Mohon tunggu...
Fadila Nur salsabila
Fadila Nur salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

menulis adalah tentang membaca dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemuda dan Cinta: Toxic Relationship, Ego Memiliki Seutuhnya

20 Oktober 2021   00:08 Diperbarui: 20 Oktober 2021   00:17 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ciri-ciri seseorang berada dalam hubungan yang toxic adalah mereka akan merasa tidak nyaman dengan dirinya serta pasangan, perasaan  tidak aman selalu muncul meskipun berada di samping pasangan, kemudian sikap cemburu yang berlebihan akan mulai ditunjukan, merendahkan/direndahkan oleh pasangan, tidak adanya afeksi, merasa terkekang, serta adanya bentu kekerasan fisik dan seksual.  

Seseorang yang berada dalam, lingkar setan ini seharusnya berusaha mencari perlindungan dan menumbuhkan kepercayaan diri, untuk berani bertindak ketika ada yang tidak beres. Sebenarnya, Seni mencintai pada dasarnya melibatkan rasa peduli, memahami apa yang dirasakan pasangan atau lawan jenisnya, serta menunjukan sikap tanggung jawab kemanusian (ewen,2010).

Lebih lanjutnya lagi Fromm (dalam Ewen,2010) menjelaskan, bahwa perasaan cinta bukan semata-mata tentang menjalin suatu hubungan dengan satu orang yang spesifik namun juga menjadi orientasi karakter yang menentukan keterkaitan seseorang dengan dunia secara keseluruhan.

Sementara pendapat Sternberg, menyebutkan cinta yang ideal dalam suatu hubungan percintaan adalah apabila komponen intimasi, komponen hasrat/nafsu, dan komponen komitmen dalam proporsi seimbang berderajat tinggi sehingga memiliki jenis cinta sempurna (dalam Snyder & Lopez, 2002).

Sebuah kesimpulan hubungan Toxic Relationship antara Ego ingin Memiliki Seutuhnya, merupakan suatu hubungan yang menimbulkan suatu konflik kedepanya. Hubungan ini didasari oleh sikap kurang stabilnya emosional seseorang, yang menimbulkan perasaan was-was, curiga, mengekang dll. Biasanya terjadi pada kehidupan percintaan pemuda yang masih berusaha mencari jati dirinya.

Referensi ;

Dwijayani, Ni Komang karmini, dkk (2020).  Bucin itu Bukan Cinta: Mindful Dating for Flourishing Relationship.Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman .

Wardani. (2016). MEMBEDAH TEORI SOSIOLOGI: Teori Pertukaran (Exchange Theory) George Caspar Homans. Vol. 4. No. 1.

Wulandari, Resty. (2021). FENOMENA TOXIC RELATIONSHIP DALAM PACARAN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SRIWIJAYA. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sosiologi, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.

http://www.robiarmilus.com/2018/03/analisis-cinta-menurut-teori-sosiologi.html. (diakses 18 Oktober 2021)

https://repository.unsri.ac.id/47942/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun