Mohon tunggu...
Fadhel Fikri
Fadhel Fikri Mohon Tunggu... Penulis - Co-Founder Sophia Institute.

Co-Founder Sophia Institute Palu, serta pegiat filsafat dan sains.

Selanjutnya

Tutup

Book

Menggugat Otoritas: Review Tuhan Tidak Perlu Dibela Karya Abdurrahman Wahid

12 November 2024   00:44 Diperbarui: 13 November 2024   03:46 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ebook sabdaliterasi.xyz

Pandangan Gus Dur menekankan bahwa ketegangan antaragama dapat diredam melalui pendidikan dan dialog yang sehat. Di era di mana informasi begitu mudah tersebar melalui media sosial, potensi untuk salah memahami ajaran agama tertentu sangat besar. 

Oleh karena itu, penting untuk menanamkan nilai-nilai kebebasan beragama dan toleransi sejak dini, agar generasi mendatang dapat hidup dalam harmoni, terlepas dari perbedaan keyakinan yang ada.

Dapatkan Ebook: Tuhan Tidak Perlu Dibela

Kesimpulan: Pesan Kebebasan dan Toleransi Abdurrahman Wahid

Secara keseluruhan, Tuhan Tidak Perlu Dibela adalah karya yang memberikan pencerahan mengenai bagaimana kita seharusnya memahami agama dalam konteks kehidupan sosial. Gus Dur menegaskan bahwa Tuhan tidak membutuhkan pembelaan dari manusia, karena agama adalah ajaran yang sudah kuat dengan sendirinya. 

Manusia justru harus lebih fokus pada pembelaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial, karena nilai-nilai itulah yang akan membentuk masyarakat yang lebih damai dan adil. Buku ini mengajarkan kita bahwa beragama bukan tentang siapa yang benar atau salah, tetapi tentang bagaimana kita bisa hidup bersama dalam kedamaian.

Gus Dur meninggalkan pesan yang mendalam dalam bukunya ini: bahwa nilai sejati dari agama adalah kemanusiaan dan cinta kasih. Di era modern yang penuh tantangan, gagasan ini menginspirasi umat beragama untuk kembali merenungkan makna sejati dari ajaran mereka. Tuhan Tidak Perlu Dibela adalah panduan bagi siapa saja yang ingin mendalami spiritualitas dengan cara yang inklusif dan penuh penghargaan terhadap perbedaan.

Referensi

  1. Wahid, Abdurrahman. (2000). Tuhan Tidak Perlu Dibela. Jakarta: LKiS Yogyakarta.
  2. Barton, Greg. (2002). Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid. Equinox Publishing.
  3. Crouch, Melissa. (2010). Law and Religion in Indonesia: Conflict and the Courts in West Java. Routledge.
  4. Saidi, Iman Subkhan. (2006). Intelektualisme Gus Dur: Sebuah Analisa Pemikiran Gus Dur tentang Islam, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun