PENGARUH USIA GURU YANG SUDAH DIATAS 50 TAHUN TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR (STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL)
 Penulis : Fadillah Manda Permata 1 , Khansa Aulia Riswana 2 Mellyana Dwi Fatmawati 3Â
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah DasarÂ
Email : fadillahmanda@upi.edu, khansaauliarsn@upi.edu , mellyanadwif@upi.edu
 AbstrakÂ
Usia merupakan faktor penting bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah usia itu berpengaruh pada proses belajar mengajar guru. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Sampel dari penelitian ini sebanyak 23 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket serta wawancara. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwasannya usia ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan guru untuk mengajar. Usia juga menjadi salah satu "faktor penghambat" dalam proses belajar mengajar. Hal ini terbukti bahwasannya guru diatas 50 tahun kesulitan utuk mengerti dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam proses belajar mengajar mereka. Di usia 50 tahun ke atas bukan hanya pengetahuan yang sedikit menurun akan tetapi usia juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Tidak sedikit guru yang meninggalkan kelas dikarenakan guru tersebut sakit. Usia produktif / pensiun seorang guru adalah di usia 60 tahun, maka dari itu pada usia 50 tahun sangat memungkinkan bahwa guru memiliki penurunan kualitas pada proses belajar mengajar.Â
Kata Kunci : Pengaruh usia, guru, belajar mengajar, 50 tahun keatas.
AbstractÂ
Age is an important factor for the ongoing process of teaching and learning. This study aims to determine whether age has an effect on the teacher's teaching and learning process. This study uses a descriptive method and uses a qualitative approach. The sample of this research is 23 respondents. Data collection techniques using questionnaires as well as interviews and documentation. In this study it can be seen that this age is very influential on the continuity of teachers to teach. Age is also one of the "inhibiting factors" in the teaching and learning process. It is proven that teachers over 50 years of age have difficulty understanding and developing science and technology (IPTEK) in their teaching and learning process. At the age of 50 and over, not only does knowledge decrease slightly, but age also affects physical health. Not a few teachers who leave the class because the teacher is sick. The productive age/retirement of a teacher is at the age of 60, therefore at the age of 50 it is very possible that the teacher has a decrease in the quality of the teaching and learning process.Â
Keywords : Influence of age, teachers, teaching and learning, 50 years and overÂ
Pendahuluan
 Guru merupakan orang tua kedua kita disekolah, guru sangat berperan penting bagi kelancaran sebuah pembelajaran karena merekalah yang memberikan anak didiknya ilmu dan pengetahuan yang luas. Seorang guru haruslah memperhatikan juga kualitas dirinya sebagai tenaga pendidik saat proses belajar mengajar. Karena pada hakekatnya Pendidikan merupakan sarana utama di dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dalam dunia pendidikan seorang guru harus bisa "mempengaruhi" peserta didiknya dalam upaya membantu peserta didik agar peserta didik lebih mampu memahami materi apa yang guru itu ajarkan. Oleh karena itu, di dalam kelas, guru harus mampu berinteraksi dengan siswa. Selanjutnya, interaksi antara guru dan siswa selama pembelajaran kelas membutuhkan perencanaan program yang cermat. Seperti halnya, guru juga mempunyai kompetensi dasar yang harus selalu dijunjung tinggi. Kompetensi yg wajib dimiliki sang seseorang guru buat mengaktualisasikan dirinya sebagai pendidik terangkum dalam empat kompetensi dasar seseorang guru, seperti tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi guru tersebut sebagai tuntutan menjadi seseorang pengajar bisa berkecimpung pada tengah-tengah perkembangan zaman. Dengan kompetensi ini diharapkan pada setiap tenaga pendidik pada proses pembelajaran untuk selalu memperhatikan apa yang akan disampaikan kepada para siswa, para tenaga pendidik juga harus mampu membaca situasi yang ada pada kelasnya. Akan tetapi bagaimana dengan guru sekolah dasar (SD) yang sudah berusia 50 tahun ke atas? Akankah mereka memiliki kualitas pengajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar contohnya seperti kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Seperti yang kita ketahui bahwasannya usia produktif/ pensiun seorang guru ialah dibatas usia 60 tahun. Maknanya guru SD yang sudah berusia 50 tahun keatas akan cepat pensiun. Dengan batasan waktu itu ini berarti sangat memungkinkan seorang guru SD mengalami penurunan kualitas pembelajaran dikelas. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah pada usia 50 tahun keatas para guru memiliki kualitas pembelajaran yang kompeten dan juga penulis ingin mengetahui hambatan yang dapat terjadi pada guru yang sudah berusia 50 tahun keatas. Contoh hambatan yang mungkin terjadi pada guru SD yang sudah berusia 50 tahun ke atas adalah pembelajaran di kelas yang monoton, kurang memiliki kemampuan teknologi dan gaya mengajar yang sudah tertinggal zaman. Usia atau umur memang merupakan indikator yang besar untuk keberlangsungan sebuah belajar mengajar, disini dapat terlihat jelas bahwa seiring berjalannya usia banyak hambatan-hambatan yang mungkin terjadi pada saat proses belajar mengajar. Dengan begitu diharapkan pula kepada tenaga pendidik itu mengevaluasi diri dan terus menerus mempelajari cara belajar untuk setiap masa. Karena tidak dapat kita pungkiri bahwasannya teknologi sudah berkembang dan sekarang proses pembelajaran juga dapat diakses melalui teknologi. Dari penelitian ini diharapkan kepada tenaga pendidik ataupun calon tenaga pendidik untuk selalu update diri dan harus menyesuaikan dengan tuntutan zaman entah dari segi perkembangan sosial maupun perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi (IPTEK). Diharapkan pula untuk tenaga pendidik untuk tidak menutup diri artinya tidak mau untuk mrngikuti perkembangan zaman, ini salah satu faktor yang menyebabkan guru itu gaptek dan membuat suasana pembelajaran itu menjadi tidak menyenagkan atau monoton. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. E.Mulyasa. (2007)Â
Metode PenelitianÂ
Jenis dan Sumber DataÂ
Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat atau deskripsi. Sumber data merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan ketika memutuskan bagaimana mengumpulkan data. Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah data penelitian yang berasal langsung dari sumber aslinya,. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber yang ada. Data diperoleh dari perpustakaan, dokumen, buku akademik, makalah penelitian, makalah akademik, catatan kuliah, dan sumber dokumen yang berkaitan dengan Kualitas Pengajaran Pada Guru SD yang Sudah Berusia Diatas 50 Tahun.Â
Populasi dan SampelÂ