1. Perkembangan Awal
Pada awalnya, pemikiran Murjiah mendapatkan dukungan di kalangan komunitas Muslim yang lebih moderat. Ide-ide mereka mengenai toleransi dan pemahaman yang lebih luas tentang iman diterima dengan baik oleh mereka yang mencari stabilitas dalam masyarakat. Dalam konteks ini, Murjiah berperan sebagai penyeimbang di tengah ketegangan antara kelompok-kelompok yang ekstrem.
2. Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan, Murjiah menghadapi tantangan dari aliran-aliran lain seperti Maturidiah dan Asy'ariyah, yang mencoba memberikan penjelasan berbeda mengenai hubungan antara iman dan amal. Maturidiah, contohnya, mengintegrasikan elemen rasional dalam pemahaman iman, sementara Asy'ariyah lebih menekankan pada sifat-sifat Allah. Meski menghadapi tantangan tersebut, Murjiah berhasil mempertahankan keberadaannya, terutama di kalangan komunitas yang mengedepankan toleransi.
3. Era Modern
Di era modern, pemikiran Murjiah kembali dihidupkan oleh sejumlah cendekiawan Muslim yang berusaha merespons tantangan zaman, termasuk radikalisasi dan intoleransi. Mereka menekankan pentingnya pemahaman yang inklusif mengenai iman serta keberagaman dalam masyarakat. Aliran ini sering kali digunakan untuk mendukung argumen tentang toleransi dan pluralisme dalam konteks Islam masa kini.
Relevansi Saat Ini
Saat ini, pemikiran Murjiah masih sangat relevan dalam perdebatan mengenai hubungan antara iman dan amal, serta bagaimana keduanya dapat beroperasi dalam masyarakat yang beragam. Menghadapi tantangan global seperti konflik identitas dan perpecahan sosial, prinsip-prinsip Murjiah tentang iman yang inklusif dan toleransi menjadi dasar bagi usaha menciptakan masyarakat yang harmonis.
Pertentangan dengan Aliran Lain
Murjiah sering berselisih dengan kelompok lain, terutama Khawarij. Khawarij menganggap bahwa dosa besar menjadikan seseorang kafir, sementara Murjiah berpendapat bahwa iman tidak dapat diukur hanya berdasarkan amal. Perdebatan ini menjadi salah satu aspek penting dalam sejarah pemikiran Islam, di mana berbagai aliran berusaha menjelaskan dan mempertahankan keyakinan mereka.
Selain itu, aliran Maturidiah dan Asy'ariyah juga muncul dalam konteks yang sama, berusaha menjelaskan hubungan antara iman dan amal dengan cara yang berbeda. Maturidiah, misalnya, menggabungkan elemen-elemen Murjiah dengan pendekatan rasional, sementara Asy'ariyah lebih menekankan atribut Allah dan hubungan-Nya dengan makhluk