Mohon tunggu...
M. yusuf lutvi
M. yusuf lutvi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Tidak ada yang tidak mungkin selagi berusaha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pemikiran Murji'ah dan Perkembanganya

16 Oktober 2024   07:07 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah Pemikiran Murjiah dan Perkembangannya

Pendahuluan

Murjiah adalah salah satu aliran teologi dalam Islam yang muncul pada masa awal perkembangan agama ini. Aliran ini menekankan pemisahan antara iman dan amal, serta memberikan perspektif unik dalam memahami hubungan di antara keduanya. Artikel ini akan membahas sejarah pemikiran Murjiah, prinsip-prinsip dasarnya, dan perkembangan aliran ini hingga saat ini.

Asal Usul Pemikiran Murjiah

Murjiah berasal dari istilah Arab "irja'", yang berarti "menunda" atau "menangguhkan". Aliran ini muncul sebagai respons terhadap berbagai perdebatan teologis yang terjadi di kalangan umat Islam, khususnya pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Talib. Salah satu konteks sosial yang melatarbelakangi kemunculan Murjiah adalah ketegangan antara berbagai kelompok Muslim, terutama antara Khawarij dan Ahl al-Sunnah.

Khawarij adalah kelompok yang sangat menekankan amal sebagai syarat keimanan. Mereka berpendapat bahwa pelanggaran besar, seperti dosa besar, membuat seseorang menjadi kafir. Sebaliknya, Murjiah mengambil sikap lebih moderat dengan berpendapat bahwa iman tetap ada meskipun seseorang tidak melaksanakan amal. Meskipun pendiri aliran ini tidak secara definitif dikenal, beberapa cendekiawan, seperti al-Hasan al-Basri, dianggap sebagai tokoh penting dalam penyebaran ide-ide ini.

Cendekiawan Murjiah melakukan pengajaran dan penjelasan mengenai konsep-konsep teologis mereka, yang membantu menyebarkan pemikiran ini ke berbagai wilayah.  Meskipun ada penolakan dari kelompok-kelompok tertentu, ide-ide Murjiah terus berkembang, menawarkan alternatif bagi mereka yang merasa tertekan oleh pandangan ekstremis.

Prinsip Dasar Pemikiran Murjiah

Salah satu prinsip utama dalam pemikiran Murjiah adalah bahwa iman adalah keyakinan yang ada di hati, diucapkan dengan lisan, dan tidak selalu terkait langsung dengan amal. Mereka berargumen bahwa amal tidak menjadi syarat utama untuk disebut sebagai seorang Muslim. Dalam pandangan Murjiah, hanya Allah yang berhak menilai iman seseorang, sehingga manusia tidak seharusnya menghakimi orang lain berdasarkan amal mereka.

Selain itu, Murjiah juga menekankan pentingnya niat dalam setiap amal yang dilakukan. Menurut mereka, niat yang tulus dapat mengubah amal yang tampaknya kecil menjadi sesuatu yang besar di hadapan Allah. Pandangan ini memberi ruang bagi individu untuk berbuat baik, meskipun dalam keadaan sulit atau ketika mereka tidak mampu melaksanakan amal secara konsisten.

Perkembangan Murjiah

1. Perkembangan Awal

Pada awalnya, pemikiran Murjiah mendapatkan dukungan di kalangan komunitas Muslim yang lebih moderat. Ide-ide mereka mengenai toleransi dan pemahaman yang lebih luas tentang iman diterima dengan baik oleh mereka yang mencari stabilitas dalam masyarakat. Dalam konteks ini, Murjiah berperan sebagai penyeimbang di tengah ketegangan antara kelompok-kelompok yang ekstrem.

2. Abad Pertengahan

Pada abad pertengahan, Murjiah menghadapi tantangan dari aliran-aliran lain seperti Maturidiah dan Asy'ariyah, yang mencoba memberikan penjelasan berbeda mengenai hubungan antara iman dan amal. Maturidiah, contohnya, mengintegrasikan elemen rasional dalam pemahaman iman, sementara Asy'ariyah lebih menekankan pada sifat-sifat Allah. Meski menghadapi tantangan tersebut, Murjiah berhasil mempertahankan keberadaannya, terutama di kalangan komunitas yang mengedepankan toleransi.

3. Era Modern

Di era modern, pemikiran Murjiah kembali dihidupkan oleh sejumlah cendekiawan Muslim yang berusaha merespons tantangan zaman, termasuk radikalisasi dan intoleransi. Mereka menekankan pentingnya pemahaman yang inklusif mengenai iman serta keberagaman dalam masyarakat. Aliran ini sering kali digunakan untuk mendukung argumen tentang toleransi dan pluralisme dalam konteks Islam masa kini.

Relevansi Saat Ini

Saat ini, pemikiran Murjiah masih sangat relevan dalam perdebatan mengenai hubungan antara iman dan amal, serta bagaimana keduanya dapat beroperasi dalam masyarakat yang beragam. Menghadapi tantangan global seperti konflik identitas dan perpecahan sosial, prinsip-prinsip Murjiah tentang iman yang inklusif dan toleransi menjadi dasar bagi usaha menciptakan masyarakat yang harmonis.

Pertentangan dengan Aliran Lain

Murjiah sering berselisih dengan kelompok lain, terutama Khawarij. Khawarij menganggap bahwa dosa besar menjadikan seseorang kafir, sementara Murjiah berpendapat bahwa iman tidak dapat diukur hanya berdasarkan amal. Perdebatan ini menjadi salah satu aspek penting dalam sejarah pemikiran Islam, di mana berbagai aliran berusaha menjelaskan dan mempertahankan keyakinan mereka.

Selain itu, aliran Maturidiah dan Asy'ariyah juga muncul dalam konteks yang sama, berusaha menjelaskan hubungan antara iman dan amal dengan cara yang berbeda. Maturidiah, misalnya, menggabungkan elemen-elemen Murjiah dengan pendekatan rasional, sementara Asy'ariyah lebih menekankan atribut Allah dan hubungan-Nya dengan makhluk

Kesimpulan

Pemikiran Murjiah telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam sejarah teologi Islam, dengan menekankan pentingnya iman sebagai inti dari kepercayaan, terlepas dari amal. Meskipun aliran ini mengalami tantangan dan perdebatan dengan aliran lain, pengaruhnya tetap terlihat dalam pemikiran Islam kontemporer. Dalam dunia yang semakin kompleks dan beragam, prinsip-prinsip Murjiah tentang toleransi dan pemahaman yang lebih luas tentang iman dapat menjadi landasan bagi masyarakat Muslim dalam mengatasi perbedaan dan menciptakan kedamaian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun