Mohon tunggu...
Fadillah MandaPermata
Fadillah MandaPermata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa yang kini tengah menempuh pendidikan di UPI kampus CIbiru. Saya menyukai hal-hal yang bersifat memperjuangkan hak wanita, kesetaraan gender, dan menyuarakan anti kekerasan seksual. " Don't scared, be scared girl "

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hasil Analisis Tingkat Kepercayaan Milenial terhadap Kinerja Kepolisian 2022

15 Desember 2022   19:03 Diperbarui: 15 Desember 2022   19:20 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) merupakan lembaga penegak hukum  memiliki tugas pokok yang tertera pada UU NO.2 Tahun 2002 yaitu penegakan hukum, menajaga kemanan dan ketertiban masyarakat, dan melayani serta mengayomi masyarakat dalam menangani masalah sosial. Dikenal sebagai penegak hukum yang dekat dengan situasi masyarakat, membuat POLRI di negara ini menjadi sesuatu yang diharapkan kehadirannya untuk membantu masyarakat.

Dalam menjalankan tugas pokoknya POLRI menjadi sorotan dalam setiap aksinya, aksinya yang kian menuai kontroversi membuat masyarakat bertanya -tanya tentang peran POLRI dalam lini masyarakat. Dalam survey litbang kompas, penurunan citra polisi merosot tajam terjadi di bulan Juni-Oktober 2022. Angka citra positif POLRI mencapai 65,7% pada bulan Juni hingga merosot tajam menyentuh angka 43,1%. Survey tersebut diikuti 1.200 responden yang meilbatkan 34 provinsi. Penurunan tersebut menjadi cermin bagi POLRI untuk segera memperbaiki kinerja POLRI di dalam Institusi maupun di luar institusi.

Fenomena tersebut tak lain dengan adanya kasus internal POLRI dan kasus yang melibatkan anggota POLRI mencuat ke publik, tersebar kebohongan dan perilaku negatif yang menggemparkan masyarakat. terutama pada situasi kepolisian tahun 2022 dimana terbongkarnya kasus-kasus besar yang menyangkut petinggi kepolisian.( Kompas TV, 24 Agustus 2022)  menyatakan “Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rapat Komisi II DPR bahwa Irjen Ferdy Sambo diduga merencanakan penembakan atas Brigadir J dan diketahui oleh istrinya Putir Candrawathi dan ajudannya Bharada E.”

Kasus tersebut awal terbukanya betapa malangnya pengurus jajaran kepolisian Indonesia bagaimana tidak, seorang perwira tinggi bisa melakukan perbuatan yang melanggar hukum, hak asasi manusia, kode etik polisi dan menodai institusi polri sendiri. Tak hanya melibatkan perwira tinggi namun para ajudan tak luput dari kasus yang menyeret atasannya, saling membantu menutupi kesalahan sang perwira.

Tak sampai disitu ( CNN Indonesia,  17 Oktober 2022) menyatakan                “ Informasi terkait penangkapan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa terikait kasus peredaran narkoba jenis sabu seberat 3,3 kg .” (Kompas TV, 11 Oktober 2022) menyatakan “ Tragedi Kanjuruhan melibatkan oknum kepolisian terkait perintah gas air mata yang dipertanyakan masyarakat luas, sesuai aturan FIFA melarang hal tersebut dan pengkondisian polri terhadap anarkis suporter yang dinilai tidak tanggap. “

Kejadian diatas menjadi rentetan kasus yang menodai institusi polri dibawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kepercayaan masyarakat kian menurun terbukti masyarakat yang terus mengawal kasus-kasus diatas agar membuahkan keadilan yang sepatutnya, dimana cacian, kritik, dan kekecewaan dilontarkan kepada jajaran POLRI.. POLRI sebagai lembaga penegak hukum namun belum berhasil menegakkan keadilan di internal POLRI,  hingga keraguan muncul di benak masyarakat, apakah POLRI dinilai efektif untuk mngemban tugas dalam memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan terhadap masyarakat

Generasi milenial pun kian mencecar institusi polri di media sosial, yang akan dibahas dalam penelitian nanti bagaimana respon kepercayaan  milenialis terhadap institusi polri dan partisipasi mereka dalam pengawalan kasus polri untuk mencapai sebuah titik keadilan bagi semua lapisan masyarakat.Apakah polri mengambil langkah besar untuk membersihkan institusi, saran serat kritik yang dilontarkan mestinya menjadi cerminan. Membangun komunikasi lebih baik serta turun langsung bersentuhan dengan masarakat dan mengabaikan gaya hidup hedonis polri untuk pengayoman masyarakat yang lebih nyata untuk terbangunnya rasa kepercayaan yang seharusnya.

 

METODE PENELITIAN

a. Jenis dan Metode Penelitian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun