Abu-abu itu kembali
mondar-mandir entah apa yang dicari
entah apa yang akan di grogoti
dan untuk apa kemari
jadi putih kah? hitam kah ? atau tetap abu-abu?
bukankan aku hanya sendiri menyusuri hutan penentu ini
lalu untuk apa aku peduli ?
jika akhirnya aku  terjatuh di semak berduri
mungkin sekali memang tak begitu berarti
berkali-kali itu sangat menyakiti
mempercepat aliran darah
dan menekuk otot wajah
untuk apa melihat cermin buram
tak ada guna memandang air keruh
semakin suram dan semakin tak acuh.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!