Mohon tunggu...
Fadhilah Mursyid
Fadhilah Mursyid Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Masih Belajar mohon berkenan memberikan saran jika ada salah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekilas Biografi Imam Abu Dawud

15 Juni 2022   22:25 Diperbarui: 15 Juni 2022   23:41 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Latar Belakang Imam Abu Dawud

Beliau bernama lengkap Sulaiman bin Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syaddad, penisbatan ini di tukil dari pendapat murid beliau Ibnu Dasat dan Abu ‘Ubaid al-Ajiriy, - ada pula tambahan penisbatan oleh beberapa ulama seperti Ibnu Hibban dan Imam Subki- bin ‘Amr bin ‘Imron al-Azdiy as-Sijistani. Beliau dilahirkan pada tahun 202 H di kota Sijistan 

menurut sejumlah referensi yang memuat biografi beliau, demikian juga keterangan dari murid beliau Abu Ubaid al-Ajiriy: “Aku mendengar dari Abu Dawud, beliau berkata: Aku dilahirkan pada tahun 202 H”.

Al-Azdiy merupakan sebuah suku besar di Yaman yang merupakan cikal bakal dari imigran kota Madinah dan merupakan inti kelompok kaum anshor. Sedangkan al-Sijistan menandakan bahwa beliau merupakan pribumi daerah tersebut. Akan tetapi ditemukan banyak pendapat dimana sebenarnya daerah Sijistan ini berada. Menurut Imam al-Subki dan 

Ibnu Hallikan ia merupakan nama daerah di Yaman dan ada pula yang berpendapat bahwa Sijistan adalah wilayah perbatasan di timur Iran, di barat daya Afghanistan, dan ujung utara dari wilayah barat daya Pakistan. Sebagai ulama mutaqoddimin yang produktif,

 beliau selalu memanfaatkan waktunya untuk menuntut ilmu dan beribadah. Namun sangat disayangkan, informasi kehidupan Imam Abu Dawud di masa kecil sangatalah sedikit. Sedangkan masa dewasanya banyak riwayat mengemukakan bahwa beliau termasuk ulama hadis yang masyhur.

Imam Abu Dawud adalah seorang tokoh yang memiliki pola hidup sederhana. Hal ini terlihat dari cara berpakaian beliau, yaitu salah satu lengan bajunya lebar sedangkan yang satunya lagi sempit. Menurutnya, lengan yang lebar ini untuk membawa kitab sedangkan yang satunya tidak diperlukan, karena kalau lebar berarti pemborosan. Karenanya banyak ulama semasa beliau dan sesudahnya memberikan gelar zuhud dan wara’

Imam Abu Dawud wafat pada malam Jum’at, 16 Syawal 275 Hijriyyah. Beliau wafat di kota Bashroh, tempat beliau menetap. Jenazah beliau disholatkan oleh ‘Abbas bin ‘Abdul Wahid al-Hasyimiy dan dimakamkan di samping makam Sofyan ats-Tsauri Rohimahumullahu ta’al.

  • Pendidikan Imam Abu Dawud

Tidak ditemukan berita atau riwayat tentang masa kecil beliau kecuali keterangan bahwa keluarga beliau merupakan merupakan keluarga yang sangat memperhatikan hadis-hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan ini sangat mempengaruhi perkembangan keilmuan beliau kedepannya.

Keluarga Imam Abu Daud merupakan keluarga yang memiliki kecintaan terhadap ilmu, terutama dalam bidang ilmu hadis dan riwayat yang sedang trend pada tahun ketiga hijriyah. Ayah beliau al-Asy’ats bin Ishaq adalah perawi hadis yang meriwayatkan hadis dari Hamad bin Zaid,

 begitupula dengan sudaranya Muhammad bin al-Asy’ats termasuk tokoh yang menekuni dan menuntut hadis dan ilmu-ilmunya, juga merupakan teman perjalanan beliau saat menuntut hadis dari para ulama ahli hadis.

Sejak kecil Imam Abu Dawud sudah diperkenalkan dengan hadis-hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sehingga ia pun tertarik untuk mendalaminya, motivasi dan semangat beliau dalam mempelajari ilmu-ilmu hadis kian membara. Berbagai ilmu hadispun beliau kuasai dengan baik. 

Beliau juga rajin menghafal banyak hadis. Hampir semua guru besar hadis dinegerinya beliau datangi. Beliau mendengar secara langsung penyampaian hadis dari mereka, dan tak jarang beliau membacakan sebuah hadis di bawah arahan mereka. 

Selain itu, masih banyak lagi cara beliau menerima hadis dari guru-gurunya. Namun, masa pendalaman terhadap hadis dinegerinya tak terlalu lama mulai dari usia baligh sampai 19 tahun. Saat berusia kurang lebih 20 tahun beliau memutuskan untuk melakukan rihlah (perjalanan) ke Baghdad.

  • Perjuangan Beliau Mengumpulkan Hadis

Beliau memulai perjalanan ke Baghdad (Iraq) pada tahun 220 H dan menjumpai wafatnya Imam Affan bin Muslim (Rabiul tsani 220 H). Sebagaimana yang beliau utarakan: “Aku menyaksikan jenazahnya dan menshalatkannya”. Dalam perjalanannya Beliau ditemani oleh  kakak beliau, Muhammad. Kemudian beliau pergi ke Bashroh tiga bulan kemudian, sesudah wafatnya ‘Usman bin Haytsam (Rajab 220 H).

Ketika itu beliau diminta oleh Amir Abu Ahmad al-Muwaffaq untuk tinggal dan menetap di Bashrah, lalu beliau menerimanya akan tetapi hal ini tak berlangsung lama. Dikutip dari Abu ‘Isya al-Azroq, beliau mendengar bahwasannya Imam Abu Dawud memasuki kota Kuffah setahun kemudian (221 H) 

dan menerima hadis dari al-Hasan bin ar-Rabiy’ al-Buroniy dan Ahmad bin Yunus al-Yarbu’iy. Sebelumya beliau merantau ke Mekkah dan meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Maslamah al-Qa’nabiy (w.221 H), kemudian tak lama 

setelahnya beliau memulai perjalanan ke Syiria dan menerima hadis dari Abu Nadzir Ishaq bin Ibrohim (w. 270) di Damaskus dan menulis hadis sesuau arahan beliau pada tahun 222 H. Beliau kembali ke Bashroh pada tahun 223 H untuk menghadiri pemakaman 

Muhammad bin Khatir al-‘Abdi. Lalu pada tahun 224 H beliau pergi ke Himshi dan menerima hadis dari Imam Hasyawah bi Syuraih al-Himhy, dan Abu Ja’far an-Nafiriy di Harran. Kemudian beliau melanjutkan lagi ke Syiria kiranya pada tahun 227 H, ketika beliau mendapatkan arahan dari Abbas bin al-Walid bin Mazyad (w.270 H) di Beirut, walaupun Imam Abu Dawud tidak secara gamblang mengatakan dimana tempatnya.

Daftar para guru Imam Abu Dawud merupakan bukti utama dari perjalanan beliau walau terkadang ada beberapa penafsiran yang tidak selalu mudah. Biasanya, suatu dugaan dari seorang penduduk yang diidentifikasi katakanlah penduduk Basrah atau Damaskus dimana Imam Abu Dawud mendengar hadis darinya di Basrah atau Damaskus, berurutan. 

Terkadang juga ada yang menyatakan bahwa beliau mendengarnya di tempat lain. Seperti contoh Sulayman bin Harb yang dinyatakan sebagai tokoh yang memberikan hadis kepada Imam Abu Dawud di Mekah, 

padahal dia menghabiskan seluruh hidupnya di Basrah dan meninggal di sana. Selain itu, banyak para guru Imam Abu Dawud yang tidak teridentifikasi di sumber-sumber biografi baik tempat maupun tanggal wafatnya.

  • Membeli Surga Dengan Sedirham

Dalam kitab Fathul Bari karya Imam Ibn Hajar al-‘Asqolani mengisahkan bahwa dulu Imam Abu Dawud R.A suatu hari menaiki perahu. Lalu beliau mendengar seseorang bersin di pantai membaca hamdalah, kemudian Imam Abu Dawud memberi satu dirham kepada si pengemudi dan turun untuk mendatangi seseorang tersebut lalu berkata: "يرحمك الله" 

kemudian beliau kembali naik ke kapal. Hal ini membuat yang lain bertany-tanya mengenai alasan mengapa beliau melakukannya, lalu beliau menjawab: “Barangkali orang tadi itu orang yang dikabulkan do’anya”. Kemudian ketika mereka semua tertidur mereka mendengar suara “Wahai para penghuni kapal, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga sebesar satu dirham”.

Daftar Pustaka

'Abdul Wahhab, T. (1413). Thobaqot as-Syafi'iyyah al-Kubro li as-Subki. Hajrun Lil-Thoba'ah wa an-Nasyr at-Tawzi'.

Ahmad, A. B. (1417). Tarikh al-Baghdad. Beirut: Dar al-Kutub al-'Alamiyyah.

Al-Asqolani, I. H. (1379). Fathul Bari. Beirut: Darul Mu'arrafah.

Melchert, C. (2008). The Life and Works of Abu Dawud al-Sijistani. Al- Qantara, 10-17.

Muhammad, S. '. (1985). Syir a'lam an-Nubala'. Muassasah ar-Risalah.

Sulaiman, Abu Dawud. (1983). Su'alaat Abi 'Ubaid al-Ajuriy Aba Dawud al-Sijistaniy fi al-Jarh wa al-Ta'dil. Madinah: Al-Mamlakah Al-'Arobiyyah As-Su'udiyah.

------------. (n.d.). Sunan Abi Dawud. 2009: Darul Risalah al-'Alamiyyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun