Mohon tunggu...
Fadilla Nurfi Azzahrin
Fadilla Nurfi Azzahrin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Cara Menghadapi Duck Syndrome, Berpura-Pura Bahagia di Balik Masalah yang Dihadapi

18 Oktober 2022   19:05 Diperbarui: 18 Oktober 2022   20:01 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus Medison mirip dengan kasus Tegar Sinar Ramadhan mahasiswa UGM pada bulan lalu tepatnya hari Sabtu, 8 Oktober 2022 sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka melakukan yang terbaik untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi tanpa terlihat dari luar. Mereka sebenarnya jatuh bangun agar permasalahan yang ada dan dialami dapat cepat teratasi dengan baik. 

Dari penampilannya masih terlihat lincah dan ceria tanpa beban. Akan tetapi, apabila kondisi tersebut terus diulangi dikhawatirkan akan mempengaruhi dari hasil kinerja atas apa yang dilakukan nantinya. 

Mereka selalu dihantui oleh rasa takut yang terus-menerus, menghadapi hambatan yang tidak disadari dan tidak dapat menemukan solusi untuk masalah mereka.

Duck syndrome memang belum diakui sebagai gangguan mental. Namun, jika kondisi ini dirasakan dan disertai dengan gejala lain, seperti merasa panik dan cemas, maka tentunya perlu ditangani dengan serius. 

Kondisi seperti ini terasa seperti terjebak dalam lingkaran setan dan mungkin sulit untuk melihat bagaimana tekanan tersebut bisa berakhir dan masalah kesehatan mental dimulai. Berikut tanda-tanda seseorang mengalami gejala duck syndrome :

  1. Tidak jelas dan bisa menyerupai gangguan mental lain, seperti depresi dan gangguan cemas

  2. Sering membandingkan diri dengan orang lain

  3. Menganggap dirinya sedang diperhatikan atau diamati dan diuji sehingga berusaha untuk menunjukan kemampuan yang dimiliki dengan sebaik mungkin

  4. Sering mengalami susah tidur, pusing, dan sulit untuk berkonsentrasi

  5. Merasa bahwa hidup orang lain sangat sempurna dan lebih baik

  6. Tertekan secara mental, tetapi memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja di depan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun