Mohon tunggu...
Fadhilsyah
Fadhilsyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Public Relations Universitas Al-Azhar Indonesia | Aktivist Mahasiswa | Analys Politic

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pembasmi Hoaks adalah Kita Sendiri

8 November 2018   09:00 Diperbarui: 8 November 2018   11:32 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan melakukan sosialisasi kepada masyrakat bagaimana filtering berita dari segi sumber portal berita atau website itu kredibel atau tidak, pengguanan tulisan bahasanya, dan foto foto tersebut editan atau tidak, dari hal kecil tersebut bisa di sosialisasikan kepada masyarakat Indonesia.

Contoh hal kecil dari filltering sebuah berita hoax atau tidak nya adalah dimana sumber berita itu di rilis, jika berita itu hanya dari website abal abal ataupun hanya lewat dari pesan whatsapp, status social media maka ke validan berita itu perlu di pertanyakan, dan jika berita itu memang di rilis oleh media berita yang sangat kredibel seperti media media mainstream TV,detik.com DLL ini bisa di pastikan adalah berita yang valid. 

Dari gaya bahasa pun juga bisa mudah di lihat apakah itu berita hoax atau valid. berita hoax biasanya menggunakan bahasa yang tidak baku dan asal asalan, berbeda jauh dengan berita valid yang harus menggunakan bahasa Indonesia yang benar karena menggunakan dasar dasar kode etik jurnalisitk dan lainnya

Pada intinya sosiasliasi pendidikan oleh pemerintah ke masyarakat adalah cara ampuh untuk membasmi hoax ketimbang hanya membuat undang udang pidana pembuat hoax. karena pembasmi hoax adalah diri individu itu masing masing. dengan masyrakat yang cerdas memilih berita maka akan juga berita hoax itu berhenti. 

Seberapa banyak pun berita hoax itu tercipta jika masyarakatnya bisa menelaah berita maka di pastikan hoax itu tidak akan tersebar luas. Maka ini adalah tugas kita bersama dan terkhusus pemerintah untuk mensosialisasikan wawasan ini lewat dari iklan layanan masyrakat atau dari metode lain nya seperti membuat kurikulum pendidikan baru untuk memasukan pendidikan menanggulangi hoax

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun