Pertimbangan ini mencakup aspek ekonomi, politik, sosial budaya, dan kadang-kadang alasan militer. Bisnis internasional tidak bisa dihindari karena tidak ada negara di dunia yang mampu memenuhi seluruh kebutuhannya hanya dengan barang atau produk yang dihasilkan sendiri. Tidak ada negara yang dapat mencapai 100% swasembada.Â
Hal ini disebabkan oleh distribusi sumber daya yang tidak merata, baik itu sumber daya alam, modal, maupun sumber daya manusia. Ketidakmerataan ini menyebabkan beberapa negara memiliki keunggulan tertentu berdasarkan sumber daya yang dimilikinya. Beberapa alasan untuk melakukan bisnis internasional antara lain:
Spesialisasi Antar Bangsa
Berdasarkan keunggulan dan kelemahan tertentu, suatu negara harus membuat pilihan strategis dalam memproduksi komoditas yang strategis, yaitu:
*Memanfaatkan kekuatan yang paling unggul untuk menghasilkan produk dengan efisiensi dan biaya terendah dibanding negara lain.
*Fokus pada komoditas yang memiliki kelemahan paling kecil dibanding negara lain.
*Mengarahkan perhatian pada produksi atau penguasaan komoditas yang memiliki kelemahan tertinggi bagi negaranya.
Tahapan Menjadi Bisnis InternasionalÂ
Tahapan tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut:
1.Ekspor Insidentil
2.Ekspor Aktif
3.Penjualan Lisensi
4.Franchising
5.Pemasaran di Luar Negeri
6.Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
7.Ekspor Insidentil (Incidental Export) Untuk memasuki dunia bisnis internasional, perusahaan umumnya memulai dari tahap paling  awal dengan melakukan ekspor insidentil.
8.Ekspor Aktif (Active Export)Pada tahap ini, perusahaan mulai secara aktif mengelola transaksi ekspor.
9.Penjualan Lisensi (Licensing) Pada tahap ini, negara yang menjadi pendatang baru dalam bisnis internasional menjual lisensi atau merek produknya ke negara lain.
10.Franchising
Tahap ini lebih aktif lagi di mana perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja, tetapi juga semua atributnya, termasuk peralatan, proses produksi, dan resep-resepnya.Â
Bentuk franchise yang populer di negara kita dan di negara lain meliputi:
a.Sistem manajemen yang sudah teruji.
b.Nama yang sudah terkenal dan populer.
c.Rekam jejak kinerja yang mapan untuk alat penilaian.
Namun, bentuk ini juga memiliki kelemahan:
a.Biaya tinggi untuk mendapatkan franchise.
b.Keputusan bisnis dibatasi oleh franchisor.
c.Sangat dipengaruhi oleh kegagalan bentuk franchise lain.
Pemasaran di Luar Negeri
Bentuk ini memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan yang masuk (Host Country) harus benar-benar aktif dan mandiri dalam mengelola pemasaran produknya di negara asing (Home Country)
Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri (Total International Business)
Tahap terakhir adalah yang paling intensif dalam bisnis internasional, yaitu produksi dan pemasaran di luar negeri, yang juga dikenal sebagai "Total International Business". Bentuk ini melahirkan perusahaan multinasional (MNC). Pada tahap ini, perusahaan asing mendirikan pabrik di negara lain dengan modal sendiri, melakukan proses produksi di sana, dan menjual hasil produksinya di negara tersebut. Bentuk ini membawa manfaat positif bagi negara berkembang karena negara penerima tidak perlu menyediakan banyak modal untuk mendirikan pabrik, yang biasanya menjadi kendala karena keterbatasan dana pembangunan.
KESIMPULAN
Keterlibatan negara atau perusahaan dalam bisnis internasional didorong oleh berbagai pertimbangan ekonomi, politik, sosial budaya, dan militer. Hal ini tidak terelakkan karena tidak ada negara yang dapat sepenuhnya mandiri dalam memenuhi semua kebutuhannya, mengingat distribusi sumber daya yang tidak merata. Kebijakan yang efektif sangat penting dalam mengarahkan dan mengoptimalkan peran negara dalam dinamika perdagangan internasional, khususnya bagi negara berkembang