SIG ini kemudian diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen pasca panen dan distribusi yang mampu mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data-data serta informasinya dalam suatu database yang terstruktur.Â
Sehingga sistem yang dirancang ini akan lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam kebijakan pengambilan keputusan pada permasalahan yang terjadi di lahan pertanian secara tepat dan akurat.
Kebutuhan akan penggunaan SIG dalam menerapkan pertanian presisi telah dimulai sejak tahap perencanaan. Tahap Analisis pada masa perencanaan merupakan kegiatan penting dalam rangka menentukan lokasi dengan komoditas yang akan dikembangkan. Sehingga dapat diketahui masukan/input lebih yang perlu ditambahkan apabila setelah dilakukan analis terdapat beberapa kekurangsesuaian.Â
Evaluasi kesesuaian antara kondisi lahan dan iklim (curah hujan, ketinggian tempat, kemiringan lereng, kelembaban, penyinaran matahari) dengan syarat tumbuh tanaman yang akan dikembangkan, dianalisis menggunakan SIG.Â
Beberapa sifat tanah yang dianalisis misalnya : pH. C Organik, kapasitas lapang, kapasitas layu (wilting point), daya hantar listrik, fospor, nitrogen, dan sifat-sifat tanah yang diperkirakan memiliki keterkaitan dengan pertumbuhan dan produktifitas tanaman.
Pada masa pertumbuhan konsep SIG yang digunakan adalah konsep basis data (Database Management Systems), yang meliputi basis data pemberian air (irigasi), basis data pemberian pupuk, basis data pemberantasan hama dan penyakit, basis data pertumbuhan tanaman.
Peranan SIG sebagai Sistem Pengelolaan Basis Data (Database Management Systems) berperanan sangat sentral dalam Pertanian presisi. Kemampuan SIG dalam melakukan berbagai analisis data keruangan serta kemampuan dalam menyimpan data dalam jumlah yang besar telah membuat SIG alat yang handal dalam pertanian presisi
Evaluasi kesesuaian lahan ini cukup dilakukan pada perencanaan awal ketika akan melakukan pengembangan lahan. Pada musim tanam selanjutnya apabila komoditas yang dikembangkan tidak berbeda maka tidak perlu dilakukan evaluasi kesesuain lahan lagi, karena faktor varibel berupa iklim dan lahan tidak akan berubah dalam jangka waktu dekat.
Basis data produksi tanaman juga dapat dianalisis dengan cara modeling. Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan suatu mekanisme yang mengintegrasikan berbagai jenis data yang dikembangkan atas digunakan dalam penelitian pertanian.Â
Sehingga dapat dilakukan analisis produksi musiman dengan monitoring kondisi tanaman pertanian sepanjang musim tanam serta prediksi potensi hasil panan.Basis data produksi tanaman juga dapat dianalisis dengan cara modeling.Â
Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan suatu mekanisme yang mengintegrasikan berbagai jenis data yang dikembangkan atas digunakan dalam penelitian pertanian. Sehingga dapat dilakukan analisis produksi musiman dengan monitoring kondisi tanaman pertanian sepanjang musim tanam serta prediksi potensi hasil panan.