Mohon tunggu...
fadilla zennifa
fadilla zennifa Mohon Tunggu... -

jika uang masih berkuasa takkan ada yang namanya damai. jika uang membuat orang terhormat maka korupsi tetapkan menjadi pekerjaan primadona jika uang dianggap tinggi daripada ilmu maka kebodohan akan terus berceceran.. 10 tahun lagi aku akan mendirikan sekolah. sekolah tempat anak-anak yang benar-benar ingin belajar bukan sekedar mencari nilai, sekolah tempat orang-orang cerdas dipinggirkan menjadi membanggakan sekolah tempat anak-anak idiot menjadi jenius sekolah tempat anak-anak autis dapat bangga dengan ciri mereka sekolah tempat orang-orang yang jujur dapat mengembangkan bakatnya.. agar dunia tahu.. uang bukanlah segalanya harta bukanlah segalanya tapi iman cinta ilmu dan kekreatifan yang merupakan penguasa amiin

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemuda Jepang Ngapain Saja?

8 April 2018   09:40 Diperbarui: 8 April 2018   09:59 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo kompasieners ! Ayo siapa yang menyukai hal yang berbau Jepang, silahkan merapat. Jepang sangat terkenal dengan budaya pop culture dan teknologinya. 

Dari segi populasi, Jepang masih kalah dengan jumlah penduduk di Indonesia. Dengan jumlah penduduk 127,255,541  jiwa pada tahun 2018 menempatkan Jepang berada di peringkat 10 penduduk terbanyak di dunia, sedangkan Indonesia tetap duduk di posisi 4 dengan jumlah populasi sebesar 266,794,980.

Hal ini tentu menarik untuk dibahas, karena berdasarkan data [1,2]  usia median penduduk Jepang adalah 46 sedangkan di Indonesia usia mediannya adalah 28 tahun. Nah kalau begitu, para pemuda Jepang ini ngapain aja sih?

Masyarakat Jepang di dunia maya

Berbeda dengan Indonesia yang menempatkan facebook sebagai media sosial yang paling banyak digunakan[3], Jepang menjadikan twittersebagai media sosial yang paling banyak digunakan oleh pemuda di usia sekitar 30 tahun. Penggunaan twitter ini mulai menjadi tren di negara Jepang sejak tahun 2014, hingga kini.

dokpri
dokpri
Penggunaan sosial media dalam persentase populasi  [4]

Jadi kalau kalian mau kenalan atau berinteraksi dengan orang Jepang, coba aja deketin dengan menggunakan twitter. hehehe

Sangat menjunjung tinggi privasi baik di dunia nyata ataupun di dunia maya

Salah satu tantangan bagi content creator yang ada di Jepang adalah perihal privasi. Setiap akan melakukan pengambilan gambar, kita harus minta izin dulu. Kamera di Jepang tidak ada yang tidak menggunakan suara. Sekali photo "cetek" akan berbunyi. Bukan karena Jepang tidak mampu mengaktifkan modus silent, tapi memang sudah jadi kesepakatan tidak tertulis untuk mencegah adanya stalker.  

Jadi kebiasaan dari para pemuda Jepang biasanya mereka mengambil foto untuk disimpan saja, tanpa di publish. Menurut pendapat penulis, hal ini dikarenakan mereka berpikir terlalu ribet bila harus bertanya kesetiap orang hanya untuk mempublish satu foto.  Salah satu pemuda Jepang yang saya tanyakan berkata:

"Saya merasakan tingkat penjagaan privasi di negara saya ini terlalu berlebihan, sehingga membuang waktu dan menyulitkan gerak. " Cewe, 38 tahun.

Karena kalau kalian asal upload kalian bisa dituntut loh! 

Tapi perlu dicatat, meskipun peraturan privasi amat sangat ketat, hal ini tidak mencegah pemudanya untuk beraktifitas di dunia maya. Bisa dilihat dari tingkat perbandingan download/upload  di Jepang nyaris 1:1 (21.09 Mbps/23.79 Mbps), sedangkan indonesia 2:1 (7.38 Mbps/3.89 Mbps) [7,8]. Apakah ini artinya orang Indonesia lebih gemar download? entahlah .  

Bagaimana dengan dunia nyata?

Saat ini Jepang sedang aktif-aktifnya mengadakan kegiatan untuk pemuda yang bertemakan "pemimpin global". Hal ini dilakukan salah satunya untuk memperminim budaya "diam" a.k.a "pasif" yang mereka miliki. (sudah dibahas di Cara Jepang Pacu Sikap Kritis Pelajar.

Salah satu pemuda Jepang menyatakan :

"Menurut pendapat saya, orang Jepang harusnya mulai menghilangkan sikap pemalu. Lebih baik mengutarakan pendapat yang ada daripada terjadi salah paham yang dapat memperburuk kegiatan. Mungkin tujuannya untuk mencegah konflik. Namun yang ada malah memperluas celah salah paham" Cowo, 15 tahun.

Salah satu kegiatan di Universitas negeri Jepang (koleksi pribadi)
Salah satu kegiatan di Universitas negeri Jepang (koleksi pribadi)
  Sumber bacaan: 1   2   3  4   5 6 7 8  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun