Selain itu, contoh studi lain yang dipaparkan oleh Tan dan Nielsen (2024) adalah mengenai penerapan sistem informasi di komunitas Feldheim, sebuah desa di Jerman yang berhasil mencapai kemandirian energi melalui penggunaan IS. Studi yang dilakukan oleh Xu et al. (2024) menunjukkan bagaimana IS membantu komunitas lokal dalam mengelola energi secara efisien dan mandiri. Ini adalah salah satu dari sedikit contoh bagaimana IS dapat diterapkan dalam konteks masyarakat untuk tujuan keberlanjutan, menawarkan model yang dapat direplikasi di tempat lain.
Studi-studi tersebut juga menekankan pentingnya faktor-faktor seperti partisipasi komunitas dan pengambilan keputusan berbasis data, yang keduanya merupakan elemen kunci dalam keberhasilan proyek-proyek keberlanjutan. Dalam studi mengenai konsumsi energi yang dilakukan oleh Wendt et al. (2024), penggunaan meteran pintar dan informasi real-time mengenai konsumsi energi berhasil mengurangi penggunaan energi sebesar 15% dalam sebuah eksperimen. Ini menyoroti betapa pentingnya teknologi IS dalam mengubah perilaku konsumen menuju keberlanjutan.
Namun, terlepas dari beberapa studi yang menunjukkan hasil positif, masih terdapat tantangan signifikan dalam memperluas aplikasi empiris ini. Kesulitan dalam mengukur dampak langsung dari IS terhadap keberlanjutan sering kali menjadi hambatan utama, terutama ketika berbicara tentang skala global dan sektor-sektor yang berbeda. Oleh karena itu, upaya untuk memperbanyak penelitian empiris di berbagai sektor sangat penting untuk mendorong transformasi keberlanjutan yang lebih luas dan terukur.
Dalam kesimpulannya, artikel oleh Tan dan Nielsen (2024) menekankan bahwa meskipun ada kemajuan signifikan dalam teori sistem informasi (IS) dan keberlanjutan, masih banyak yang perlu dilakukan dalam hal penerapan praktis. Studi empiris yang menunjukkan dampak nyata IS pada keberlanjutan masih sangat terbatas, dan ini merupakan tantangan besar bagi para peneliti dan praktisi. Tan dan Nielsen (2024) menyerukan lebih banyak penelitian yang berfokus pada aplikasi nyata IS untuk tujuan keberlanjutan, serta kolaborasi antara akademisi, bisnis, dan pembuat kebijakan untuk mendorong penerapan teknologi yang lebih luas dan berdampak.
Implikasinya jelas: tanpa dukungan empiris yang memadai, kontribusi IS terhadap keberlanjutan akan tetap bersifat konseptual dan sulit diukur. Oleh karena itu, penting bagi komunitas IS untuk mempercepat transisi dari pengembangan model teoretis ke penelitian berbasis bukti yang dapat diimplementasikan secara luas. Hanya dengan cara ini, sistem informasi dapat berperan lebih signifikan dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis lingkungan.
Referensi
Tan, B., & Nielsen, P. (2024). Information systems and sustainable development: From conceptual underpinnings to empirical insights. Information Systems Journal, 34(3), 1--3. https://doi.org/10.1111/isj.12543
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI