Mohon tunggu...
Fadilla Nurfi Azzahrin
Fadilla Nurfi Azzahrin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Cara Menghadapi Duck Syndrome, Berpura-Pura Bahagia di Balik Masalah yang Dihadapi

18 Oktober 2022   19:05 Diperbarui: 18 Oktober 2022   20:01 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenali kapasitas diri, jangan melakukan sesuatu di luar kemampuan

Menggunakan refleksi metakognitif yang dipandu dan intervensi yang mendukung (seperti menciptakan seni untuk berbicara melalui perasaan gagal, menulis, dan saling

mendukung), mereka belajar bahwa kesalahan adalah bagian dari proses yang dapat membantu mengurangi hasil negatif. Membingkai ulang tantangan dan kegagalan. Apabila secara terus menerus belum bisa mencapai target dan apa yang ingin dicapai, mulailah untuk menurunkan standar. 

  1. Meluangkan waktu untuk berelaksasi agar bisa mengurangi tekanan

Luangkanlah waktu dalam seminggu untuk berelaksasi dengan diri sendiri bisa dengan menonton film, jalan-jalan, mendengarkan musik, atau apapun yang disenangi. 

  1. Belajar untuk mencintai diri sendiri

Cintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Terlihat mudah didengar namun masih banyak yang sulit untuk melakukan. Belajar untuk mencintai diri sendiri akan membawa ketenangan, kedamaian, merasa bangga. Salah satu kunci seseorang tetap bahagia adalah dimulai dengan mencintai diri sendiri. 

  1. Fokus terhadap pencapaian diri sendiri

Berhentilah membandingkan diri dengan orang lain, terutama dengan sosial media merupakan tempat yang paling menipu. Karena semua orang akan menampilkan sesuatu yang terbaik, sehingga hal tersebut membuat kita terbawa untuk bisa menjadi seperti mereka. Hal tersebut akan memperparah keadaan, maka tetaplah bersyukur dan fokus terhadap diri sendiri.

Perlu diingat bahwa kondisi duck syndrome ini belum diakui secara resmi menjadi salah satu gangguan mental namun hanya gejala atau sindrom. Meskipun mungkin ada beberapa hal yang terjadi dalam hidup yang kita sendiri tidak mampu untuk mengendalikannya, masih ada banyak hal-hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mengelola berbagai tekanan yang dialami dari hari ke hari. 

Kasus yang terjadi pada gadis Medison menggambarkan bahwa duck syndrome sangat membutuhkan perhatian karena dengan berpura-pura baik saja akan membuat seseorang menjadi lebih cemas, depresi, tidak percaya dengan kemampuan pada diri sendiri. Apabila tidak ditangani, duck syndrome ini bisa menjadi depresi berat hingga melakukan hal yang membahayakan diri sendiri seperti self harm dan suicide. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun