Mohon tunggu...
Fachrur Rozi
Fachrur Rozi Mohon Tunggu... Guru - Menyukai Traveling dan seorang Konseptor

Saya adalah seorang konseptor, saya senang membuat perencanaan terhadap suatu kegiatan atau tugas dengan target maksimal. Saya berwawasan luas, mudah bergaul dan suka untuk mencoba hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Penggerak dari Masa ke Masa

14 September 2023   12:05 Diperbarui: 14 September 2023   12:48 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai..hai..hai....!!!

Assalamu'alaikum sobat hebat..!!! Semoga sehat dan bahagia selalu...! Senang sekali saya bisa kembali menyapa sobat hebat semua, terkhusus untuk para Guru Penggerak yang selalu semangat dalam menuntun anak bangsa menuju generasi cerdas berakhlak Pancasila.

Tanpa terasa hampir 4 minggu sejak pembukaan Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 9 pada bulan Agustus lalu, kini saya kembali hadir untuk memenuhi tugas sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9, salah satunya adalah membuat refleksi dengan model 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan) yang saya tuangkan melalui tulisan naratif pada media daring. 

Tulisan kali ini sebagai rangkaian pemenuhan tugas pada Modul 1.2.a.8. tentang Koneksi Antar Materi dengan tema Nilai dan Peran Guru Penggerak sehingga pada kesempatan ini saya memberikan judul "Guru Penggerak dari Masa ke Masa". Artikel kali ini, saya akan membuat tulisan dengan lebih menarik yaitu mengkombinasikannya dengan tayangan video dari YouTube sehingga sobat hebat dapat lebih tertarik dan tidak bosan untuk membaca tulisan saya. Menjadi tergerak, bergerak dan menggerakan merupakan dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru penggerak, oleh karena itu saya akan selalu membuat setiap tulisan saya selalu berbeda sehingga menarik untuk dibaca.

Secara ringkas, pada tugas kali ini dapat dilihat melalui kanal YouTube saya berikut ini :


Refleksi Pembelajaran

Sobat hebat, bahwa pada tagihan tugas 1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2 ini, kami para Calon Guru Penggerak mendapatkan ‘challenge’ untuk melakukan refleksi menggunakan Model 4F yaitu: 1) Fact; 2) Findings; 3) Feeling; dan 4) Future. Yang lalu di Indonesia-kan menjadi 4P, yakni: 1) Peristiwa; 2) Pembelajaran; 3) Perasaan; 4) Penerapan; tentang semua materi yang sudah dipaparkan dalam Eksplorasi Konsep. Pada kesempatan Refleksi Koneksi Antar Materi ini, kami diajak untuk menelaah kembali rangkaian pembelajaran mulai dari Modul 1.1 hingga akhir Modul 1.2 ini.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

1. Peristiwa: 

Momen yang paling penting atau menantang atau mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah kami belajar bersama, berdiskusi dan mendapatkan pondasi atau pijakan filosofis dari kegiatan pendidikan di Indonesia. Kami belajar tentang hakikat pendidikan, tujuan pendidikan, alat pendidikan, syarat pendidikan, prinsip-prinsip pendidikan, dan lain sebagainya berdasarkan pada konsep-konsep pemikiran Bapak Pendidikan Nasional kita, Bapak Ki Hajar Dewantara. Untuk lebih jelasnya tentang materi ini silahkan klik pada tautan ini.

Sementara kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah saya mempelajari tentang macam-macam konsep yang akan mendukung pada terealisasinya profil pelajar pancasila melalui peran aktif guru penggerak. Dari berapa konsep tersebut diantaranya adalah : 

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Maka jika dikaitkan, antara dua modul tersebut bahwa materi modul 1.1 menjadi landasan filosofis, yang akan mengkristal dan mengendap dalam jiwa sanubari insan-insan pelaku pendidikan, khususnya para guru dalam menjalankan amanahnya untuk memajukan pendidikan demi harkat dan martabat bangsa kita bangsa indonesia. Sehingga selanjutnya, hal ini akan menjadi nilai intrinsik yang akan mampu menjadi ‘bahan bakar’ yang membuat seorang manusia merasa tersadar dan ‘tergerak’. Dengan kata lain, konsep (pada modul 1.1) ini juga sebagai pondasi konsep pemikiran tempat kita berpijak dalam mendirikan kokohnya rumah bangunan sistem pendidikan nasional kita. 

Sementara itu, peran modul 1.2 adalah sebagai ‘motor penggerak’nya. Sehingga, setelah tersedianya ‘bahan bakar’ maka bagaimana seharusnya seorang guru penggerak mampu bergerak untuk menggerakkan ekosistem pendidikan. Nilai-nilai apa yang harus dipedomani dan diimplementasikan. Dan juga peran seperti apa yang mesti dijalankan sehingga dia memiliki daya ‘bergerak’, dan ‘menggerakkan’ untuk mewujudkan profil pelajar pancasila dan tujuan pendidikan kita.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

2. Perasaan: 

Pada momen saat saya memahami tentang teori otak triune ini, bahwa kita juga memiliki otak reptil yang mengelola semua otomatisasi dan reflek di tubuh demi kelangsungan hidup kita, sehingga mampu mengkonservasi energi yang digunakan otak. 

Sumber: https://hotcore.info/babki/reptilian-brain-amygdala.html
Sumber: https://hotcore.info/babki/reptilian-brain-amygdala.html

Bagian otak yang juga berfungsi mengotomatisasi kerja organ dalam tubuh, seperti: jantung, hati, paru-paru, dan lain-lain yang terkait dengan sistem pernapasan, metabolisme, reproduksi, hormon, suhu tubuh, bertahan hidup seperti: refleks untuk fight, flight, freeze (melawan, kabur, diam). Maka pada saat itu saya merasa sedikit aneh dan heran, karena dalam diri manusia ada sifat kebinatangan yang ada dalam otak kita, tapi ya itulah kenyataannya.  

3. Pembelajaran: 

Sebelum momen tersebut terjadi, saya berpikir bahwa otak kita adalah otak luhur manusia, dan sekarang saya berpikir dan menyadari bahwa dari bagian-bagian itu benar-benar menunjukkan betapa ‘complicated’ dan canggihnya sistem koordinasi otak kita, dan atas fakta ini menunjukkan betapa kemahakuasaan Sang Pencipta, Allah SWT. Jadi, di sini perlu diingat bahwa secara alamiah kita mempunyai kecenderungan untuk mengkonservasi energi. Insting kita akan lebih cepat bereaksi dan mengklasifikasikan sesuatu sebagai ancaman, ketimbang harus menganalisanya terlebih dahulu apakah benar itu adalah ancaman. 

Kabar baiknya, otak luhur manusia juga dilengkapi dengan kemampuan untuk belajar. Tidak statis tapi elastis. Dengan demikian, penggunaan sistem berpikir lambat, penggunaan otak luhur (manusia) dapat kita pelajari agar tidak begitu saja memperkenankan sistem berpikir cepat (otak reptil dan mamalia) mengambil alih kendali diri kita.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Maka pelajaran yang saya dapatkan, bahwa kita harus bisa mengontrol dan menuntun otak reptil-mamalia kita, juga para peserta didik kita, untuk selalu dalam lingkupan kontrol otak luhur kita.

4. Penerapan ke depan (Rencana): 

Sebagai penerapan ke depan (rencana) saya, saya berusaha menjawab pertanyaan pemantik tentang apa pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Untuk menjawab pertanyaan ini, hal sederhana, konkret, dan rutin untuk melakukan pengembangan diri antara lain adalah: 

1) membuat suasana belajar yang menyenangkan; 

2) melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid; 

3) mengikuti pelatihan-pelatihan pengembangan diri secara mandiri, baik daring maupun luring; 

4) sering membuat refleksi sederhana, sehingga ada jejak terhadap proses perbaikan kita.


Demikian sedikit pemikiran saya pada artikel kali ini, semoga menginspirasi sobat hebat semua dan sampai jumpa lagi pada artikel selanjutnya....!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun