Mohon tunggu...
Fachry Aziz Sofyan
Fachry Aziz Sofyan Mohon Tunggu... Freelancer - Dreamer

Menuangkan yang terlintas di benak kepala ke dalam rupa tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Strategi Bertahan Hidup Ojek Pangkalan (Opang) di Era Gempuran Maraknya Ojek Online

6 Mei 2024   09:38 Diperbarui: 6 Mei 2024   20:10 2047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

Sarana transportasi selalu menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat, karena pada hakikatnya untuk memenuhi berbagai kebutuhannya, manusia harus berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Sebagai salah satu contohnya untuk membeli bahan-bahan pangan yang merupakan kebutuhan primer, kita perlu berangkat ke pasar atau tempat sejenisnya untuk membeli bahan-bahan pangan tersebut. Hal ini tidak terbatas pada satu kebutuhan saja, lebih dari itu meliputi seluruh seluk-beluk apa yang dibutuhkan manusia ataupun yang diinginkannya. Sarana transportasi mampu mempermudah masyarakat untuk mendapatkan hal tersebut, dengan adanya sarana transportasi yang mampu dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, maka seluruh aspek kehidupan akan berjalan dengan baik. Lantas bagaimana perkembangan zaman mempengaruhi dunia transportasi? Hal yang menarik adalah adanya digitalisasi yang merambak hampir disetiap aspek yang kita jalani akhir-akhir ini, termasuk dalam aspek sarana transportasi. Kita dapat dengan mudah menemukan fakta bahwa digitalisasi telah berdampak pada dunia transportasi, salah satunya yaitu dengan adanya ojek online (Ojol). 

Perlu kita ingat sebelumnya, hampir setiap produk dari digitalisasi memang sudah tercipta terlebih dahulu namun tanpa sentuhan digital. Sederhananya, suatu hal itu telah ada dan berjalan sebagaimana mestinya, kemudian seiring perkembangan zaman digital yang menjadikannya "serba online" sehingga hal-hal tersebut mau tidak mau harus berkembang dengan bertransformasi sesuai perkembangan zaman yang men-digitalisasi hampir semuanya. 

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi telah mengubah lanskap transportasi di Indonesia, termasuk di dalamnya bisnis ojek pangkalan (Opang). Maraknya layanan ojek online seperti Gojek dan Grab telah memberikan tantangan baru bagi Opang tradisional yang telah lama beroperasi. Namun, meskipun dihadapkan pada persaingan yang ketat, Opang masih memiliki strategi bertahan hidup yang unik di era gempuran ojek online.

1. Pelayanan Personal dan Kedekatan dengan Pelanggan

Salah satu keunggulan Opang tradisional adalah pelayanan personal dan kedekatannya dengan pelanggan. Mereka sering kali sudah mengenal pelanggan mereka secara personal, mengetahui rute yang sering ditempuh, dan dapat memberikan layanan yang lebih ramah dan terpercaya. Hal ini menjadi nilai tambah yang tidak dapat disaingi oleh ojek online yang cenderung bersifat transaksional.

2. Penyesuaian Tarif yang Fleksibel

Opang juga memiliki keleluasaan untuk menyesuaikan tarif mereka secara lebih fleksibel. Mereka dapat bernegosiasi langsung dengan pelanggan untuk menentukan harga yang sesuai dengan jarak dan kondisi perjalanan. Hal ini membuat mereka tetap kompetitif dengan tarif ojek online yang terkadang lebih bervariasi.

3. Jaringan Sosial dan Komunitas yang Solid

Opang sering kali tergabung dalam jaringan sosial dan komunitas yang solid. Mereka saling membantu dan mendukung satu sama lain, baik dalam hal informasi terkait pelanggan maupun dalam menghadapi permasalahan bersama. Hal ini membuat mereka memiliki kekuatan kolektif yang dapat memberikan keunggulan dalam menghadapi persaingan dengan ojek online.

4. Diversifikasi Layanan

Untuk bertahan hidup, banyak Opang yang melakukan diversifikasi layanan. Selain sebagai ojek, mereka juga menawarkan layanan antar barang, jasa pengantaran, atau bahkan tur sebagai bentuk inovasi untuk tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.

5. Penggunaan Teknologi Secara Bijak

Meskipun bersaing dengan ojek online yang mengandalkan teknologi, Opang juga mulai menggunakan teknologi secara bijak. Mereka mulai memanfaatkan aplikasi pesan singkat atau media sosial untuk berkomunikasi dengan pelanggan atau bahkan membuat grup khusus untuk mempermudah pemesanan.

Dengan strategi-strategi ini, Opang tradisional masih memiliki tempatnya di tengah-tengah persaingan dengan ojek online. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh Opang, seperti pelayanan personal, tarif fleksibel, jaringan komunitas yang solid, diversifikasi layanan, dan penggunaan teknologi secara bijak, menjadi kunci untuk bertahan hidup dan tetap relevan di era transportasi yang terus berkembang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun