Mohon tunggu...
Fadhilsyah
Fadhilsyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Public Relations Universitas Al-Azhar Indonesia | Aktivist Mahasiswa | Analys Politic

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ada Apa dengan Cawapres Ulama?

9 Agustus 2018   06:00 Diperbarui: 9 Agustus 2018   07:28 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/31/17153901/digadang-gadang-jadi-cawapres-prabowo-bagaimana-elektabilitas-abdul-somad

Fenomena ini mungkin baru terlihat adanya sebuah Isitjmak yang menyebutkan nama untuk mendukung paslon presiden dan wakil presiden, ini menandakan bahwa adanya situasi politik secara nasional yang mungkin genting di kalangan para Ulama. 

Setelah di umumkan nya Istijmak Ulama yang memberikan dukungan kepada Prabowo dan beberapa alternatif cawapres untuk Prabowo yaitu ada Habib Salim (Ketua majelis syuro PKS) dan Ustad Abdul Somad menjadi daya tarik tersendiri di kalangan para elit politk termasuk Prabowo itu sendiri.

Memang dalam beberapa tahun belakagan terakhir kalngan ulama terlihat agak sedikit di "pojokan" dengan tanda kutip,kita bisa lihat saja beberapa kasus persekusi Ustad Abdul Somad yang ingin datang ke acara nya, Habib Rizieq yang di kriminalisasikan dan berbagai kasus lain nya. 

Berbagai kasus ini juga tidak bisa kita pisahkan dalam kasus penistaan yang di lakukan oleh ahok atau kita serng kita ingat dengan simbolis nya yaitu aski 212,dan dapat di akui bahwa setelah kajadian 212 ini masyarakat mulai sadar akan bangkitnya persatuan islam termasuk tetntang edukasi politik islam. 

Hal ini juga selalau di gadang gadang kan oleh Ustad Abdul Somad (UAS) yang selalu memberikan edukasi bahwa pentingnya politik karena islam dan politik tidak bisa di pisahkan. Dan inilah sebuah prolog mengapa masyarakat Indonesia akan sadar dengan hal ini terlebih Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia

Dan dalam isu isu ini pemerintah ataupun kubu jokowi juga merasa di pojokan bahwa mereka phobia islam, suka atau tidak atau ada bukti atau tidak yang beredar di masyarakat awam adalah isu ini dan kesalahan besar pemerintah adalah mempertontokan isu ini se akan akan memang di ciptakan suasana ini, dan inilah yang mengakibatkan masyarakat terus berspekulasi tentang hal di rezim ini ummat islam dipojokan. 

Kita harus flashback kebelakang bahwa ada kesuksesan yang mengambil situasi ini yaitu anis-sandi yang sejak adanya isu ini mereka lebih gerilya di kalangan para ulama, suka atau tidak tim anis sandi suskses telah mendapatkan sebuah momentum ini karna hal ini tidak bisa dipisahkan terlebih kasus 212 bertepatan dalam jalan nya Pilkada Jakarta

Dan isu ini pun sudah mencapai ke ranah nasional, kasus 212 ini pun bukan hanya berkumpul di jakarta saja tetapi di daerah lain yang jauh dari jakarta juga ikut mengumpulkan massa tentang kemarahannya kitab sucinya dihina.

Dan inilah yang samapai sekarang isu ini terus tetap menguat karena setalah kasus 212 masuh banyak kasus kasus ulama yang di krimnalisasi dan kasus kasus ini di tujukan bahwa rezim ini tidak membela para ummat islam hingga pada pecahnya ulama membuat istijmak tentang sikap politik nya di pilpres yang akan datang.

Dalam situasi seharusnya harus di ambil langkah bijak oleh prabowo itu sendiri karna tranding topic tentang ulama terus naik dan dengar dengar juga kubu pemerintah atau jokowi juga memasangkan calon wakilnya yang bisa di terima ummat.

Ini juga menandakan bahwa kubu jokowi mengiyakan bahwa situasi ummat islam yang merasa di pojokan.dan langkah jokowi memang benar untuk menepis itu jokowi memasang calon nya yang bisa di terima kalangan ummat islam

Bisa di katakan bahwa prabowo jika tidak mengambil dari salah satu kalangan ulama atau dari hasil istijmak ulama maka akan kemungkinan jokowi akan menang kembali jika memang benar jokowo mengambil calon wakilnya yang bisa di terima di kalangan ummat islam. 

Jika kita ibaratkan ummat islam di dalam sebuah mesin diesel, maka mesin diesel ini sedang mengalami top performance atau sedang lagi panas panasnya mesin diesel untuk berkendara yang baik.begitu juga situasi ummat islam itu sendiri dan jika prabowo mungkin tidak mendengar baik kondisi ini maka kekalahan mungkin saja bisa terjadi kembali

Jika prabowo bahkan mengambil wakil nya nanti di kalangan Militer maka suara yang di raihnya juga hanya di dalam kotak kotak itu saja. Ibarat manusia seperti perkawinan LGBT yaitu militer-militer maka tidak akan menghasilkan karena raihan suaranya hanya dari kalangan itu saja dan jika prabowo mengambil dari kalangan ulama maka banyak hal yang mungkin di luar nalar itu akan terjadi seperti ummat akan rela all out jiwa dan hartanya untuk memenangkan pasangan prabowo jika memang prabowo jadi mengambil wakil di kalangan ulama.

           

Muhammad Farras Fadhilsyah

Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun