Mohon tunggu...
Fadhilah Miftahul Ilmi
Fadhilah Miftahul Ilmi Mohon Tunggu... Lainnya - UIN WALISONGO SEMARANG

Sukamara, 23 November 2001 Mahasiswa Moto hidup "Bahagiakan orang tuamu sebelum mereka pergi, dan bahagiakan orang tuamu sebelum kamu yang pergi"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Faktor Penyebab Lupa

20 Juni 2020   16:28 Diperbarui: 20 Juni 2020   16:26 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keenam, lupa tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syarat otak.

Perubahan syaraf otak dapat terjadi karena banyak sekali faktor, yaitu mengonsumsi minuman keras, obat-obat terlarang (narkoba, ganja, ekstasi, dll), hingga terjadi akibat adanya kecelakaan yang menimpanya yang menyebabkan benturan dibagian kepala.

Banyak ragam kiat yang dapat ditempuh siswa dalam meningkatkan daya ingatannya sehingga lupa dapat teratasi. Yang paling pertama adalah dengan melakukan pengulangan secara terus menerus di luar kebiasaan. Misalnya, membaca asmaul husna sebelum belajar memungkinkan ingatan siswa terhadap materi keimanan lebih kuat.

Selain itu, dengan penambahan waktu belajar dan menambah frekuensi jumlah belajar dalam sehari sehingga materi atau informasi yang lebih banyak serta menggunakan system cicil dimana informasi yang dipelajari tidak sekaligus masuk namun sedikit demi sedikit akan mempermudah siswa mengingatnya.

Selain itu dengan memperbanyak mengerjakan latihan-latihan soal baik dari buku ataupun dari internet dapat mempermudah dalam mengingat kembali. Kemudian cara selanjutnya yang sering digunakan adalah dengan menggunakan adalah dengan mengolah informasi tersebut sesuai dengan cara kita sendiri, misalnya dengan membuat daftar kata-kata kunci, kata-kata asing beserta artinya, menyusun kembali informasi tersebut dengan kata yang lebih mudah dipahami,  hingga membuat gaya kata yang mudah diingat seperti kata-kata dengan rima, singkatan, maupun membuatnya menjadi sebuah lagu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun