Ketika manusia lahir, dia dibekali akal dan panca indera. Dengan bekal itu, manusia kemudian tumbuh, berpikir, berpengalaman, dan ujungya: berpengetahuan.
Manusia menjadi tahu: kulit itu sakit kalau dicubit, pohon itu meneduhkan, alam itu indah, manusia lain marah kalau disakiti, benda yang di atas itu akan jatuh kalau tidak ada penyangganya, dan hal-hal lainnya.
Pengetahuan manusia tersebut diistilahkan sebagai pengetahuan alamiah: pengetahuan yang terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Pengetahuan itu muncul karena hasil coba-coba dan akal-akalan. Kadang juga muncul secara kebetulan.
*****
Dalam perjalanannya, manusia lalu bersekolah. Di sekolah, manusia dituntut untuk mengkaji. Pengetahuan yang diperolehnya secara alamiah dikaji lebih dalam lagi. Diteliti secara lebih ketat, sistematis, terkontrol, dan konsisten.
Secara alamiah, kita tahu bahwa benda yang di atas itu akan jatuh kalau tidak ada penyangganya. Tapi setelah dikaji, ternyata benda itu bisa tidak jatuh. Syaratnya: harus ada mesin yang menjalankan dan menerbangkannya. Harus pula didesain bodinya agar simetris dan seimbang.
Pengetahuan dari hasil pengkajian tersebut diistilahkan sebagai pengetahuan ilmiah. Ujung  dari pengetahuan ilmiah adalah terciptanya teori: dalil-dalil penjelasan dari hasil kajian yang telah dilakukan.
*****
Pengetahuan akan rugi jika hanya berhenti di teori. Teori harus diubah menjadi sesuatu yang berguna bagi manusia itu sendiri. Ukuran berguna sederhana saja: memudahkan hidup manusia.
Upaya manusia untuk mengubah teori menjadi sesuatu yang berguna diistilahkan sebagai pengetahuan teknik/terapan. Ujung dari pengetahuan teknik/terapan adalah karya, penemuan.
"We need result. Applicable result!" Kata seorang Professor Matematika di hadapan para mahasiswa baru Harvard University.