Semua aspek yang mempengaruhi karakteristik individu dalam organisasi itu kemudian juga akan berbeda perkembangannya, dan menurut Thoha hal tersebut juga bukan tanpa sebab. Adapun beberapa sebab menurutnya antara lain.
Pertama kemampuan kemampuan tersebut sifatnya beragam, dan tidak pernah sama secara spesifik meskipun individu tersebut memiliki silsilah keturuan yang sama, output yang dihasilkan tentunya akan berbeda. Hal tersebut juga yang menjadikan keunikan dari pola individu manusia itu dikemudian hari.
Selanjutnya adalah motivasi atau bisa dikatakan kebutuhan setiap manusia akan berbeda dan selalu berkembang setiap saat.Â
Perilaku itu umumnya didorong oleh serangkaian kebutuhan, yaitu beberapa pernyataan dalam diri seseorang (internal state) yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai objek atau hasil. Orang berpikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.
Setelah membahas secara mendasar bagaimana perilaku individu dalam berorganisasi, selanjutnya perilaku tersebut akan berkembang menjadi sebuah perilaku kelompok didalam sebuah lingkup organisasi, dan hal itu terjadi akibat dari berbagai karakteristik yang beragam dari setiap individu di dalam kelompok tersebut.
Sebelum membahas bagaimana perilaku kelompok dalam organisasi, perlu dipahami juga secara definisi apa itu perilaku kelompok. perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang dilakukakan oleh seorang individu dengan yang lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari setiap individu dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Perilaku kelompok didefinisikan dalam dua sudut pandang, yaitu berbentuk kelompok formal (formal group), ataupun merupakan kelompok informal (informal group). Perbedaan diantaranya terletak dalam fungsi manajerialnya dan juga pola kepemimpinan dalam menajalankan setiap fungsinya masing-masing.
Kelompok formal lebih sering dianggap sebagai bentuk kelompok yang bersifat kaku dan berpaku pada aturan-aturan yang sangat ketat yang telah dibuat berdasarkan pola kepemimpinan dalam kelompok itu sendiri. Sedangkan kelompok informal lebih condong kepada aturan yang didasarkan pada kesamaan pemikiran, kebiasan, serta keinginan dalam kelompok tersebut.
Perilaku kelompok yang kaitannya dengan sikap kepemimpinan yang ada akan mempengaruhi banyak hal dalam kelompok tersebut menggerakan organisasinya. Dan dalam sebuah sikap kepemimpinan itu akan melahirkan sebuah pola kekuasaan yang mengatur bagaimana kelompok itu berperilaku, baik itu dari segi kelompok formal maupun kelompok informal.
Arthur Schopenhauer, menjelaskan tentang arti kekuasaan dari segi kemanusiaan, menurutnya sumber kekuasaan tidaklah datang dari kekuatan yang transenden, melainkan berada dalam diri manusia, yaitu kehendak (will).Â
Tambahnya, hanya ada satu kebenaran yang pasti di balik kenyataan, yaitu berbagai pertarungan yang terus menerus, yang penuh gairah dari kehendak manusia, yang kehendak tersebut sangat sulit untuk dihindari.Â