Mohon tunggu...
Fachri radhytia
Fachri radhytia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi olahraga dan mencari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Peran Kebijakan dalam Dinamika Perdagangan Internasional

11 Juni 2024   19:30 Diperbarui: 12 Juni 2024   12:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama : Fachri Radhytia (B1A122414)

dosen pengampu : Budi Ardianto, S.H., M.H.

PENDAHULUAN

Transaksi ekonomi yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain, baik individu maupun pemerintah, adalah fenomena yang tak terelakkan. Perdagangan internasional menjadi keharusan karena setiap wilayah memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal sumber daya alam. Negara-negara yang memiliki kelebihan dalam sumber daya alam tertentu akan mengimpor kelebihan tersebut ke luar negeri. Sebaliknya, kekurangan sumber daya alam dalam negeri diatasi dengan mengimpor dari negara lain. Hal ini menciptakan aliran perdagangan ekspor dan impor yang terus berlanjut dan berkembang seiring waktu.

Interaksi ekonomi antar negara ini bukanlah hal baru. Sejak zaman dahulu, manusia selalu berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sejarah mencatat bahwa transaksi ekonomi lintas negara sudah berlangsung berabad-abad silam, dengan contoh terkenal seperti Jalur Sutra dan Amber Road. Berabad-abad kemudian, para ahli ekonomi mulai merumuskan teori-teori yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi antar negara. Saat ini, bisnis internasional dalam bentuk ekspor dan impor tidak hanya sekadar untuk mengatasi kekurangan sumber daya, tetapi juga menjadi hubungan simbiosis mutualisme antar negara.

Kegiatan ekspor dan impor tidak hanya memfasilitasi aliran barang, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, mendorong industrialisasi, memajukan transportasi, serta mengundang kehadiran perusahaan-perusahaan internasional. Dalam setiap aktivitas perdagangan internasional, selalu ada pihak eksportir dan importir yang terlibat, yang memainkan peran krusial dalam proses pertukaran barang dan jasa antar negara.

Perdagangan internasional memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan manusia. Para pedagang berperan dalam menyalurkan barang hasil produksi kepada konsumen. Mereka membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah jenis atau bentuknya, dengan tujuan memperoleh keuntungan. Kini, perdagangan telah meluas hingga ke skala internasional, dimana proses tukar-menukar barang atau jasa ini melibatkan eksportir dan importir dari berbagai negara.

Timbulnya perdagangan internasional juga didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi, seperti Adam Smith dengan Theory of Absolute Advantage dan David Ricardo dengan Theory of Comparative Advantage. Teori-teori ini menjelaskan bahwa negara yang memiliki keunggulan mutlak atau komparatif dalam memproduksi barang atau jasa tertentu akan terlibat dalam perdagangan internasional untuk memaksimalkan keuntungan dan efisiensi.

Ada beberapa alasan utama yang mendorong terjadinya perdagangan internasional, seperti perbedaan hasil produksi, harga barang, dan keinginan untuk meningkatkan produktivitas. Setiap negara memiliki kekayaan alam, modal, teknologi, dan budaya yang berbeda-beda, sehingga menghasilkan produk yang berbeda pula.

LANDASAN TEORI

Setiap negara atau perusahaan yang terlibat dalam transaksi bisnis internasional, termasuk perdagangan internasional, memiliki berbagai alasan dan pertimbangan untuk melakukannya. 

Pertimbangan ini mencakup aspek ekonomi, politik, sosial budaya, dan kadang-kadang alasan militer. Bisnis internasional tidak bisa dihindari karena tidak ada negara di dunia yang mampu memenuhi seluruh kebutuhannya hanya dengan barang atau produk yang dihasilkan sendiri. Tidak ada negara yang dapat mencapai 100% swasembada. 

Hal ini disebabkan oleh distribusi sumber daya yang tidak merata, baik itu sumber daya alam, modal, maupun sumber daya manusia. Ketidakmerataan ini menyebabkan beberapa negara memiliki keunggulan tertentu berdasarkan sumber daya yang dimilikinya. Beberapa alasan untuk melakukan bisnis internasional antara lain:

Spesialisasi Antar Bangsa
Berdasarkan keunggulan dan kelemahan tertentu, suatu negara harus membuat pilihan strategis dalam memproduksi komoditas yang strategis, yaitu:
*Memanfaatkan kekuatan yang paling unggul untuk menghasilkan produk dengan efisiensi dan biaya terendah dibanding negara lain.
*Fokus pada komoditas yang memiliki kelemahan paling kecil dibanding negara lain.
*Mengarahkan perhatian pada produksi atau penguasaan komoditas yang memiliki kelemahan tertinggi bagi negaranya.

Tahapan Menjadi Bisnis Internasional 

Tahapan tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut:
1.Ekspor Insidentil
2.Ekspor Aktif
3.Penjualan Lisensi
4.Franchising
5.Pemasaran di Luar Negeri
6.Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
7.Ekspor Insidentil (Incidental Export) Untuk memasuki dunia bisnis internasional, perusahaan umumnya memulai dari tahap paling  awal dengan melakukan ekspor insidentil.
8.Ekspor Aktif (Active Export)Pada tahap ini, perusahaan mulai secara aktif mengelola transaksi ekspor.
9.Penjualan Lisensi (Licensing) Pada tahap ini, negara yang menjadi pendatang baru dalam bisnis internasional menjual lisensi atau merek produknya ke negara lain.
10.Franchising
Tahap ini lebih aktif lagi di mana perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja, tetapi juga semua atributnya, termasuk peralatan, proses produksi, dan resep-resepnya. 

Bentuk franchise yang populer di negara kita dan di negara lain meliputi:
a.Sistem manajemen yang sudah teruji.
b.Nama yang sudah terkenal dan populer.
c.Rekam jejak kinerja yang mapan untuk alat penilaian.

Namun, bentuk ini juga memiliki kelemahan:
a.Biaya tinggi untuk mendapatkan franchise.
b.Keputusan bisnis dibatasi oleh franchisor.
c.Sangat dipengaruhi oleh kegagalan bentuk franchise lain.

Pemasaran di Luar Negeri

Bentuk ini memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan yang masuk (Host Country) harus benar-benar aktif dan mandiri dalam mengelola pemasaran produknya di negara asing (Home Country)

Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri (Total International Business)
Tahap terakhir adalah yang paling intensif dalam bisnis internasional, yaitu produksi dan pemasaran di luar negeri, yang juga dikenal sebagai "Total International Business". Bentuk ini melahirkan perusahaan multinasional (MNC). Pada tahap ini, perusahaan asing mendirikan pabrik di negara lain dengan modal sendiri, melakukan proses produksi di sana, dan menjual hasil produksinya di negara tersebut. Bentuk ini membawa manfaat positif bagi negara berkembang karena negara penerima tidak perlu menyediakan banyak modal untuk mendirikan pabrik, yang biasanya menjadi kendala karena keterbatasan dana pembangunan.

KESIMPULAN
Keterlibatan negara atau perusahaan dalam bisnis internasional didorong oleh berbagai pertimbangan ekonomi, politik, sosial budaya, dan militer. Hal ini tidak terelakkan karena tidak ada negara yang dapat sepenuhnya mandiri dalam memenuhi semua kebutuhannya, mengingat distribusi sumber daya yang tidak merata. Kebijakan yang efektif sangat penting dalam mengarahkan dan mengoptimalkan peran negara dalam dinamika perdagangan internasional, khususnya bagi negara berkembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun