Mohon tunggu...
Fadiatur Rahma
Fadiatur Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mendengarkan musik, membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Tahun Bersama Pernikahan

10 Juni 2023   20:35 Diperbarui: 10 Juni 2023   20:36 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini dibuat atas hasil pemikiran penulis! Jika ada persamaan latar belakang atau nama tokoh mohon dikritik terima kasih. Selamat membaca 

Menginjak satu tahun usia pernikahan ghea dan arga, pernikahan yang di jalankan atas perjodohan kedua orang tua mereka. 1 tahun juga ghea hidup bareng arga, masakin arga,nyuci baju dan lainnya selayaknya ibu rumah tangga.

Ibu ghea meninggal dunia di rumah sakit setelah arga mengucapkan ijab kobul, ayah ghea meninggal akibat kecelakaan pesawat. Orang Tua ghea semasa SMA berjanji akan menjodohkan anak nya dengan sahabat nya, Orang Tua arga.

Satu tahun pula hubungan mereka tanpa ada rasa cinta, ghea akan berusaha untuk jatuh cinta karana dia bertekad untuk menikah 1 kali seumur hidup.

Minggu ini adalah Minggu ke-2 arga rawat jalan akibat kecelakaan motor, arga itu bandel dibilang jangan balapan motor tapi ngeyel ikut balapan jadinya gini, arga harus mengalami patah kaki pada kaki kirinya.

"Ga abis ini kita langsung kerumah sakit ya " ujar ghea

"Iya" jawab arga, keduanya sedang sarapan.

Pagi ini, tepat nya hari minggu dan hari ini jadwal arga kontrol ke rumah sakit untuk melihat perkembangan kakinya.

"Kamu makan nya udah blom Ga"

" udh ayo"

Ghea bantu arga jalan karna kaki nya belum sepenuh nya sembuh dan arga ga mau pakai kursi roda karna kata dia, dia tidak sedang lumpuh.

Sampai di rumah sakit kedua nya masuk ruangan karna memang sudah jadwalnya.

"Perkembangan kaki kamu cepat sekali semoga cepat sembuh ya, jangan lupa sering-sering di ajak jalan supaya tidak kaku" ujar dokter yang menangani arga.

" Baik dok"

" sekarang kita keruangan sebelah ya"

Arga, ghea dan dokter berjalan ke ruang sebelah untuk melakukan Fisioterapi. Fisioterapi adalah terapi yang digunakan untuk mempertahankan kekuatan serta kelenturan otot dalam kondisi medis jangka panjang, seperti stroke, artritis, hingga cedera patah tulang. Selain membantu pemulihan fisik, manfaat fisioterapi adalah mencegah risiko cedera yang berkelanjutan.

Setelah melakukan fisioterapi selama 30 menit akhirnya mereka berdua balik.

"kamu tunggu di lobi sini dulu ya aku ambil mobil" ujar ghea, karna ga mungkin ghea bawa arga ke parkiran dengan kondisi kaki yang kurang sehat.

Sambil menunggu ghea mengambil mobil arga membuka ponsel nya, jarinya mengetik sesuatu untuk seseorang. Arga itu punya kekasih, ya sebelum menikah dengan ghea arga memang sudah memiliki kekasih, dan kekasih nya itu sedang berada di Amerika, ghea pun tau kalo arga itu punya kekasih, ghea tidak marah karna pada dasar nya dia cuma orang baru yang datang ke kehidupan arga walau nyatanya suka ada sesuatu yang menjanggal hatinya.

Tit tit.....

Suara klakson mengalihkan kan arga dari ponsel, itu mobilnya kemudian si pengemudi keluar.

" ayo " ucap ghea sambil membantu arga berjalan menuju mobil. Didalam mobil kedua nya hening tidak ada perkacapan, karna memang selalu begitu, dan ghea hari ini malas untuk membuka obrolan, arga itu ga akan buka obrolan kalau bukan ghea yang buka duluan.

Sesampainya di rumah ghea membantu arga menuju kamar, dengan hati-hati ghea menuntun arga menuju tempat tidur.

"Kamu tunggu bentar ya. Aku siapin makanan dulu" ucap ghea, hari ini sudah pukul 13:30 WIB. Lumayan lama di rumah sakit. Menyiapkan makanan untuk dirinya dan arga siang ini dia akan memasak sayur sop. Setelah semua nya siap dia menyipkan sepiring nasi untuk arga beserta lauk pauknya, dia akan bawa kekamar, sedikit kesulitaan untuk membuka pintu kamar. Di rumah ini memang tidak ada asisten, ghea sengaja tidak menyewa asisten rumah tangga dikarenan ia ingin mandiri selain itu ga mungkin dia memberatkan arga untuk membayar asisten apalagi kondisi mereka ber2 masih SMA, keuangan mereka masih ditanggung ayah arga, ghea malu untuk itu walaupun mama mertua nya sudah menawarkannya.

"Ga, makan dulu" ucap ghea sambil meletakkan piring di meja samping ranjang mereka. Ghea duduk dipinggir ranjang menunggu arga makan.

"Ga, bsok kamu mau masuk sekolah?" tanya ghea, arga menengok ke arah ghea

"iya, besok gw mau masuk aja bosen lama-lama di rumah mulu"

"kaki kamu emang udah agak mendingan?" tanya ghea lagi

"udh ko, tadi juga gw udh bilang ke ayah kalo pa tarno bakal ngantrin kita ke sekolah selama gw pemulihan"

Ghea manggut-manggut "owalah, yaudh"

Hening beberapa menit, ghea melihat arga yang begitu menikmati makanannya, jujur arga itu ganteng, tinggi, body sixpack, cewe mana yang ga tertarik dengan pesona arga yang begitu menawan. Di sekolah pun arga menjadi cowo yang banyak incarannya karna ketampanannya. Ghea bingung dengan hati nya apa dia jatuh hati dengan pesona arga?. tapi ga ada salahnya kan kalau dirinya jatuh cinta kepada suaminya sendiri?. Yang jadi pertanyan itu di diri arga apa dia sudah cinta ke ghea dengan posisi arga yang sudah memiliki kekasih. Kayaknya ghea tidak akan pernah mendapatkan cinta nya arga, lantas gimana nanti pernikahan nya kedepan, lanjut atau bercerai, ghea akan berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak pisah, dirinya bertekad untuk menikah sekali seumur hidup,tapi kalau arga yang minta? Dia bisa apa, ghea ikhlas untuk itu lagian juga pernikahan nya berjalan karna perjodohoan. Di antara kedua nya tidak ada yang memiliki perasaan. Bukan, bukan keduanya hanya arga saja, mungkin.

Tuk... suara piring yang diletakan ke meja menyadarkan ghea.

"udh rapih"tanya ghea untuk memastikan. Arga memanggut

"oke kalau gitu kamu minum obat nya dulu" ghea menyiapakan satu butir obat penyeri dan segelas air putih.

"nih" menyodorkan ke arah arga. Dan diterimaa baik oleh arga, Setelah urusan arga rapih, ghea membawa piring kotor ke belakang.

"aku kebelakang dulu ya mau beres-beres, kamu istirahat dulu aja"

Arga sudah hapal kebiasaan ghea yang setiap minggu beres-beres rumah. Melihat ghea yang hilang dibalik pintu, arga diam sejenak bingung mau melakukan apa, membuka ponsel sebentar siapa tau ada pesan yang sedari tadi ia tunggu, ternyata tidak ada, arga memutuskan untuk tidur rasa kantuk sudah menyerang dirinya mungkin karna efek obat.

Di dapur ghea duduk di meja makan ia akan makan dulu sebelum beres-beres, hari minggu memang dia jadwalkan untuk beres-beres rumah. Perkerjaan yang pertama ia lalukan adalah nyuci piring. Setelah itu menyuci baju dirinya dan arga, menaruh pakain di mesin cuci, ia akan tinggal sambil nunggu cucian ia akan menyapu halaman rumah nya.

Cucian sudah rapih, rumah sudah rapih juga. Dia ingin masak tapi sayur yang tadi ia buat masih ada dan masih bisa di makan untuk nanti malam tinggal di hangatin saja. Ghea duduk di sopa sambil mimum es yang tadi ia buat, melihat ke arah jam dinding menunjukuan pukul 17:05, lumayan lama dirinya beres-beres.

Ghea berjalan menuju halaman belakang rumah, masih ada waktu sebelum magrib datang ia akan menyiramin tanaman mendiang ibunya, ibu ghea memang suka bercocok tanam, kebanyakan dari tanaman itu adalah bunga-bunga. Mengambil selang guna menyirami, ternyata ada salah satu bunga milik ibunya yang sudah mati, ghea memang jarang ke belakang karna dirinya akhir-akhir ini terlalu sibuk.

Mengambil bunga yang sudah mati "ma maafin ghea pohonan mama banyak yang pada mati" sambil mambawa bunga yang sudah mati dan membuangnya ke tong sampah.

Setelah itu ghea duduk di bangku Panjang, dirinya rindu mamanya andai mama nya masih ada mungkin keadaan dirinya ngga kayak gini, ghea bingung, takut, pengen cerita tapi gatau kesiapa, ghea ga punya tempat cerita. Mengambil nafas dalam-dalam dirinya Lelah dengan keadaan yang sekarang.

"ghea!!!"

Ghea menengok kebelakang saat dirinya ada yang memaanggil.

"ga kamu, yaampun" ghea berlari menuju arga, menuntun arga menuju bangku.

"kamu tuh apaaan si kaki kamu masih sakit, kamu bisa panggil aku kalau butuh apa-apa" omel ghea ke arga.

"lo gw panggil-panggil ga nyaut-nyaut" jawab arga

"maaf aku ga denger"

"kamu ada apa kesini?" tanya ghea

"ga ada apa-apa, pengen kesini aja"jawab arga, ghea menggut-manggut.

Hening keduanya tidak ada percakapan.

"makasih" ucap arga pelan

"ha?"

"makasih" ucap arga sekali lagi.

"untuk?"

"makasih karna lo udah rawat gw"

"kenapa harus makasih, itu udh jadi tugas aku buat ngerawat kamu, karna kamu suami aku"jawab ghea.

"maaf juga karna gw masih punya hubungan sama chery" ucap arga, ghea diam tidak tahu harus jawab apa, menatap arga yang juga sedang menatap matanya.

"aku mau ngomong sama kamu boleh?" ucap ghea setelah beberapa detik hening, arga mengangguk.

"aku sayang kamu ga, aku cinta sama kamu" ghea mengungkapkan isi hatinya yang selama ini dia pendam.

 "kita tinggal sudah 1 tahun ga mungkin aku ga naruh perasaan sama kamu, kamu baik sama aku, kita tidur bareng,kamu aku masakin, hampir 24 jam kita bareng-bareng" lanjut ghea, arga diam dia ingin tau sampai mana ghea akan bicara. Ghea menatap wajah arga dan melanjutkan pembicaraannya.

"aku takut ga, kamu tau ga ketakutan aku selama ini apa?" arga menggeleng

 "aku takut Ga, aku takut kamu bakal ceraiin aku, aku takut kamu bakal ninggalin aku, aku takut kamu lebih pilih chery dari pada aku, walaupun aku udah tau jawabannya, kalo kamu pasti pilih orang kamu cinta" ghea menarik napas dalam.

"aku ga punya siapa-siapa lagi Ga selain kamu" ucap ghea, air mata yang di bendung nya akhirnya jatuh, ghea memalingkan muka nya.

Arga menarik ghea kedalam pelukannya, tangis ghea pecah, gatau kenapa dirinya jadi sesedih ini, pelukan arga yang hanya bisa di hitung pakai jari, pelukan yang hangat, pelukan yang nyaman, pelukan yang selalu yang ia butuhkan yang ternyata susah untuk didapatkan.

Mengusap-usap punggung ghea supaya tenang.

"maaf" ucap arga, dirinya bingung harus berkata apa, dirinya juga bingung apa nanti dia bakal mempertahankan pernikahannya atau memutuskan hubungan nya dengan chery wanita yang dia cintai. Dia juga tidak bisa meninggalkan ghea, ibu ghea berpesan kepada dirinya untuk menjaga putri semata wayangnya, dia juga ga bisa meninggalkan chery, dirinya masih labil, kita akan lihat nanti arga akan memilih siapa.

Ghea melepaskan pelukannya, menatap arga dalam

"ga, kamu ga harus meminta maaf, aku yang salah harus nya aku tau diri, buat ga jatuh cinta ke kamu yang jelas-jelas kamu ga bakal buka hati untuk aku"

"maaf" ucap arga sekali lagi, mengambil tangan ghea, ia genggam tangan ghea yang dingin, menatap ghea yang sedang menatapnya, jujur ghea itu cantik, baik, berhati lembut, apa yang ada di rumah ini ghea bisa mulai dari urusan dapur, sampai merawat dirinya yang sedang sakit. Tapi kenapa arga tidak bisa membuka hati untuk wanita di depannya ini. Arga sayang ke ghea tapi arga sulit untuk mencintai ghea.

Ghea tersenyum, sambil menggelengkan kepalanya.

"udh Ga" sambil memegang erat tangan arga.

"masuk yo udh gelap nih" ghea ga mau larut dalam kesedihan sebisa mungkin dirinya mengubah keadaan, seakan-akan tidak ada apa -apa.

"lo gapapa? , maaf ghe" ucap arga menatap wajah ghea, dirinya merasa bersalah ke ghea.

"aku gapapa ga, nihhh" sambil memperlihatkan senyum manisnya.

"ayo masuk udh mau magrib" ghea mengulurkan tangannya dan arga mengambil tangan wanita itu. Berjalan menuju kamar sambil menuntun arga.

"tadi kamu kebelakang kaki kamu ga sakit? Tanya ghea.

"gw ini udh sembuh ghea, tdi lu ga denger kata dokter kaki gw harus sering diajak jalan supaya ga kaku" jawab arga, ghea manggut-manggut.

"iya aku tau, tapi kamu harus hati-hati"

Ghea berjalan menuju kamar mandi.

"kamu udh mandi blom?"tanya ghea ke arga

"Udh tadi"

"kalo gitu aku bersih-bersih dlu ya" jawab ghea, arga mengangguk.

Setelah beberapa menit menghabiskan waktu di kamar mandi, ghea keluar

"Ga makan mmalam dulu yu" ajak ghea,kamu disini aja biar aku yang ambil nasinya. Arga mengiyakan permintaan ghea.

Ghea membawa nampan berisi 2 piring nasi serta lauk pauk nya dan 2 gelas kosong kebetulan di kamar mereka sudah ada air galon yang sengaja di sediakan supaya kalau haus ga harus ke dapur dulu.

Ghea meletakkan nampan ke meja dekat balkon kamar, dan berjalan ke arah arga yang sedang bermain ponsel sambil tiduran.

"Ayo makan dulu" ajak ghea, sambil menuntun arga

"Maaf ya makanannya sama kaya tadi siang, soalnya aku ga masak lagi sayang kalau yang ini di buang kan jadinya mubazir"

"iya gapapa ghe" arga suka apapun yang ghea masak arga suka.

Keduanya hening menikmati makan malam yang disamping nya disuguhi pemandangan lampu-lampu rumah sekitar, jendela yang sengaja dibuka membiarkan angin masuk. Suara piring bergeser mengalihkan pemandangan ghea.

"kamu udh?" tanya ghea.

"heemm" gumam arga. Ghea melanjutkan makan nya yang tinggal dikit lagi.

Dri drt drt drt......

Ghea melirik ponsel arga yang berbunyi menandakan panggilan masuk menampilkan nama sayang, ghea diam menataap arga yang akan mengangkat panggilan tersebut, dirinya tahu kalau itu pasti kekasih arga, ghea sering melihat pesan atau panggilan dari ponsel arga.

"halo" arga menjawab orang yang menghubunginya sambil melirik ghea

"halo sayang, kamu tau ga?" jawab orang yang disebrang sana, suaranya yang begitu ber excited.

"ngga, kenapa si seneng banget"

"sayang kamu harus tahu, kalau besok aku akan balik ke indo" lanjut orang yang disebrang sana.

"you`re serious? Jawab arga senang.

"bener sayang, kamu tunggu aja ga ush jemput aku kaki kamu pasti belum sembuh, dan kamu harus tau ini juga, aku bakal sekolah ditempat kamu, aaaaaaa seneng nya akhirnya kita ketemu juga ya ga setelah 3 bulan ga ketemu kamu kangen banget ihhhhh"

"iya aku tunggu ya sayang" kemudian arga berdiri dari kursi yang ia duduki berjalan pelan keluar kamar dengan tangan yang masih memegang ponsel melanjutkan percakapannya, meninggalkan ghea yang sedari tadi diam, ghea mendengar percakapan arga. Melihat kepergian arga keluar kamar, dirinya takut.

Menarik nafas dalam, ghea harus sadar, merapihkan piring kotor membawanya kedapur dilihatnya arga di ruang tv yang masih larut dalam percakapan, arga begitu senang ghea tidak pernah melihat arga begitu senang.

Menaruh piring kotor di tempat cucian piring, dia akan mencucinya besok pagi, mengambil air dingin di dalam kulkas hati terasa panas, ghea duduk sebentar dibangku meja makan, setelah hatinya terasa sudah mulai baik, ghea beranjak dari duduknya kembali kedalam kamar. Arga sudah tidak ada di ruang tv artinya dia sudah selesai.

Di depan pintu kamar ghea menarik nafas lagi.

Huft!!!!!! Kenapa dirinya jadi seperti ini.

Membuka pintu kamar, dilihatnya arga habis dari kamar mandi.

"habis dari mana?" tanya arga.

"naruh piring cucian" jawab ghea.

"kamu udh minum obat?

"udh tadi, makanya ini gw udh ngantuk"

Ghea mengangguk.

Waktu begitu cepat berlalu, sudah 1 bulan semenjak kedatangan chery ketanah air, 1 bulan juga kaki arga membaik dan bisa jalan normal seperti biasanya. Malam ini ghea dan arga sedang menonton tv, tidak lupa diatas meja ada kue buatan ghea.

Tok tok tok

Suara ketokan pintu mengalihkan keduanya, ghea dan arga bertatap.

"siapa?" tanya arga.

"gatau" ghea berjalan menuju pintu.

Tok tok tok

"iya sebentar" jawab ghea, membuka pintu dilihatlah mertuanya.

"lohh mamah" ghea memeluk mama mertuanya.

"kamu sehat ghe?" sambil mencium menantu kesayangannya.

"sehat mah, mamah gimana?"

"sehat juga sayang"

"pah, papah sehat"ghea menyalimi papah mertuanya.

"sehat nak" sambil mengusap kepala ghea dengan lembut.

"ayo masuk-masuk" diajak keduanya ke ruang tv, karna posisi arga sedang di ruang tv yang berdekatan dengan ruang tamu.

"siapa ghe, malem-malem bertamu kaya ga ada besok aja?" tanya arga tanpa mengalihkan pemandangannya di kearah tv.

"mamah kenapa! Kamu ga seneng mamah kesini" jawab mamahnya.

Arga menengok "loh mamah udh balik?" arga berjalan ke arah mamah nya kemudian memeluk mamanya, dirinya rindu pasalnya sudah 3 bulan ini kedua orang tua nya habis dari singapur.

Arga beralih ke papah nya "papah sehat?"

"alhamdulilah"

"bentar ya aku ambil minum dulu, mamah sama papah duduk dulu aja"ucap ghea, kemudian berjalan menuju dapur.

"Ga kaki kamu udah baikan?"tanya mamahnya.

"alhamdulliah udh mah"

"mah pah diminum dulu" tawar ghea kepada kedua orang tua nya.

"Ga pasti ghea ngerawat kamu baik pakai cinta ya?, buktinya kaki kamu cepet sembuh" tanya mamanya. Ghea tersenyum malu.

"mamah bisa aja" jawab arga.

Mamah arga menatap menantunya mengucapkan makasih.

"sayang makasih ya udah ngerawat anak mamah, maafin mamah juga ga ngebantuin kamu"

"ko makasih sih ma, itu udh tugas aku sebagai seorang istri ngerawat suami yang lagi sakit"

"ghea" panggil papah arga.

"iya pah, kenapa?"

"arga ga ngapa-ngapain kamu kan"

"enak aja ngga lah emng arga ngapain ghea" serobot arga.

"papah nanya ke ghea, bukan kamu nyambung-nyambung aja"

Ghea dan mamah tertawa.

"ngga pah, arga baik ko ke ghea" jawab ghea sambil tersenyum. Ghea jujur arga memang baik, arga tidak pernah marah kepadanya, walaupun arga kadang cuek.

Ke empatnya melanjutkan ngobrol, hingga.

"udh malem nih mama sma papah balik dulu ya" pamit mamah arga.

"kenapa ga nginep aja mah, udh malem loh ini" tawar ghea kepada mertuanya.

"ngga deh kapan-kapan aja, mamah kangen tempat tidur mamah" tolaknya dengan lembut.

"yaudh kalo gitu kami berdua balik dulu ya" pamit papah.

Ghea dan arga mengantarkan kedua orang tau nya ke depan pintu.

"hati-hati ya" ucap ghea kemudian menyalimi keduanya, diikuti arga.

Setelah kedua orang tua arga pulang, ghea langsung berjalan menuju kamar biarin gelas-gelas yang masih kotor biar besok aja. Arga berjalan mengikutinya.

Setelah dari toilet ghea langsung merebahkan dirinya di atas ranjang, dilihatnya arga yang sedang main ponsel.

"aku tidur duluan ya, udh ngantuk banget"ucap ghea, arga menengok kea rah ghea.

"iya"

Pagi dating, pagi ini ghea membuat nasi goreng untuk sarapan, dirinya sudah rapih dengan seragam sekolahnya, sambil menunggu arga yang sedang siap-siap ghea menyiapkan dua piring nasi goreng, dilihatnya arga yang sudah rapih.

"pagi ga" panggil ghea sambil tersenyum.

"pagi ghe"

"sarapan dulu yu"

Arga duduk di kursi samping ghea, ghea menyodorkan piring berisi nasi goreng untuk arga.

"makasih" ucap arga, ghea mengangguk. Hening keduanya menikmati sarapan.

"ghe nanti lu berangkat sendiri gapapakan?" tanya arga.

"kenapa emng?"

"hari ini chery minta jemput, soalnya baru sembuh"

Ghea mengangguk "yaudh". Lagi juga ghea punya mobil ko ga masalah dirinya berangkat sendiri, walaupun bareng arga pun dirinya bakal turun di halte, orang-orang sekolah memang belum ada yang tau pernikahan ghea dan arga. Bahkan teman-teman ghea pun belum ada yang mengetahuinya, ghea begitu pandai menyimpa rahasia, tapi dia bakal siap kalau nanti teman-teman sudah pada tahu karna sabaik-baiknya ghea menyimpan bangkai bakal kecium juga bau nya.

"yaudh kalo gitu gw duluan"pamit arga, arga baru jalan dua Langkah ghea memanggilnya.

"arga"ghea berjalan menuju arga, mengulurkan tangannya ke arga, arga menyerit.

"kenapa, duit?" tanya arga, ghea menggeleng, ghea mengambil tangan arga kemudian menyaliminya.

Ghea tersenyum, arga diam sejenak pasalnya ini pertama kalinya dalam pernikahan mereka ghea menyalimi tangan nya, kemudian arga melanjutkan jalannya.

Ghea sudah memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah, keluar dari mobil dilihatlah arga yang baru datang bersama chery, dibukakannya helm dari kepala chery, hati ghea panas dirinya mau seperti chery, menarik napas kemudian membuangnya kembali, mengalihkan pandangan yang tidak enak untuk dirinya. Berjalan menuju kelas, dirinya merasa sedang mempergoki semuanya selingkuh, bentar. Bukannya beneran selingkuh ya?

Disisi lain, arga memarkirnya motornya dijejeran motor-motor temannya.

"sayang aku ga bisa buka helm nya" chery bersuara, arga terkekeh. Arga membantu melepaskan pengait helm nya, merapihkan rambut chery yang sedikit berantakan.

Mencubit kecil hidung chery "apasi gemes banget" ucap arga, chery tertawa.

Malam tiba, dikamar ghea sedang mengerjakan tugas, arga sedang bermain ponsel. Arga berjalan mendekati ghea.

"ghe" panggil arga.

"hmm"

"ghe bentar gw mau ngomong serius sama lu"

Ghea mengerutkan dahi, tumben pikirnya.

"kenapa?"

"beberapa bulan ini kan gw selalu jalan sama chery, lu ga cemburu?" tanya arga.

Ghea menarik nafas kemudian menjawab pertanyaan arga.

"kamu nanya kaya gitu?"

"iya"

"Ga, waktu itu aku udah pernah bilang ke kamu aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Kalo kamu nanya aku cemburu apa ngga ya pasti aku cemburu Ga, aku cemburu liat kamu jalan sama chery, aku cemburu liat chery bisa peluk-peluk kamu, aku cemburu aku juga mau kaya chery Ga" ucap ghea panjang sampai ada gumpalan air yang di bendung dimatanya sekali kedip air itu bakal jatuh.

Arga diam, ghea melanjutkan pembicaraannya

"kamu emng ga ada niatan untuk udahin hubungan kamu dengan chery?" arga tetap diam.

"Ga jawab aku!"

"gw ga tau ghe, gw kan udh pernah bilang kalau gw sayang sama chery bahkan cinta" jawaban arga membuat air mata yang sedari tadi ia bendung jatuh juga, hati nya begitu sakit istri mana yang ga sakit hati saat suami nya bilang mencintai orang lain.

"sedikit pun rasa cinta buat aku ga ada?" ghea menekankan ucapannya.

"kita udahin ya pembicaraan kita"ucap arga.

"kamu pengecut Ga"

Lanjut ghea "kamu selalu ngehindar setiap aku tanya itu" ghea bangun dari duduk nya.

Sebelum meninggalkan arga ghea berucap "aku izinin kamu pacaran sama chery, kalau memang itu yang bikin kamu bahagia aku bisa apa, cinta ga bisa dipaksakan kan"

Kenapa ghea bicara seperti itu, lantas gimana nanti pernikahannya dengan arga lanjut atau pisah.

Pagi tiba, semalam ghea tidur dikamar orang tuanya. Dirinya terlalu malas melihat arga, sebelum berangkat sekolah ia akan membuat sarapan terlebih dahulu. Walaupun dirinya marah tentang persoalan semalam tugasnya sebagai istri tidak akan ia lupakan.

Sambil menunggu arga ghea berjalan ke kamar mandi dekat dapur, ia berkaca melihat pantulan dirinya, matanya begitu bengkak akibat nangis semalam.

"padahal udh dikompres kenapa masih bengkak si" grutu ghea.

Keluar dari kamar mandi dilihatnya arga yang sudah menyantap sarapan. Ghea duduk di depan arga, keduanya canggung.

Suara kursi bergerak membuat ghea melihat ke arah arga yang sudah bangun.

"gw berangkat duluan ya" pamit arga, ghea mengangguk kemudian menyalimi arga.

"maaf ghe" ucap arga, ghea hanya tersenyum.

"hari ini aku izin pulang lambat ya? Aku ada kerja kelompok di cafe samping sekolah" ghea tidak mengindar dan tidak berbohong pasalnya semalam temannya memang bilang seperti itu.

"iya jangan sore-sore balik nya"

"iya"

Seperti yang tadi pagi ghea bilang dirinya bakal pulang telat, sekarang pukul 16:49 cukup sore, dilihat nya motor arga yang suudah ada di depan rumah.

Setelah memarkirkan mobil ghea berjalan membuka pintu.

"assalamualaikum" ditutupnya pintu, berjalan menuju dapur terlebih dahulu dirinya sangat haus. Langkah ghea berhenti air matanya turun begitu aja hatinya terasa sesak melihat pemandangan di depannya ini. Ghea menjatuhkan tas nya yang sedari tadi ia tenteng

Bruuk.....

Suara benda jatuh mengagetkan pasangan yang sedang berpelukan di dapur, arga melihat ghea berlari menuju kamar menutup pintu kamar begitu keras.

Arga panik dirinya tidak tau kalau ghea sudah pulang, berjalan menuju kamar diketuk ketuknya pintu tidak ada sahutan, pintu nya pun terkunci oleh pemiliknya.

Arga kembali kedapur, dilihatnya chery sedang duduk di meja makan.

"kamu pulang sendiri dulu ya, aku pesenin gojek"ucap arga kepada chery

"kenapa ga kamu aja"

"ga bisa "

"kenapa?"

"nurut sama aku cer" gretak arga

"iya-iya aku pulang sendiri"

Setelah kepergian chery, arga berjalan menuju kamar.

"ghea buka dulu ghe pintunya, gw bisa jelasin"ucap arga sambil mengetuk-ngetuk pintu.

Ceklek... pintu terbuka menampilkan ghea sudah berganti pakain.

"ghe gw bisa jelasin"

"jelasin apa?" tanya ghea

"tadi tuh ga seperti apa yang lu liat ghe"

"Ga seperti apa yang aku liat"

"Ga aku ngebolehin kamu pacaran sama chery, tapi bukan berarti kamu bawa chery kesini" lanjut ghea.

"kenapa?" tanya arga

"kamu bilang kenapa, kamu punya otak ga si" kesal ghea

"INI RUMAH AKU GA RUMAH AKU, rumah mendiang orang tua aku"

"dengan seenak nya kamu bawa pacar kamu ke rumah aku, terus kamu pelukan, GILA YA LO!!!" marah ghea nafasnya begitu sesak air matanya jatuh. Ghea menangis.

Ghea berjalan ke luar kamar, menuju kamar di sampingnya kamar orang tuanya. Ghea akan menenangkan diri.

Disisi lain arga menyesal kenapa dirinya malah membawa chery kesini ke rumah ghea rumah orang tua ghea. Setelah menikahi ghea mamah ghea bilang kalau dirinya tinggal saja di rumah nya tidak usah beli lagi. Sekarang arga bingung gimana cara meminta maaf dengan ghea.

Pagi ini ghea sengaja berangkat pagi dan tidak membuat sarapan, dirinya akan sarapan dikantin nanti bodoamat dengan arga, ghea sudah cape dengan arga, ghea juga sudah cape dengan dirinya sendiri.

Dirinya terlalu buta kenapa mempertahankan pernikahan yang sedari awal sudah tidak sehat. Arga terlalu bermain-main dengan pernikahannya, seolah-olah pernikahan itu bukan persoalan serius.

Setelah pulang dari sekolah ghea akan berbicara dengan arga, menurunkan ego yang dari semalam ia tahan. Setelah sampai dirumah di lihatnya motor arga yang sudah terparkir. Ghea berjalan masuk kekamar.

Ceklek....

Suara pintu kebuka membuat arga menengok kearah sumber suara, dilihatnya ghea yang berjalan meenuju kearah nya.

"aku mau bicara sama kamu"ucap ghea

"ghe aku minta maaf"

Ghea mengerutkan dahi, apa tadi aku arga bilang aku kedirinya.

"aku bukan mau ngomongin itu" arga bingung, ghea menarik napas melanjutkan ucapannya.

"kita udahan aja ya ga, kita pisah" ucap ghea matang, semalam dia sudah memikirkan matang-matang keputusannya untuk berpisah dengan arga. Dia mengingkari janjinya sendiri yang akan bertahan dengan arga kecuali arga sendiri yang menceraikan nya.

"kenapa? Kita bisa selesain baik-baik ghe" jawab arga

"baik-baik kata kamu, ini udah cara terbaik Ga, kamu mau pakai cara terbaik apa lagi?"

"ga harus pisah"

"kita harus pisah Ga itu lebih baik, aku udh pikirin matang-matang, buat apa kita bertahan kalau disni Cuma aku aja yang berjuang, kamu tuh terlalu bermain-main sama pernikahan"

Arga bingung apa kata ghea dirinya bermain-main dengen pernikahannya.

"main-main maksudnya apa?"

"kamu tuh punya otak ga sih, kamu tuh udh nikah tapi kelakuan kamu, dengan seenaknya kamu masih punya hubungan sama chery, istri sama yang ga cemburu liat suaminya masih mempertahankan hubungan haramnya. Kamu tuh ga mikirin perasaan aku tau ga" marah ghea.

Ghea ini sudah pikun atau gimana ini pikir arga, padahal waktu itu dirinya sendiri yang bilang kalau dia menginjinkan arga berpacaran dengan chery.

"kamu inget ga si, waktu itu kamu yang bilang ke aku kalau aku boleh punya hubungan sama chery" jelas arga

"aku bilang gitu ke kamu itu, biar kamu sadar Ga satu tahun emng ga cukup ya, perlakuan aku kekamu ucapan aku rasa sayang aku kekamu, emang itu ga bikin kamu sadar"

"aku cape Ga kita pisah aja ya" mohon ghea.

"setelah pisah kamu bisa bebas mau punya hubungan sama siapa aja, tanpa ada yang cemburuin" lanjut ghea

Arga menarik nafas "kalau itu mau kamu, yaudh kita pisah"

Ghea menangis, kenapa dirinya harus menangis ini udah keputusannya.

Arga menarik ghea kedalam pelukannya, sambil mengucapkan.

"maaf ghe, aku belum jadi suami yang baik buat kamu, aku banyak ngasih luka kekamu"

Tangis ghea mengeras. Ghea melepaskan pelukannya. Menatap arga

"makasih juga Ga"

Berpisah adalah jalan terbaik untuk keduanya. Ketika suatu hubungan menghadapi cobaan Sebagian orang menyerah, Sebagian orang bertahan. Ghea memilih untuk menyudahi hubungannya dengan arga.

Jika suatu hubungan mencapai batas untuk berpisah, ada baiknya untuk merelakan, dan ghea merelakan itu semua. Karna kandasnya suatu hubungan pernikahan bukan sesuatu hal yang buruk.

Ghea tidak akan menyalahkan siapa pun disini, ini sudah takdirnya. Berakhirnya hubungan dapat menjadikan pelajaran hidup yang bermakna.

Semoga ghea maupun arga menemukan cinta sejatinya.

Tamat

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun