Oh iya, di kategori 5K saya juga menjumpai pelari cilik bernama Lovina, dia baru berusia 7 tahun dan berasal dari Cianjur Jawa Barat. Dia berlari dengan didampingi ibunya yang sudah malang-melintang mengikuti ajang lari marathon di beberapa negara, bagi Lovina sendiri ini merupakan pengalaman pertamanya ikun turun langsung di lomba lari sekelas Jogja Mandiri Marathon. Salut banget deh buat Lovina dan ibunya yang menanamkan kepadanya budaya berlari sejak dini agar tetap sehat dan semangat.
Event akbar Mandiri Jogja Marathon 2018 yang pelaksanaannya bertempat di Candi Prambanan pada hari Minggu, 15 April 2018 merupakan ajang lomba lari tahunan berskala nasional dan internasional yang pertama kali digelar pada tahun 2017. Dengan mengusung gaya sport tourism, Mandiri Jogja Marathon ingin mengajak kepada para ribuan peserta yang datang dari dalam dan luar negeri untuk tidak hanya sekedar berlari saja, tapi juga menikmati dan membantu mempromosikan keindahan alam dan kekayaan budaya lokal yang ada di DIY dan sekitarnya.
Di tahun 2018 ini, Mandiri Jogja Marathon diikuti oleh 8000 peserta yang kebanyakan berasal dari luar Jogja. Jakarta menjadi menjadi penyumbang daerah peserta terbanyak, disusul Depok, Bogor dan Bali. Selain itu, datang juga peserta dari 22 negara. Diantaranya, Kenya, Singapura, Tiongkok, Malaysia, Jepang, Brunei Darussalam, Irlandia, India, Brasil, Filipina, dan Australia.
Mandiri Jogja marathon 2018 memperlombakan kategori 5K, 10K, Half Marathon (21K), dan Full Marathon (42K). Bermula dari titik start di lapangan Roro Jonggrang hingga finish kembali di Candi Prambanan, para pelari akan dimanjakan dengan 8 objek view yang menarik. Objek-objek itu akan terbagi dalam beberapa titik sepanjang rute marathon.
Ketika melewati rute di pedesaan, para pelari dapat melihat hamparan sawah, petani mencangkul hingga suasana kerja bakti di sejumlah titik yang membuktikan DIY dan sekitarnya masih menjaga nilai-nilai kearifan lokal dan kebudayaan agar tetap lestari. Selain itu, demi mengenalkan warisan budaya kepada para peserta, panitia juga menampilkan pertunjukan kebudayaan dalam beberapa titik yang dilalui. Peserta disuguhi pertujukan seperti Jatilan, Keroncong, Gejog Lesung, Karawitan, Hadroh, Badui dan kesenian srandul
Kampanye Produk Lokal
Pihak panitia Mandiri Jogja Marathon 2018 tidak hanya berfokus pada promosi pariwisata dan kebudayaan lokal agar event ini menjadi semakin menarik, disisi lain panitia juga ingin mengangkat sekaligus mempromosikan kekayaan produk lokal. Tujuannya tentu saja ingin memacu pengembangan pariwisata juga pertumbuhan ekonomi di DIY dan sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya tenda kuliner, disana para peserta beserta keluarganya bisa mencicipi sajian kuliner yang jarang dijumpai, khususnya bagi orang luar DIY dan mancanegara.