi tidak akan pernah lepas dari bagaimana manusia itu tumbuh dan berkembang dari lingkup terkecil tempat dimana ia memahami konsep dasar sebuah hubungan berbagai arah dengan antar sesama manusia.


Pola perilaku manusia juga akan selalu menjadi topik yang selalu berkembang menyesuaikan bagaimana perkembangan dari berbagai aspek yang berkaitan langsung dengan manusia itu sendiri, baik itu segi internal maupun eksternal manusia itu sendiri, terutama unsur sosial serta budaya dimana manusia itu tinggal.

Dalam artikel kali ini, pembahasan pola perilaku individu manusia dalam bersosialisasi dalam sebuah organisasi akan menjadi topik yang berusaha diangkat kekhalayak umum dimulai dari hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya pola tersebut, kemudian bagaimana penyesuaian yang ada dalam prosesnya, hingga bagaimana perkembangan pola individu dalam berorganisasi saat ini. Berikut secara lengkap penjelasannya.

Perilaku individu manusia memiliki karakteristik yang khas yang dapat membedakan antara manusia satu dengan lainnya, salah satunya dipengaruhi oleh faktor biologis, kemampuan, serta persepsi dan sikap dari individu tersebut.

Berbicara mengenai biologis, tentu saja kita akan membicarakan bagaimana manusia terbentuk secara genetika yang dia bawa dari masing-masing individu keturuan, pola biologis ini mencakup aspek yang paling alami dan paling awal terbentuknya. 

Karena dapat dikatakan, aspek biologis itu terbentuk dari saat manusia tersebut lahir ke dunia, dan hal genetika tersebut meliputi karakter badan seperti perawakan wajah, tinggi badan, serta daya tangkap dalam berfikir. Yang mana semuanya sangat berdampak pada bagaimana manusia tersebut dapat menyesuaikan pola perilakunya dalam bersosialisasi di sebuah organisasi.

Lalu selanjutnya adalah kemampuan, dalam faktor kemampuan ini perilaku manusia ditentukan dari perkembangan yang bersifat kausalitas, atau terbentuk dari adanya sebuah reaksi manusia terhadap penyesuaiannya di dalam sebuah lingkup organisasi. Dimana hal tersebut dapat dilihat dari kapasitas bagaimana manusia itu melaksanakan berbagai tanggung jawab yang dimilikinya.

Kemudian ada persepsi manusia, persepsi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses bagaimana manusia memperhatikan pola yang terjadi dilingkungan sekitarnya, hal itu juga mencakup bagaimana manusia menyeleksi, mengorganisasikan, dan juga menafsirkan hal-hal diluar kebiasaan dirinya.

Dan terakhir ada sikap (attitude), yaitu didefinisikan sebagai sebuah kesiapan manusia baik dari segi mental dan juga spiritual manusia itu sendiri yang mengikuti bagaimana individu itu bertindak berdasar pada situasi yang saat itu dihadapinya. Sikap individu dalam berperilaku disebuah organisasi akan menentukan berbagai hal dalam kesehariannya menjalani organisasi tersebut.

Semua aspek yang mempengaruhi karakteristik individu dalam organisasi itu kemudian juga akan berbeda perkembangannya, dan menurut Thoha hal tersebut juga bukan tanpa sebab. Adapun beberapa sebab menurutnya antara lain.

Pertama kemampuan kemampuan tersebut sifatnya beragam, dan tidak pernah sama secara spesifik meskipun individu tersebut memiliki silsilah keturuan yang sama, output yang dihasilkan tentunya akan berbeda. Hal tersebut juga yang menjadikan keunikan dari pola individu manusia itu dikemudian hari.

Selanjutnya adalah motivasi atau bisa dikatakan kebutuhan setiap manusia akan berbeda dan selalu berkembang setiap saat. 

Perilaku itu umumnya didorong oleh serangkaian kebutuhan, yaitu beberapa pernyataan dalam diri seseorang (internal state) yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai objek atau hasil. Orang berpikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.

Setelah membahas secara mendasar bagaimana perilaku individu dalam berorganisasi, selanjutnya perilaku tersebut akan berkembang menjadi sebuah perilaku kelompok didalam sebuah lingkup organisasi, dan hal itu terjadi akibat dari berbagai karakteristik yang beragam dari setiap individu di dalam kelompok tersebut.

Sebelum membahas bagaimana perilaku kelompok dalam organisasi, perlu dipahami juga secara definisi apa itu perilaku kelompok. perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang dilakukakan oleh seorang individu dengan yang lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari setiap individu dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

Perilaku kelompok didefinisikan dalam dua sudut pandang, yaitu berbentuk kelompok formal (formal group), ataupun merupakan kelompok informal (informal group). Perbedaan diantaranya terletak dalam fungsi manajerialnya dan juga pola kepemimpinan dalam menajalankan setiap fungsinya masing-masing.

Kelompok formal lebih sering dianggap sebagai bentuk kelompok yang bersifat kaku dan berpaku pada aturan-aturan yang sangat ketat yang telah dibuat berdasarkan pola kepemimpinan dalam kelompok itu sendiri. Sedangkan kelompok informal lebih condong kepada aturan yang didasarkan pada kesamaan pemikiran, kebiasan, serta keinginan dalam kelompok tersebut.

Perilaku kelompok yang kaitannya dengan sikap kepemimpinan yang ada akan mempengaruhi banyak hal dalam kelompok tersebut menggerakan organisasinya. Dan dalam sebuah sikap kepemimpinan itu akan melahirkan sebuah pola kekuasaan yang mengatur bagaimana kelompok itu berperilaku, baik itu dari segi kelompok formal maupun kelompok informal.

Arthur Schopenhauer, menjelaskan tentang arti kekuasaan dari segi kemanusiaan, menurutnya sumber kekuasaan tidaklah datang dari kekuatan yang transenden, melainkan berada dalam diri manusia, yaitu kehendak (will). 

Tambahnya, hanya ada satu kebenaran yang pasti di balik kenyataan, yaitu berbagai pertarungan yang terus menerus, yang penuh gairah dari kehendak manusia, yang kehendak tersebut sangat sulit untuk dihindari. 

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat dipahami bahwa kekuasan merupakan karakter khas manusia untuk bisa berbuat sesuatu yang lain dari pada yang lain dalam proses interaksinya terhadap kelompok yang dimilikinya.

Begitulah penjelasan tentang pemahaman bagaimana pola individu dan juga kelompok dalam lingkup organisasi secara menyeluruh, hal-hal tersebut akan selalu berkembang setiap saat karena sejatinya sifat dasar manusia yang akan selalu merespons setiap hal yang baru dalam hidupnya, terutama hal-hal yang berkaitan dengan pola sosialisasi dimanapun dia berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun