hotel adalah bangunan gedung tinggi yang berkamar dengan memiiliki jumlah banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan menyediakan tempat makan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. hotel merupakan bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, yang di sediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum.
Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 1987, hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersial.
Hotel memiliki dua kategori yakni : hotel berbintang dan non bintang.
Hotel berbintang adalah hotel yang telah memenuhi kriteria penggolongan kelas seperti bintang satu, dua, tiga, empat dan lima. Sedangkan hotel non bintang adalah hotel yang telah memenuhi kriteria penggolongan kelas hotel bintang satu, hotel non bintang tidak memiliki penggolongan seperti hotel berbintang maka orang-orang sering juga menyebutnya dengan hotel melati.
Di kota pekanbaru, Riau. Banyak sekali kita jumpai hotel-hotel berbintang dan non bintang.
hotel-hotel di pekanbaru juga posisinya banyak dibawah naungan Grup atau bisa di bilang saling terikat. Seperti premiere hotel, grand zuri hotel dll. Hotel-hotel tersebut dibawah naungan Grup. Namun ada juga hotel yang berdiri sendiri tanpa dibawah naungan grup seperti grand central hotel pekanbaru
Anyway, perkenalkan nama saya fadhlan arifin. Saya mahasiswa jurusan sosiologi, FISIP Universitas Riau. Berlatar belakang pendidikan Pariwisata atau bisa di sebut dengan hotelier di waktu bangku SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Saya mendapatkan pelajaran, pengajaran, ilmu pengetahuan serta pengalaman yang sangat berharga. Di waktu saya mengenyam pendidikan di SMK TIGAMA PEKANBARU saya mengambil jurusan Tata Boga.
Apakah teman-teman tau apa itu jurusan Tata Boga ?
Jurusan Tata boga atau Hospitality ialah jurusan yang mempelajari cara membuat makan, minum serta melayani tamu yang berkunjung di hotel atau di restoran. Mungkin persepektif bagi kaum awam jurusan ini gampang, mudah, sepele bahkan tidak perlu di pelajari. Semua persepektif itu salah! Jurusan ini tidak begitu gampang dan juga tidak begitu susah untuk di pelajari, mengapa demikian saya bisa berkata begitu ? setelah saya menjalankan dan mengikuti alur jurusan Tata Boga ini saya sangat enjoy tetapi di balik itu ada ketegangan atau kepanikan yang terjadi ketika di lapangan saat eksekusi atau saat memperaktekkannya.
Di mulai dari praktek membuat makanan, makanan yang di tampilkan haruslah memiliki beberapa kategori yakni dari segi : taste (rasa), ukuran / porsi  atau isi, warna, dan plating (tampilan). Dan juga makanan pun harus komplit atau berurutan dari Appetizer cold and hot (makanan pembuka dingin dan panas) - Main course (makanan utama) - Dessert (makanan penutup)
seperti apa itu appetizer cold and hot ?
Appetizer cold and hot di tampilkan atau di sediakan di awal.
Appetizer cold itu seperti : gado-gado betawi, lotek, urap dll. Yang ingredients nya harus ada sayuran dan sauce.
Sedangkan Appetizer hot itu misalnya seperti : sup ayam, sup iga, sup buntut, cotto makassar dll yang bersifat panas dan berkuah
Selanjutnya seperti apa itu main course ?
main course adalah makanan utama yang ditampilkan setelah appetizer cold and hot habis di santap, main course biasanya terdiri dari : karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Dan terakhir seperti apa itu dessert ?
dessert adalah makanan penutup yang bersifat cold (dingin), sweet (manis),dan smooth (lembut) biasanya di tampilkan terakhir dan juga orang-orang menyebutnya dengan hidangan pencuci mulut.
Di Tata Boga kita di ajarkan 3 ilmu memasak mulai dari ilmu memasak oriental (masakan asia). Continental atau western (masakan Europe) dan pastry (kue). Jika sudah ahli dan berhasil mendapatkan ilmu serta paham akan teknik-teknik dalam membuat 3 jenis masakan itu maka seseorang bisa di katakan sebagai Chef. Gelar seorang chef tidak bisa di sematkan oleh sembarangan orang yang hanya mempunyai ilmu yang dangkal atau sedikit. Seorang chef harus mampu menguasai 3 ilmu memasak tersebut, dan barulah ia layak di panggil dan di depan namanya disematkan dengan panggilan "CHEF"