Mohon tunggu...
Muhammad FachrulHudallah
Muhammad FachrulHudallah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

"Jika Aku bukan anak Raja, Penguasa, Bangsawan, dan dari kalangan Priyayi, Aku hanya dapat mengenalkan diriku melalui gagasan karyaku"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Motorku, dan Pom Bensin

16 Juli 2020   18:26 Diperbarui: 16 Juli 2020   18:21 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Ku mulai berkendara dengan santai sembari berdoa agar ditemukan pom bensin terdekat. Aku memang meminta agar dipertemukan karena butuh. Ah, dia memang bukan teman, tetapi juga bukan musuh. Aku datang karena butuh, dia juga memberi pertolongan dengan meminta uang.

            Kepalaku mengeluarkan keringat. Malam itu tidak lagi hujan, tetapi pori-poriku mengeluarkan air karena ketakutan.

            Di sela-sela ketakutanku, tibalah di kiri jalan ada pom bensin. Aku membelinya dengan uang di dompet, sepuluh ribu. Setelah itu diriku menuju masjid pom untuk sujud syukur. Ku tak menyangka, doaku terijabah secepat itu.

            Sehabis bensin di motor supraku penuh, aku melanjutkan perjalananku dengan tawa bercampur sedih. Memang, tadi merasa resah. Tetapi sekarang sudah bahagia karena pertolongan-NYA. Akhirnya, bensin yang sudah ku beli dapat mengantarkanku ke bangunan yang ku nanti, bangunan yang menurutku indah, tempat yang memiliki kedamaian, yaitu rumahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun