Mohon tunggu...
Fadhli Harahab
Fadhli Harahab Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Tertarik di bidang sospol, agama dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertanyaan "Genit" Seputar Peristiwa Lailatul Kadar

13 Mei 2020   04:15 Diperbarui: 13 Mei 2020   04:18 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay)

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kadar. Tahukah kamu apakah lailatul kadar itu? Malam lailatul kadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu diturunkan malaikat dan ruh suci dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar," (QS: Al-Kadar). 

Sengaja, Surat Al-Kadar ini saya posisikan di awal paragraf karena ayat-ayat ini merupakan landasan adanya satu malam mulia yang hanya dapat ditemui di dalam bulan ramadan, yaitu malam lailatul kadar. 

Malam yang dijelaskan Al-Quran sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Malam permulaan diturunkannya Al-Quran kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW sebagai petunjuk umat manusia.

Malam yang penuh rahasia dan misterius, sehingga sedikit sekali penjelasan yang dapat ditemui di dalam Al-Quran maupun Hadist Nabi terkait peristiwa ini. Kalau pun ada dalil-dalil atau keterangan terkait kejadian ini (lailatul kadar), sebagian ulama masih dalam posisi berdebat, karena kerahasiaanya yang sangat rahasia. 

Rahasia yang menimbulkan riak penasaran sampai memunculkan pertanyaan-pertanyaan "genit". Pertanyaan yang terkesan nyeletuk tetapi hingga saat ini belum sepenuhnya terpecahkan. 

Bukan hanya dari kalangan intelektual muslim saja yang begitu penasaran, masyarakat awam pun barangkali berminat ingin memecahkan kode-kode di dalamnya.

Namun sebelum memaparkan beberapa pertanyaan itu, saya ingin menjelaskan bahwa tulisan berjudul pertanyaan-pertanyaan "genit" yang kerap muncul ini tidak bermaksud untuk mengobok-obok keyakinan umat, melainkan hanya ingin menambah khazanah pemikiran islam yang barang kali hanya diperdebatkan di kalangan kampus.

1. Ko' Cuma Semalam

Bagi seorang mukmin, ditemui dan menemui lailatul kadar adalah impian, cita-cita yang mendorong hasrat iman mereka untuk meramaikan siang dan malam bulan ramadan dengan giat. 

Bisa dibilang setiap malam ramadan adalah malam lailatul kadar bagi seorang mukmin. Meraka tak mau melewatkan kecuali hanya dengan ibadah kepada Allah. 

Oleh sebab itu, alangkah kecewa seorang mukmin jika tidak bertemu dan ditemui malam mulia tersebut hanya karena peristiwanya terjadi di satu malam.

Terkait hal itu muncul pertanyaan, kenapa lailatul kadar hanya terjadi di satu malam, tidak dua atau tiga malam? Sebab, semua orang beriman ingin bertemu dengan momen tersebut. 

Lalu, jika lailatul kadar hanya terjadi di satu waktu (malam hari), bagaimana dengan mereka yang berada di belahan bumi sebelah sana? Secara, saat belahan bumi sebelah sini diliputi kegelapan, maka di sebelah sana akan diliputi terangbenderang, begitu juga sebaliknya. 

Maka, jika lailatul kadar hanya terjadi di satu waktu, bukankah belahan dunia yang lain tidak akan dapat menyapa peristiwa tersebut? Atau apakah momen tersebut hanya berlaku di lokasi atau wilayah tertentu?

Menurut saya pertanyaan di atas tergolong "genit" dan hanya orang yang memiliki kualifikasi tertentu yang dapat menjawabnya. 

2. Apa Tanda-tanda Lailatul Kadar. 

Sebagian orang menganggap bahwa peristiwa lailatul kadar dapat dideteksi melalui gejala-gejala alam. Mereka meyakini kejadian aneh, unik dan langkah yang terjadi di sebagian malam pada bulan ramadan sebagai bagian dari tanda-tanda datangnya malam lailatul kadar. 

Kita mungkin pernah mendengar cerita orang tua dulu yang menarasikan perubahan alam yang terjadi secara tiba-tiba sebagai tanda berlangsungnya lailatul kadar. 

Misalnya, air laut tiba-tiba surut, malam terasa sangat dingin, pohon-pohon tinggi seolah menundukkan batangnya, hujan deras mereda, angin berhenti berembus dan banyak lagi lainnya. 

Namun, apakah betul malam lailatul kadar dapat dideteksi melalui peristiwa alam? Atau apakah kejadian yang terjadi pada malam bulan ramadan hanya sebuah proses alamiah dan bisa dikatakan sebagai hal normal sebagaimana siklus perubahan iklim, perubahan cuaca pada umumnya? 

Sulit untuk membuktikan kebenarannya, apalagi merujuk pada dalil subjektif, karena minimnya dalil-dalil yang dapat menguatkan hal tersebut. 

3. Kenapa Terjadi di Akhir Ramadan dan  Pada Malam Ganjil. 

Tak ada seorang pun yang mengetahui waktu persis datangnya malam lailatul kadar. Namun, jumhur ulama berpandangan mulai turunnya Al-Quran ada pada malam mulia itu. 

Setidaknya ada dua pandangan yang menyebutkan bahwa malam turunnya Al-Quran terjadi pada malam bulan ramadan dan bertepatan dengan malam lailatul kadar, yakni tanggal 17 dan 24 ramadan. Bahkan, sebagian ulama menyebut terjadi pada tanggal 18 dan 19 ramadan. 

Ada juga dalil yang mengatakan bahwa Nabi memerintahkan untuk berdiam diri di masjid (i'tikaf) pada 10 malam hari terakhir bulan ramadan, untuk menyambut malam lailatul qadr.

Dari perbedaan pendapat di atas, tentu ada waktu yang benar-benar menjadi momen berlangsungnya lailatul kadar, tetapi apakah itu di awal, tengah atau akhir ramadan merupakan rahasia Allah. 

Tugas seorang mukmin lah untuk terus meramaikan malam-malam bulan ramadan dengan amal ibadah agar dipertemukan dengan malam tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun