Mohon tunggu...
Fadhilsyah
Fadhilsyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Public Relations Universitas Al-Azhar Indonesia | Aktivist Mahasiswa | Analys Politic

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Adu Kata 01 Versus 02

30 Oktober 2018   10:00 Diperbarui: 30 Oktober 2018   15:47 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres dan Cawapres di Pilpres 2019. (Foto: kumparan, Gerindra, dok. Biro Pers Setpres)

Dalam dunia perpolitikan saut menyaut dengan statement lumrah kita lihat bahkan hal ini bisa di lihat setiap hari di setiap kanal berita di setiap isu nya masing masing. 

Dalam waktu kampanye ini yang akan terus berlangsung ini, kedepan nya akan ada terus saut menyaut antar politikus, kandidat pasangan di ranah perpolitikan ini bahkan mungkin saut menyaut ini akan semakin panas hingga sampai ke hari dimana pencoblosan akan tiba. 

Saya istilahkan saut menyaut ini hanyalah bahasa kerakyatan tetapi dalam konteks formalnya yang di maksud adalah saling memberi tanggapan antar setiap kebijakan ataupun ucapan ucapan dari para pelaku politikus itu sendiri. Dan ini adalah sebuah ke niscayaan dari berlangsungnya sistem demokrasi.

Hiruk pikuk saling ber argument, lempar statement telah menghiasi di pesta demokrasi 5 tahunan ini dan tujuan nya hanya satu untuk mengambil suara rakyat.tetapi yang menariknya adalah ketika saling ber argument statement, statement yang mungkin bisa di katakan miring yang menyerang kubu 02 selalu di tanggapi dengan santai sekali bahkan bisa menjadi bahan kampanye yang bersifat humor

Belum lama ini perkataan dari pasangan 01 heboh dengan perkataan "politikus sentoloyo" ini adalah sindiran yang munngkin sangat pedas untuk di sindirkan ke pasangan lawan politkk 01 yaitu tim 02. 

Perkataan politikus sentolyo pun menjadi viral dan menjadi perbincangan hangat di ranah publik maupun dalam dunia elite politik. 

Tetapi dengan santainya pasangan wapres 02 yaitu Sandiaga menanggapi nya dengan sangat santai dengan membalasnya dengan kata "pemuda OJO LOYO" bahkan dari kata plintiran itu bisa menjadi kata kata positif.

Setelah kata ojo loyo dan politikus sentoloyo kembali menjadi viral dengan kata kata "politikus kemarin sore" perkataan ini di tujukan untuk sandi yang di anggap politikus kemarin sore. 

Kata kata ini viral karna salah satu tim 02 mengatakan sosok Sandi ingin seperti sosok Bung Hatta. Statement ini dibalas langsung oleh cucu Bung Hatta langsung dan mengatakan tidak pantas Sandi di samakan dengan Bung Hatta karna Sandi di anggap politikus kemarin sore.

Lagi lagi jawaban Sandi menanggapi hal itu dan tim nya dengan sangat santai dan menjadi bahan kampanye lucu lucuan bahwa sandi mengatakan memang dirinya politkus kemarin sore, Sandi tidak menanggapi nya dengan balasan balasan lain nya .

begitu juga dengan tim 02 menggapi ini bahkan menjadi bahan kampanye, Dahnil Azhar selaku koordinator jubir tim 02 mengatakan negeri ini harus di pimpin politikus kemarin sore karena isitlah kemarin sore itu yang di anggapan nya adalah politikus milenial

Melihat dari sisi ini bahwa Sandi maupun tim dari 02 menanggapi nya dengan sangat santai dan selalu melihat dari sisi posotifnya, ini menjadi cerminan juga bahwa memang 02 ingin mengedepan kan politik santun dan ceria. 

Ini menjadi penting karna memang milenial yang saat ini menjadi sasaran utama para tim seluruh kandidat sangat tidak menyukai politik yang penuh hiruk pikuk, mereka ingin politik yang santai dan fun. Dan dari sisi lini lagi lagi tim 02 memanfaat kan moment ini

Ini juga sebagai pelajaran untuk tim 01 bahwa politik penyerangan atau statement yang di lemparkan ke kubu 02 tidak terlalu efektif dengan menyerang yang sifatnya sentimentil dan emosional seperti contoh perkataan politikus sentoloyo. 

Bahkan jika statement bersifat emosional dan sentimen terus di lakukan dan lagi lagi kubu 02 bisa menjawabnya dengan santai dan bisa menjadikan bahan kampanye yang positif ini bisa menjadi blunder yang fatal bagi kubu 01

Kubu 01 yang telah berkuasa di pemerintahan saat ini memang tidak bisa memakai statement yang bersifat menyerang karna memang bisa menumbuhkan citra tidak pantas dan etis sebagai kubu incumbent. Ini berbanding berbalik dengan kubu 02 yang berlatar belakang memang sebagai penantang ( oposisi ) mereka memang tugas nya mengkritirk. 

Dengan latar belakang oposisi ini jika kubu 02 ingin memberikan statement penuh emosional sekalipun tidak terlalu resisten terhadap citra nya. Berbeda dengan kubu 01 sebagai incumbent harus menjaga citranya penuh ke etisan karna mereka juga berkuasa di pemerintahan saat ini dan sangat di perhatikan oleh masyarakat setiap kata di kalimat statementnya

Muhammad Farras Fadhilsyah

Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia

Public Relation

Ketua Komunitas Pemuda Biicara Politik

Twitter : @farrrdhilsyah

Instagram: @fardhilsyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun