Jakarta - Berikut sepenggal kisah inspiratif yang patut dijadikan sebagai pondasi kita untuk membangun integritas dan mewujudkan revolusi mental dalam berpolitik dan bernegara.
Belum lagi usai wabah virus Covid-19, baru-baru ini dunia kembali digegerkan dengan berkuasanya kelompok Taliban yang berhasil menduduki pemerintahan Afghanistan, tepatnya pada Agustus 2021 lalu.
Dengan berkuasanya kelompok Taliban di pemerintahan Afghanistan, maka mengakibatkan jutaan penduduknya harus mengungsi dan mulai mencari suaka ke negara-negara lain, termasuk mengungsi dan mencari suaka di Indonesia.
Diperkirakan tercatat ada sekitar 7.600 penduduk Afghanistan yang mengungsi dan mencari suaka di Indonesia.
Pengungsi dan pencari suaka tersebut termasuk di dalamnya ialah para politisi dan pejabat negara yang sebelumnya menjabat sebagai menteri di Afghanistan.
Sayed Sadaat misalnya, karena keadaan politik di Afghanistan yang kian memburuk, ia terpaksa harus meninggalkan negaranya dan bergabung dengan jutaan pengungsi lainnya.
Diantara jutaan pengungsi dan pencari suaka lainnya dari Afghanistan, dia merupakan salah satu orang yang berhasil mendapat suaka di Jerman.
Di Jerman, kini ia bekerja sebagai seorang kurir pengantar makanan di Lieferando, sebuah aplikasi seluler pemesanan makanan secara daring, semacam aplikasi 'GoFuud' jika di Indonesia.
Namun siapa sangka, ternyata ia dulunya adalah seorang petugas pemerintah Afghanistan yang menjabat sebagai Menteri Komunikasi masa jabatan periode 2016-2018.
Menurut saya pribadi, yang menjadikan sosok Sayed Sadaat patut untuk dijadikan kisah inspiratif, bukan karena penampilannya yang sederhana atau sebagai pejabat yang rela masuk ke gorong-gorong saluran got demi melayani masyarakat. Tetapi karena perspektif sudut pandangnya yang unik dan inspiratif.
Bahkan mantan Menteri Komunikasi Afghanistan yang memiliki kewarganegaraan ganda [Inggris-Afghanistan] tersebut mengatakan, bahwasanya dirinya bangga dengan pekerjaan yang dilakoninya saat ini.
Berikut rangkuman kisah inspiratif dari sosok Sayed Sadaat:
- Setiap orang harus bekerja.
Untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, semua orang membutuhkan uang untuk bisa mencukupi itu semua. Apakah itu untuk membeli makanan, obat-obatan, biaya sekolah, membayar sewa rumah, cicilan kendaraan, serta tanggungan biaya lainnya, semuanya membutuhkan uang. Untuk mendapatkan uang yang cukup, maka setiap orang harus bekerja, termasuk dirinya. - Walaupun mantan pejabat negara, juga tetap harus bekerja.
Meski sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri, bukan berarti dirinya harus berhenti bekerja dan tidak melakukan apa-apa. - Cintai apapun yang kamu kerjakan, dan kerjakan apapun yang kamu cintai.
Sebab dulunya menjabat sebagai menteri, pekerjaannya yaitu sebagai pelayan untuk publik. Baginya, dengan profesi yang dijalaninya saat ini sebagai pengantar makanan, juga termasuk wujud dari pelayanannya untuk publik. - Uang bukan segalanya, meskipun segalanya butuh uang.
Dirinya merasa bangga dengan apa yang dilakukannya hari ini, yaitu sebagai kurir pengantar makanan. Pasalnya, jika dirinya tidak mengambil keputusan tersebut, bisa saja dirinya sebagai menteri akan terjerumus untuk melakukan praktik korupsi.Dia juga menyebutkan bahwa dirinya bisa saja menggasak uang negara hingga mencapai jutaan dolar untuk membeli sebuah gedung atau bangunan hotel di Jerman, di Dubai atau di negara lainnya, sehingga ia tidak perlu susah payah lagi harus bekerja.
Tapi hal yang membuat dirinya bangga adalah kini jiwanya sudah cukup merasa bahagia karena terbebas dari rasa bersalah [apabila melakukan praktik korupsi], terutama kini ia sudah memiliki pekerjaan yang baik.
Dia berharap semua para politisi Afghanistan yang lainnya, juga turut melakukan hal yang sama seperti dirinya, yaitu terus bekerja dan kembali mengabdi untuk masyarakat, ketimbang harus terus bersembunyi.
Demikian sepenggal kisah inspiratif dari seorang Sayed Sadaat, seorang mantan menteri Afghanistan yang kini berprofesi sebagai kurir pengantar makanan di Jerman.
Kita berharap, semoga para politisi dan pejabat di negeri pertiwi ini juga memiliki pemikiran yang sama dengan beliau.
Sebagai generasi muda dan para milenial, setidaknya cobalah kita mulai dari diri kita sendiri. Lakukan sekarang dan jangan ditunda lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H