Sebuah peluru juga menembus dan menghancurkan tembok Asrama Putri II. Ledakan dan desingan-desingan peluru terus susul-menyusul setelah ledakan pertama hingga esok hari berikutnya. Sebagian tertancap tanah, sebagian merobek dan menghancurkan rumah serta bangunan disekitar nya.
Tiga roket jatuh di SMAN 14 di Cawang, di kompleks Polri Warung Buncit, Pondok Labu, Mampang, Pejaten, Condet, Pasar Minggu hingga Kramat Jati. Kengerian merebak ke seluruh penjuru arah, karena terus terjadi hingga pagi hari nya. Esok hari nya, sekitar 60 roket ditemukan polisi disejumlah lokasi (Kompas, Arsip 1984:11).
Dampak yang terjadi pasca ledakan sangat membuat warga disekitaran lokasi kejadian menjadi lumayan kacau. Banyak rumah-rumah penduduk yang rusak dan hancur akibat terkena ledakan roket dan mortir koleksi dari gudang senjata Korps Marinir. Kompleks marinir itu mempunyai enam gudang peluru.
Koleksi nya ada ranjau, peluru, ranjau, granat, TNT dan roket berbagai jenis. Menurut beberapa narasumber, jika ada seseorang yang berada didekat dengan TNT Tersebut lalu diledak kan dapat mengakibat kan “muntah darah” karena jantung bergetar sangat hebat akibat dari dentuman TNT tersebut.
Kemudian ada howitzer 140mm, peluru merian anti tank. Dalam jarak radius 2 kilometer rumah-rumah pendudukan hancur berantakan, terkena amunisi jarak pendek. Rs Fatmawati yang lokasi nya dekat dengan lokasi kejadian sekitar 2,5 km pun menjadi sasaran keganasan peluru dan amunisi milik Korps Marinir.
Kaca jendela bergetar hebat pada saat waktu kejadian dan sebagian pecah akibat tidak bisa menahan getaran yang ditimbulkan. Selain itu eternit dan lampu neon dibeberapa ruangan juga jatuh pecah, membuat kepanikan disetiap kamar rawat tidak terhindarkan (Tempo, No.36, 1984:12)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H