Mohon tunggu...
Fachrul Ichsannudin
Fachrul Ichsannudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

win without humiliating, knights without magic

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru sebagai Fasilitator dalam Pembelajaran Tatap Muka

8 Januari 2023   00:00 Diperbarui: 7 Januari 2023   23:58 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Teknologi komunikasi yang digunakan para orang tua dan masyarakat terkait proses pembelajaran Jarak jauh, online dan daring selama pandemi Covid-19 juga  harus dimiliki oleh setiap guru Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model bagi siswa, dengan peserta didik untuk dapat meningkatkan proses dan cara belajarnya sehingga Sebagai seorang fasilitator di dalam kelas, guru juga harus membantu peserta didik yang kesulitan dalam hal.

 Seorang guru yang kreatif, cemerlang dalam pengelolaan kelas dan sebagai fasilitator  tidak hanya sebagai seorang guru yang tugasnya hanya mengajar peserta didik, namun seorang fasilitator harus aktif dalam memberikan pelayanan pelayanan dan kemudahan-kemudahan belajar kepada para peserta didik. menjadi seorang fasilitator, seorang guru juga harus mampu menjadi seorang guru yang kompeten (Jamin, 2018) dalam mengajar dan mengerjakan tugas yang berkaitan dengan pendidikan

 Guru yang kompeten adalah guru yang mampu menjadi fasilitator yang digemari, dipercaya, dan mampu membimbing kepribadian peserta didik. guru sebagai literature review dalam untuk penelitian ini, salah satunya guru merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru dalam mempengaruhi, dalam mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam rangka Fasilitatoran guru harus mampu mengajar, memiliki dan mengetahui guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan persiapan yang sebaik-baiknya, guru harus berani memberikan pujian kepada siswa, seorang guru harus mampu membangkitkan peserta didik.

yang diharapkan oleh guru. bahwa guru sebagai fasiltator pendidikan tidak hanya kepada peserta didik memberikan layanan yang profesional, memudahkan peserta didik untuk belajar. Demikian juga di dalam kelas, guru sebagai fasilitator harus memberikan Penelitian berikutnya yang dilakukan  pada pembelajaran tatap muka atau luring pada pembelajaran tatap muka atau luring dilakukan dengan menerapkan system dengan daring dan luring.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). penelitian kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian yang itulah penggunaan metode kualitatif dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena Peneliti melakukan studi dengan literatur kepustakaan, baik berupa buku, hasil penelitian yang telah lalu sebagai membuat catatan-catatan penting dari berbagai literatur untuk ditampilkan kemudian dianalisis dan membuat kesimpulan sehingga menjadi suatu data

Hasil dan Pembahasan

  • Kurikulum Merdeka/Merdeka Belajar           

Kebebasan atau merdeka adalah kondisi paling penting hampir di semua aspek kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan dunia Pendidikan, belajar adalah salah satu isu yang selalu menjadi topik hangat dalam literatur kebebasan. Colin Lankshear adalah seorang Professor di University of Auckland yang pernah bependapat yakni “Kebebasan atau merdeka dan pembelajaran telah dikaitkan dalam filsafat dan teori Pendidikan dalam tradisi barat sejak zaman Yunani, dan sangat penting dalam debat Pendidikan pada abad ke-21.” (Sibagariang et al., 2021)

            Merdeka belajar atau kurikulum merdeka merupakan kebebasan dalam menentukan bagaimana cara berperilaku, berpose, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap individu dengan menentukan nasib dirinya sendiri (Sibagariang, Sihong, & Murniarti, 2021). Selain itu, merdeka belajar juga dapat dimaknai pemberian ruang yang lebih terhadap siswa dengan adanya kesempatan untuk belajar secara nyaman, tenang, dan bebas tanpa ada hambatan dan tekanan, dengan memperhitungkan bakat alamiah yang dimiliki setiap siswa (Wijaya, Musofa, & Husain, 2020).

            Assiciation of American Colleges & Universities (AAC & U) pernah menyebutkan bahwa : “Kebebasan akademis tidak hanya menyiratkan kebebasan dari batasan tetapi juga kebebasan bagi pengajar dan mahasiswa untuk bekerja dalam komunitas ilmiah untuk mengembangkan kualitas intelektual dan pribadi yang dibutuhkan warga negara dalam demokrasi yang dinamis dan dalam ekonomi yang kuat.” (Wijaya, Musofa, & Husain, 2020). Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan merdeka bagi peserta didik. Hal ini tentunya membuat waktu peserta didik untuk bermain, bereksplorasi, mengatasi kebosanan,menemukan minat dan bakat sendiri. Hal tersebut dapat mengembangkan kemampuan keterampilan peserta didik dalam penalaran analitis dan kritis dengan mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai presepektif yang berbeda.

            Kurikulum merdeka dirancang untuk mengejar ketertinggalan dalam literasi dan numerasi. Kuirkulum merdeka yang akan memberikan solusi untuk penyempurnaan kurikulum, ini dapat dilaksanakan secara bertahap disesuaikan dengan kesiapan sekolah masing-masing. kurikulum merdeka memiliki beberapa keunggulan yakni yang pertama, kurikulum lebih sederhana dan mendalam. Pembelajaran lebih menitikberatkan pada pengetahuan yang esensaial dan pengembangan kemampuan peserta didik sesuia dengan fasenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun