Mohon tunggu...
Fadhilah Miftahul Ilmi
Fadhilah Miftahul Ilmi Mohon Tunggu... Lainnya - UIN WALISONGO SEMARANG

Sukamara, 23 November 2001 Mahasiswa Moto hidup "Bahagiakan orang tuamu sebelum mereka pergi, dan bahagiakan orang tuamu sebelum kamu yang pergi"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Faktor Penyebab Lupa

20 Juni 2020   16:28 Diperbarui: 20 Juni 2020   16:26 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muhibbin Syah mengemukakan setidaknya ada enam faktor yang menyebabkan lupa tersebut (Muhibbin Syah, 2008: hlm. 156-157) yaitu:

Pertama, lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori siswa.

Maksudnya disini adalah seorang siswa dapat melupakan suatu informasi yang dia peroleh sebelumnya  secara permanen dapat membuat informasi yang akan dia terima berikutnya menjadi sulit untuk diingat dan mudah untuk dilupakan. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat penerimaan informasi baru, ada kesamaan dengan informasi lama baik dalam bentuk, jenis, hingga kata-katanya, yang mana informasi lama dan baru akan saling bertabrakan. Selain itu, penerimaan informasi yang lama dan yang baru memiliki tenggang waktu yang singkat sehingga siswa akan sulit untuk mengingat dan menerimanya.

Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak.

Banyak siswa yang melupakan informasi yang dia dapat, dimana kebanyakan terjadi akibat informasi tersebut kurang menarik sehingga pada saat proses menerimanya siswa dalam kondisi bosan sehingga berdampak pada penerimaan informasi yang kurang. Selain itu, karena ada tekanan dari informasi baru sehingga informasi yang lama akan semakin sulit mengingat dan memanggilnya kembali, maka hal itu dapat menyebabkan lupa.

Ketiga, lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990).

Maksudnya disini apabila seorang siswa mendapatkan suatu informasi, dimana informasi tersebut hanya berupa tulisan saja. Maka pada saat dia melihat kenyataannya dari yang siswa tulis sehingga dia akan lupa menyebutkan apa yang dia tulis karena hanya mengetahui informasi tersebut berupa tulisan saja.

Keempat, lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu.

Hal ini banyak terjadi pada siswa, misalnya saja pada saat siswa yang memang mempunyai niat dan keinginan untuk belajar, namun seketika menjadi malas untuk belajar maupun mengerjakan tugas akibat suasana hati yang berubah. Faktor perubahan suasana hati para siswa misalnya karena guru yang kurang diasenangi, pelajaran yang susah, dan masih banyak lagi.

Kelima, lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa.

Peristiwa ini sering terjadi pada siswa di jaman sekarang karena banyak hal yang membuat mereka menjadi malas dan enggan untuk membuka dan mempelajari kembali informasi yang mereka dapat sebelumnya. Penyebabnya tidak lain adalah adanya smartphone yang pemanfaatannya kurang tepat. Dimana kebanyakan dari mereka hanya sering menggunakannya untuk kesenangan mereka seperti bermain game ataupun media social dan hal tersebut hanya akan membuang waktu saja. Langkah yang harus diambil adalah sebaiknya mereka mengulang kembali informasi sebelumnya ataupun mengajarkan kembali informasi tersebut kepada teman yang belum mengerti sehingga informasi tersebut akan selalu melekat dalam memori kita.

Keenam, lupa tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syarat otak.

Perubahan syaraf otak dapat terjadi karena banyak sekali faktor, yaitu mengonsumsi minuman keras, obat-obat terlarang (narkoba, ganja, ekstasi, dll), hingga terjadi akibat adanya kecelakaan yang menimpanya yang menyebabkan benturan dibagian kepala.

Banyak ragam kiat yang dapat ditempuh siswa dalam meningkatkan daya ingatannya sehingga lupa dapat teratasi. Yang paling pertama adalah dengan melakukan pengulangan secara terus menerus di luar kebiasaan. Misalnya, membaca asmaul husna sebelum belajar memungkinkan ingatan siswa terhadap materi keimanan lebih kuat.

Selain itu, dengan penambahan waktu belajar dan menambah frekuensi jumlah belajar dalam sehari sehingga materi atau informasi yang lebih banyak serta menggunakan system cicil dimana informasi yang dipelajari tidak sekaligus masuk namun sedikit demi sedikit akan mempermudah siswa mengingatnya.

Selain itu dengan memperbanyak mengerjakan latihan-latihan soal baik dari buku ataupun dari internet dapat mempermudah dalam mengingat kembali. Kemudian cara selanjutnya yang sering digunakan adalah dengan menggunakan adalah dengan mengolah informasi tersebut sesuai dengan cara kita sendiri, misalnya dengan membuat daftar kata-kata kunci, kata-kata asing beserta artinya, menyusun kembali informasi tersebut dengan kata yang lebih mudah dipahami,  hingga membuat gaya kata yang mudah diingat seperti kata-kata dengan rima, singkatan, maupun membuatnya menjadi sebuah lagu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun