Dengan melakukan sosialisasi kepada masyrakat bagaimana filtering berita dari segi sumber portal berita atau website itu kredibel atau tidak, pengguanan tulisan bahasanya, dan foto foto tersebut editan atau tidak, dari hal kecil tersebut bisa di sosialisasikan kepada masyarakat Indonesia.
Contoh hal kecil dari filltering sebuah berita hoax atau tidak nya adalah dimana sumber berita itu di rilis, jika berita itu hanya dari website abal abal ataupun hanya lewat dari pesan whatsapp, status social media maka ke validan berita itu perlu di pertanyakan, dan jika berita itu memang di rilis oleh media berita yang sangat kredibel seperti media media mainstream TV,detik.com DLL ini bisa di pastikan adalah berita yang valid.Â
Dari gaya bahasa pun juga bisa mudah di lihat apakah itu berita hoax atau valid. berita hoax biasanya menggunakan bahasa yang tidak baku dan asal asalan, berbeda jauh dengan berita valid yang harus menggunakan bahasa Indonesia yang benar karena menggunakan dasar dasar kode etik jurnalisitk dan lainnya
Pada intinya sosiasliasi pendidikan oleh pemerintah ke masyarakat adalah cara ampuh untuk membasmi hoax ketimbang hanya membuat undang udang pidana pembuat hoax. karena pembasmi hoax adalah diri individu itu masing masing. dengan masyrakat yang cerdas memilih berita maka akan juga berita hoax itu berhenti.Â
Seberapa banyak pun berita hoax itu tercipta jika masyarakatnya bisa menelaah berita maka di pastikan hoax itu tidak akan tersebar luas. Maka ini adalah tugas kita bersama dan terkhusus pemerintah untuk mensosialisasikan wawasan ini lewat dari iklan layanan masyrakat atau dari metode lain nya seperti membuat kurikulum pendidikan baru untuk memasukan pendidikan menanggulangi hoax
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H