Mohon tunggu...
Fachrudin Alfian Liulinnuha
Fachrudin Alfian Liulinnuha Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya sekedar freelance

Hanya ingin sekedar berbagi, bukan menggurui....

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Berbagi Inspirasi Kehidupan di Mandiri Jogja Marathon 2018

22 April 2018   18:10 Diperbarui: 22 April 2018   18:16 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan para pelari 21K sebelum start (dok.pribadi)

Tenda kuliner (dok.pribadi)
Tenda kuliner (dok.pribadi)
Di tenda kuliner tersedia berbagai macam kuliner lokal seperti pecel imogiri, mie lethek bantul, jajan pasar, jenang-jenangan, gudeg yu djum, ayam goreng bu Tini, jadah tempe mbah carik, gudeg manggar, sate klatak, es dawet, kopi, es teler 77, dan lain-lain. Khusus di tenda kuliner ini, kalau mau beli makanan atau minuman harus menggunakan uang non tunai berupa mandiri e-money atau mandiri e-cash. Yang belum punya tidak usah khawatir karena bank mandiri sudah menyiapkan booth-booth untuk pembelian maupun top up mandiri e-money.

Kenikmatan bernama "FINISH"

Ingin melihat ekspresi yang unik dan menarik dari para pelari, maka lihatlah mereka di garis finish. Rasa semangat yang dibawa sejak mulai garis start hingga menyentuh titik finish seakan tidak luntur walaupun sudah dilebur dengan cucuran keringat dan iringan irama nafas yang tidak beraturan. Para pelari mengekspresikan rasa syukurnya dengan cara yang berbeda-beda, ada yang bersimpuh sambil mengangkat jari telunjuk ke atas, ada yang bersujud dan ada yang berteriak sambil mengepalkan tangan. Semua ekspresi tersebut seolah berkumpul jadi satu menjadi sebuah kebanggaan tatkala medali finisher sudah dikalungkan di leher dan pelukan hangat datang dari teman dan keluarga

Salah satu pelari yang finish di kategori 21K (dok.pribadi)
Salah satu pelari yang finish di kategori 21K (dok.pribadi)
Bagi para pelari, garis finish adalah kenikmatan yang tidak boleh dilewatkan dan harus di kejar sampai titik akhir penghabisan. Ya inilah sisi inspiratif dari Mandiri Jogja Marathon 2018, mengajarkan kepada kita tentang kerja keras, kemauan dan kesiapan yang tinggi untuk meraih sebuah tujuan. Melihat spirit perjuangan para pelari hingga mencapai garis finish seperti menjadi cambuk kesadaran bagi diri saya yang selama ini masih terlalu malas, egois dan kadang tidak fokus untuk menyelesaikan sesuatu.

Penyerahan hadiah lomba kategori 5K (dok.pribadi)
Penyerahan hadiah lomba kategori 5K (dok.pribadi)
Garis start dan finish sudah dilalui, waktunya para peserta Mandiri Jogja Marathon 2018 untuk meluapkan rasa kegembiaraan bersama keluarga dan teman-teman untuk berfoto dan berselfia ria dengan latar belakang Candi prambanan dan spot-spot menarik yang sudah disediakan. Untuk yang lapar, peserta bisa langsung menuju tenda kuliner yang sudah menyediakan makanan-makanan lokal khas yogyakarta. Di panggung utama yang menjadi tempat penyerahan hadiah lomba, Para pelari juga dihibur dengan pertunjukan musik, salah satu pengisinya adalah grup musik dari ibu kota yaitu Gamaliel Audrey Cantika (GAC).

Penampilan GAC (dok.pribadi)
Penampilan GAC (dok.pribadi)
*****

Salah seorang kawan ada yang menduga bahwa event Mandiri Jogja Marathon 2018 itu bersifat gratis, saya langsung menyangkalnya dan menjelaskan bahwa ini acara lari berskala nasional dan internasional, bukan skala tingkat RT, mana ada yang gratis bro..!. Tahu apa yang diucapkan seanjutnya, begini katanya "Owalah bayar to, ngapain juga ya orang-orang mau bayar mahal terus habis itu disuruh lari-lari, hasilnya ya paling bikin capek dan badan pegel-pegel semua".

Entah dia itu masih awam terhadap lomba lari marathon atau tidak, tapi itulah kenyataan dan anggapan sebagian orang terhadap lari, hanya bikin capek, saya pun sebelumnya beranggapan demikian. Tapi ada secercah pencerahan tentang lari setelah saya mengkuti rangkaian acara Mandiri Jogja Marathon 2018.

Saya yang awalnya skeptis terhadap lari jadi tahu bahwa berlari itu tidak hanya cari keringat atau capek saja, ada banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dibalik itu semua. Berlari memang dibutuhkan minat dan niat yang kuat, seperti apa yang dikatakan oleh Haruki Murakami "Jika seseorang memiliki minat pada lari jarak jauh, tanpa disuruh pun mereka akan mulai berlari sendiri. Jika mereka tidak berminat, sebanyak apa pun ajakannya akan percuma saja". So ayo lari dan sampai jumpa lagi di Mandiri Jogja Marathon 2019, tetap sehat dan semangat...!!

WASSALAM....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun