Pembahasan
Kedelai merupakan bahan pokok olahan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Olahan kedelai beragam, dari tempe, tahu, kecap, dan lain-lain. Banyaknya olahan dari kedelai ini meningkatkan permintaan para konsumen sepanjang tahun. Tingginya permintaan ini tentu harus diimbangi dengan produksi kedelai yang tinggi juga di Indonesia.
Namun, produksi kedelai di Indonesia belum cukup memenuhi kebutuhan permintaan. Hal ini terjadi karena daya tarik petani dalam membudidaya kedelai juga masih kurang. Selain itu kualitas juga mempengaruhi permintaan kedelai lokal.
Masyarakat lebih senang menggunakan kedelai luar negeri dibanding dengan kedelai lokal. Kualitas kedelai luar lebih unggul dan menjamin apabila dikelola ulang. (Budhi G. S dan Aminah M, 2010). Berikut data impor kedelai di Indonesia berdasarkan negara asal.
Tabel 2.1 Data Impor Kedelai Berdasarkan Negara Asal.
Kedelai luar negeri memiliki polong yang lebih banyak dibanding lokal. Selain itu, biji kedelai luar negeri lebih besar dibanding dengan biji kedelai lokal. Perbedaan polong kedelai antara lokal dengan luar dipengaruhi dengan genetik kedelai sendiri.
Kedelai luar negeri memiliki genetik kedelai unggul dibanding lokal. Selain itu, lebih murah, ketersediaan di pasar melimpah, kualitas warna dan ukuran biji seragam, serta biji tidak tercampur kotoran. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para produsen olahan kedelai (Elisabeth D.A.A., Ginting E., dan Yulifianti R, 2017).
Faktor lain kurangnya edukasi kepada petani dalam teknik pembudidayaan kedelai menjadi daktor penghambat dalam menghasilkan kedelai yang berkualitas. Tidak sedikit petani yang mengalami gagal panen akibat kurangnya pengetahuan dalam membudidaya kedelai. Apabila Indonesia menginginkan kedelai dengan genetika unggul, maka harus menyilangkan dengan kedelai luar negeri. Hal ini tentu memakan waktu yang sangat lama. Bahkan dapat memakan waktu 10 tahun untuk menghasilkan kedelai unggul. Salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi kedelai impor adalah dengan meningkatkan produksi kedelai nasional melalui pembudidayaan kedelai bervarietas unggul.
Pembudidayaan kedelai perlu ditingkatkan agar Indonesia tidak terus mengimpor kedelai dari luar. Hal ini harus diimbangi dengan adanya peningkatkan kualitas kedelai melalui pengedukasian kepada petani agar kedelai yang dihasilkan berkualitas meskipun tidak seunggul kedelai impor. Peran pemerintah dalam meningkatkan bahan pangan sangatlah penting. Dukungan dengan adanya penyuluh pertanian sangat membantu petani dalam mendapatkan informasi seputar pertanian. Penyuluh pertanian dapat dengan langsung datang ke desa-desa dengan memberikan informasi kepada petani guna meningkatkan skill dan pengetahuan petani, karena skill tanpa pengetahuan tidak akan seimbang dalam menghasilkan produk pertanian yang berkualitas.
Kesimpulan