ketindihan di tengah malam? Pengalaman ini mungkin terdengar menakutkan dan membingungkan bagi sebagian orang. Ketindihan merupakan kondisi ketika seseorang terbangun dari tidur, tetapi merasa tidak dapat bergerak atau berbicara. Sensasi ini sering disertai dengan perasaan tertekan di dada dan adanya kehadiran sosok atau bayangan yang menakutkan di sekitar.
Pernahkah Anda mengalamiApa Itu Ketindihan?
Ketindihan atau sleep paralysis adalah kondisi ketika seseorang mengalami keadaan tidak dapat bergerak atau berbicara sementara sedang terjaga atau tidur. Pada saat mengalami ketindihan, seseorang biasanya tetap sadar dan menyadari sekitar mereka, tetapi tidak dapat menggerakkan tubuh mereka atau berbicara. Sensasi ini dapat disertai dengan perasaan tertekan di dada, kesulitan bernapas, dan rasa takut yang intens.
Ketindihan sering terjadi saat tidur REM (Rapid Eye Movement), yaitu fase tidur di mana kita bermimpi. Pada fase ini, otot-otot tubuh kita biasanya menjadi relaksasi untuk mencegah kita bergerak saat bermimpi. Namun, pada kondisi ketindihan, otot-otot tersebut tetap relaksasi bahkan ketika kita sudah terjaga. Hal ini membuat kita merasa terkunci dalam tubuh kita sendiri.
Meskipun ketindihan bisa menjadi pengalaman yang menakutkan, kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan biasanya hanya berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit. Banyak orang yang mengalami ketindihan sekali-sekali dalam hidup mereka, tetapi ada juga yang mengalami secara teratur. Jika ketindihan sering terjadi dan mengganggu kualitas tidur, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat.
Penyebab Ketindihan
Penyebab ketindihan belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang dapat berperan meliputi:
1. Obstruksi Saluran Napas: Salah satu penyebab utama ketindihan adalah adanya obstruksi atau penyumbatan pada saluran napas. Hal ini bisa terjadi karena otot-otot di sekitar tenggorokan dan lidah menjadi terlalu rileks saat tidur, menyebabkan saluran napas menyempit atau tertutup sepenuhnya.
2. Kelebihan Berat Badan: Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan penumpukan lemak di sekitar saluran napas, yang dapat mempersempit ruang udara dan menyebabkan ketindihan.
3. Struktur Fisik Tubuh: Beberapa orang memiliki struktur fisik tubuh tertentu yang membuat mereka lebih rentan terhadap ketindihan. Misalnya, adanya kelainan pada rongga mulut, tenggorokan, atau hidung dapat menyebabkan saluran napas menjadi lebih sempit.
4. Usia: Ketindihan lebih umum terjadi pada orang yang lebih tua. Hal ini disebabkan oleh penurunan elastisitas dan kekuatan otot-otot di sekitar saluran napas seiring bertambahnya usia.
5. Kebiasaan Merokok: Merokok dapat merusak saluran napas dan menyebabkan peradangan serta penyempitan saluran napas, yang dapat meningkatkan risiko ketindihan.
6. Konsumsi Alkohol dan Obat Tidur: Alkohol dan obat tidur dapat membuat otot-otot di sekitar saluran napas menjadi lebih rileks, meningkatkan risiko ketindihan.
7. Faktor Genetik: Beberapa kasus ketindihan dapat memiliki faktor genetik, di mana ada kecenderungan keluarga untuk mengalami kondisi ini.
8. Gangguan Medis: Beberapa kondisi medis seperti polip hidung, tonsilitis, hipotiroidisme, dan kelainan struktural pada tenggorokan atau rongga mulut dapat menyebabkan ketindihan.
Mengatasi Ketindihan
1. Tetap tenang: Ketindihan bisa menjadi pengalaman yang menakutkan, tetapi penting untuk tetap tenang dan mengingat bahwa ini adalah kondisi sementara. Cobalah untuk mengendalikan perasaan takut dan panik.
2. Fokus pada pernapasan: Ketika mengalami ketindihan, cobalah untuk fokus pada pernapasan yang dalam dan teratur. Bernapas dengan perlahan dan dalam dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi kecemasan.
3. Gerakan jari atau jari kaki: Jika mungkin, coba gerakkan jari atau jari kaki Anda. Ini dapat membantu memicu respons motorik dan membantu memecahkan keadaan ketindihan.
4. Mengubah posisi tubuh: Jika Anda dapat bergerak, cobalah mengubah posisi tubuh Anda. Menggerakkan tubuh dapat membantu memutus siklus ketindihan dan memungkinkan Anda untuk bangun sepenuhnya.
5. Atur pola tidur yang teratur: Menjaga pola tidur yang teratur dan cukup penting untuk menghindari ketindihan. Cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.
6. Hindari pemicu ketindihan: Beberapa faktor seperti stres, kelelahan, perubahan jadwal tidur, atau konsumsi kafein dapat memicu ketindihan. Coba identifikasi pemicu yang mungkin bagi Anda dan hindari jika memungkinkan.
7. Konsultasikan dengan dokter: Jika mengalami ketindihan secara teratur dan mengganggu kualitas tidur, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat membantu mengevaluasi kondisi Anda, memberikan saran yang tepat, atau merujuk Anda ke spesialis tidur jika diperlukan.
Ketindihan mungkin terasa menakutkan, tetapi dengan pemahaman yang tepat dan langkah-langkah yang tepat, pengalaman ini dapat dikurangi dan diatasi.
Ingatlah bahwa setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, dan jika Anda mengalami ketindihan yang sering atau mengganggu, penting untuk mencari bantuan medis yang sesuai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H