- Latar Belakang
Masa pandemi covid-19 telah mengubah aspek kehidupan terutama di bidang pedidikan. Pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar dengan menutup sementara sekolah, pemerintah dan instansi memberikan alternatif proses pembelajaran bagi siswa yang dimana harus memutuskan untuk belajar di rumah. Hal ini dikarenakan untuk membatasi penyebaran virus covid-19. Banyak sekolah mengadopsi pembelajaran online sebagai jalan alternatife untuk pembelajaran tatap muka. Adaptasi siswa terhadap  pembelajaran online di rumah menjadi kunci keberasilan dalam memperoleh pendidikan yang baik. Artikel ini membahas tentang bagaimana siswa beradaptasi dengan belajar online di rumah selama Pandemi Covid-19 dan tantangan yang mereka hadapi.Â
- Manfaat Tulisan
Manfaat penulisan artikel ini adalah sebagai bahan pemahaman untuk mengetahui adaptasi siswa dalam pembelajaran jarak jauh di rumah selama masa Pandemi Covid-19 dengan teori yang di ungkapkan oleh salah satu tokoh Sosiologi yaitu Emile Durkheim.
- Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif sebab untuk melihat adaptasi apa saja yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) guna memperoleh informasi tentang pengaruhnya terhadap perilaku sosial siswa.
- Kajian PustakaÂ
Menurut Emile Durkheim teori fungsional adalah susunan masyarakat sebagai bagian tatanan sosial yang mengindikasikan bahwa memiliki hidup harmonis. Fungsionalisme disini fokus pada struktur sosial yang levelnya makro dalam masyarakat, hal ini juga ia tegaskan bahwa masyarakat sebagai kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. Selain itu menurut Talcott Parsons teori fungsional merupakan bagian dari keseimbangan dalam adanya institusi sosial, yang diakuinya akan eksis atau dikenal masyarakat apabila berhasil menjalankan tugas serta fungsinya dengan baik, tanpa memberikan perbedaan sedikitpun.
- Pembahasan
Pandemi Covid-19 telah memaksa sekolah di seluruh dunia harus beralih ke pembelajaran secara daring atau online. Hal ini menciptakan tantangan baru bagi siswa yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar yang berada di rumah. Sejak saat itu, beberapa bidang kehidupan ditutup atau dialihkan untuk membatasi bahaya penularan atau penyebaran virus Covid-19. Mereka harus menciptakan ruang belajar yang nyaman, terhindar dari gangguan, dan dilengkapi dengan perangkat dan koneksi internet yang memadai.Â
Siswa harus belajar menggunakan platform pembelajaran online, mengelola file digital, dan berkomunikasi secara efektif melalui media online. Belajar online di rumah membutuhkan tingkat disiplin dan motivasi yang tinggi. Siswa harus mengatur jadwal belajar yang efektif, tetap fokus, dan mempertahankan motivasi diri. Peran keluarga dan guru sangat penting dalam membantu siswa beradaptasi dengan belajar online.
Pembelajaran jarak jauh menciptakan situasi yang tidak kondusif dan sangat tidak beraturan. Proses belajarnya sendiri tidak terstruktur dengan benar. Hal tersebut disebabkan oleh begitu tiba-tibanya kita dihadapkan dengan suatu perubahan yang sama sekali kita belum pernah tahu sebelumnya.Â
Kondisi yang memaksa kita hingga berada dalam situasi sulit seperti sekarang. Pembelajaran berbasis E-Learning ini dilakukan tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu untuk memberikan pengenalan kepada masyarakat apa sebenarnya itu E-Learning. Yang sangat terlihat menjadi korban dari adanya perubahan ini adalah tenaga pendidik dan peserta didik. Adapun beberapa permasalahan yang muncul saat pembelajaran jarak jauh, antara lain:
Tidak semua kalangan menguasai sistem pembelajaran E-Learning. Terutama peserta didik yang berada pada tingkatan anak-anak, hingga diperlukan pengawasan dalam sisi mengoperasikannya. Sedangkan bagaimana dengan nasib anak-anak dengan orang tuanya yang pekerja atau juga orang tua yang sama-sama tidak mengerti teknologi, layaknya keluarga-keluarga dipedalaman.
Tidak semua kalangan memiliki fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran jarak jauh ini. Seperti memerlukan adanya jaringan internet sedangkan internet ini sendiri hanya dapat diakses jika kita memiliki kuota. Dan untuk mendapatkan kuota tersebut harus membeli dahulu. Belum lagi untuk fasilitas elektronik, seperti smartphone atau laptop yang harganya relatif mahal. Untuk keluarga yang kurang mampu, itu merupakan sebuah beban dan pembelajaran jarak jauh sangatlah memberatkan.
Jaringan internet tidak merata di setiap daerahnya. Untuk daerah-daerah pedalaman, jaringan internet tidak cukup bagus seperti layaknya di kota. Banyak tenaga pendidik dan peserta didik merasa kesulitan untuk menjar dan mengikuti pembelajaran lantaran tidak adanya sinyal. Banyak dari mereka harus naik ke tempat yang datarannya lebih tinggi hanya untuk mendapatkan sinyal.
Pemahaman materi oleh peserta didik yang kurang maksimal. Jelas diakui bahwa belajar online di rumah lebih banyak dijumpai oleh rasa malas. Tidak adanya motivasi paksaan belajar selayaknya ketika belajar tatap muka. Ketika pembelajaran jarak jauh tenaga pendidik menjadi sulit untuk mengkontrol kegiatan para peserta didiknya.Â
Banyak kasus, mereka yang menjalankan kelas secara daring ini hanya akan aktif ketika mengisi absen dan selebihnya ditinggal begitu saja dengan melakukan aktivitas lain, seperti tidur, makan, mandi, bahkan hingga pergi keluar rumah. KPAI menyebutkan, bahwa dalam survei 4 minggu pertama sejak dimulainya pembelajaran jarak jauh, ada sebanyak 76,7% peserta didik dari total yang mengikuti survei, merasa tidak senang belajar melalui daring. Â
Pembelajaran jarak jauh memicu stress hingga depresi peserta didik. Realitas sosial yang terjadi, banyak tenaga pendidik yang memberikan beban tugas semena-mena kepada peserta didiknya. Entah apa alasannya tenaga pendidik bertindak demikian. Kasus tersebut merupakan salah satu bentuk adanya kekerasanya simbolik dengan mengatasnamakan sekolah. Hingga muncul sebuah rumor yang beredar di televisi bahwa terdapat beberapa peserta didik bunuh diri akibat lelahnya dengan beban tugas yang diberikan semasa pembelajaran jarak jauh ini.
Ada banyaknya permasalah-permasalahan dalam pembelajaran jarak jauh, hal tersebut bisa dikaitkan hubungannya dengan teori sosiologi tentunya struktural fungsional. Tokoh dari struktural fungsional ini adalah Emile Durkheim. Teori struktural fungsional memandang bahwa masyarakat terbagi menjadi bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain yang apabila menyatu akan menjadi sebuah sistem berkeseimbangan.Â
Tetapi juga sebaliknya, apabila ada satu bagian atau sistem yang tidak berfungsi, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan. Asumsi dasar dalam teori ini adalah bahwasannya semua elemen harus berfungsi atau fungsional sehingga sistem bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
- Kesimpulan
Inti dari artikel ini ialah, pembelajaran online selama Pandemi Covid-19 telah memunculkan tantangan baru bagi siswa. Namun, dengan adopsi strategi yang tepat dan dukungan yang memadai, siswa dapat beradaptasi dengan baik dan mencapai hasil belajar yang optimal meskipun dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Upaya kolaboratif antara sekolah, guru, siswa, dan orang tua sangat penting dalam memastikan kesuksesan adaptasi siswa dalam belajar online.Â
- Referensi
Mahmudi, W., & Fernandes, R. (2021). Adaptasi Siswa Terhadap Pola Pembelajaran
      Daring pada Masa Pandemi Covid-19 di SMAN 1 Solok. Jurnal Prespektif:
      Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, 4(3), 395-406
Pratiwi, I. A. P. N. (2021). SURVEI POLA INTERAKSI GURU DAN ORANG TUA
     DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN SECARA DARING DI KECAMATAN BLAHBATUH (Doctoral dissertation, Universitas  Â
     Pendidikan Ganesha).
Satiti, E. M., Nuryanti, A., Prasetyowati, I., Risnanti, F., Lestari, E. W., & Hafida, S. H.
      N. (2021). Adaptasi Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Sebagai Bentuk Upaya
      Mitigasi Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Elementary: Kajian Teori Dan Hasil
     Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, 4(1), 60-65.
Yasmin Fathya. (2020). Proses Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Prespektif Fungsionalisme.https://www.kompasiana.com/fathyayasminaulia/5fafdc47d541df7f1776d1e2/proses-pembelajaran-jarak-jauh-dalam-perspektif-fungsionalisme-struktural (diakses pada 26 Juni 2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H