Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil mempersembahkan medali emas perdana untuk Kontingen Indonesia yang berlaga di Olympiade Tokyo. Selain mempersembahkan mendali emas pertama untuk kontigen Indonesia, pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, juga mampu mempertahankan tradisi mendali emas untuk cabang bulutangkis di ajang olimpiade.
Keberhasilan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu ini semakin lengkap dengan keberhasilan Antony Sinisuka Ginting memperoleh mendali mendali perunggu. Keberhasilan Antony Sinisuka Ginting berhasil meraih mendali merupakan keikutsertaan Olympiade pertamanya.
Keberhasilan Greysia Polii, Apriyani Rahayu dan Antony Sinisuka Ginting membangkitkan semangat anak-anak muda untuk juga menjadi atlit.
Bicara tentang menjadi atlit, saya pernah bermimpi untuk menjadi atlit sepakbola. Sejak kecil saya sudah berlatih sepakbola dan bergabung dengan klub sepakbola di kampung saya. Mimpi untuk menjadi pesepakbola terkenal dan memperkuat Indonesia di ajang Internasional selalu bergema di hati saya. Hal ini juga didukung kedua orang tua saya, dengan melengkapi perlengkapan untuk menjadi pesepakbola yang handal. Apalagi bapak saya juga penggemar sepakbola yang cukup fanatik.
Waktu SMP mimpi saya untuk menjadi atlit sepakbola menjadi kandas seketika. Waktu pertandingan antar sekolah kaki kanan saya mengalami cedera parah. Saya berharap untuk cepat pulih dan bermain sepakbola lagi. Hari berganti hari dan bulan berganti bulan kaki saya belum juga pulih 100%.
Akhirnya setelah saya sudah menempuh pendidikan di SMA, dan saya belum bisa berlatih sepakbola dengan sempurna. Bapak kemudian berbicara dari hati ke hati dengan saya.
"Lupakan mimpi besarnya untuk menjadi atlit sepakbola.
Fokuslah ke pendidikanmu dan rubahlah cita-citamu sebab arah kehidupan kita mulai ditentukan disaat masih di SMA", kata bapak yang saya ingat sampai sekarang.
Akhirnya saya putuskan untuk fokus ke pendidikan dan melupakan mimpi besar untuk menjadi seorang atlit sepakbola.
Walau kehidupan masa depanku sudah terenggut, tetapi saya kini harus fokus ke pendidikan.
Alhamdulillah Walau Ngak jadi menjadi atlit sepakbola, tapi kini saya berhasil menjadi programer komputer. Sebelumnya saya lulus dari Salah Satu Universitas negeri ternama di Jakarta.
Walaupun tidak menjadi pesepakbola, kehidupan harus berjalan terus. Mimpi besar untuk menjadi atlit sepakbola itu telah berganti menjadi seorang Programer Komputer.
Siapa tahu suatu saat nanti saya bisa membuat Game komputer yang berhubungan dengan sepakbola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H