Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwasannya guru-guru yang sudah berusia diatas 50 tahun tetap memakai atau menggunakan media pembelajaran. Ini berarti guru-guru diatas 50 tahun masih memberikan inovasi dalam sebuah pembelajaran. Data ini dapat terlihat seperti halnya data kuesioner diatas, sebanyak 6 responden (26.1%) setuju dan 5 orang responden (21.7%) sangat setuju.Â
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa ada sekitar 6 orang responden (26.1%) yang merasa setuju dan 3 orang responden (13%) merasa sangat setuju bahwa guru diatas 50 tahun sering meninggalkan kelas karena sakit, sejalan dengan Skripsi Deby Millanti Dengan judul : Pengaruh Usia Produktif Guru Terhadap Semangat dan Disiplin Mengajar di SD Negeri 18 Kota Bengkulu. Di dalam skripsi ini dilakukan pula wawancara kepada guru yang berusia 50-59 tahun dan hasil wawancara menunjukan bahwa di rentang usia 50-59 tahun sang guru menjadi cepat lelah dan sering sakit-sakitan sehingga membuat sang guru ini menjadi sering tidak masuk kelas.
 Dari banyaknya saran responden terhadap pembelajaran yang dilakukan guru diatas 50 tahun, terdapat banyaknya saran agar guru diatas 50 tahun lebih banyak berinteraksi dengan siswa dan juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar suatu pembelajaran itu tidak terasa membosankan. Lalu diharpkan pada guru untuk memaksimalkan media terkini atau teknologi terkini, karena pada dasarnya guru harus bisa mengikuti perubahan zaman.Â
B. Hasil wawancaraÂ
Wawancara yang penulis lakukan yaitu kepada seorang guru sekolah dasar (SD) yang sudah berusia diatas 50 tahun. Beliau sudah menjadi guru SD itu sekitar 20 tahun, ini berarti banyak pengalaman yang sudah beliau lewati selama belajar mengajar ini. Pada wawancara ini penulis menanyakan perihal "apakah usia itu berpengaruh terhadap kinerja seorang guru?"
 1. Menurut ibu apakah faktor U atau faktor usia itu berpengaruh terhadap kinerja guru?Â
" Pengaruh sekali, kalau waktu masih gadis itu semangat, tetapi dalam kondisi sekarang ini yang dirasakan khususnya dalam memeriksa itu cepat lelah, cepat ngantuk. Jadi pengennya kalau sudah meriksa itu relaksasi terlebih dahulu seperti mencari hiburan, setelah itu baru memeriksa lagi. Kalau untuk mengajar itu masih tetap semangat tidak akan membeda-bedakan cuman dalam memeriksa tugas sekarang itu agak lambat, tidak seperti pada zaman gadis yang semangatnya menggebu-gebu."
 Teori yang dapat memperkuat bahwasannya usia itu mempengaruhi kinerja guru adalah artikel dari Sari, Y. M. (2021). Dengan judul Pengaruh Usia Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Di SMK Negeri 3 Banjarbaru. Hasil penelitian memberikan tanggapan pegawai tenaga kependidikan pada Sekolah Menengah kejuruan Negeri tiga Banjarbaru perihal usia terhadap kinerja menyampaikan tanggapan sangat sepakat sebesar 54% dan usia berpengaruh terhadap kinerja pegawai energi kependidikan di SMK Negeri tiga Banjarbaru yg berafiliasi dengan administrasi, hal ini terbukti dari yang akan terjadi uji t buat variabel usia (X) yang memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,033 < 0,05 maka H1 ditolak. dan didukung oleh hasil perhitungan (Rsquare) ialah sebesar 0,326 atau 32,6%. sehingga bisa disimpulkan bahwa naik turunnya variabel terikat yaitu kinerja pegawai (Y) dipengaruhi sang variabel bebas usia (X) sebesar 32,6%, sedangkan sisanya 67,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.Â
2. Apakah ibu sendiri telah memaksimalkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Terhadap pembelajaran?