Mohon tunggu...
Fabio Hernanes
Fabio Hernanes Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Senior

Suka menulis, main catur, dan futsal

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengapa Masyarakat Indonesia Rentan terhadap Investasi Bodong?

18 September 2023   17:09 Diperbarui: 21 September 2023   02:45 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi investasi bodong, ilustrasi penipuan investasi. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Banyak orang tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang investasi, risiko, dan cara mengelola keuangan mereka. 

Mereka mungkin tidak tahu cara melakukan penelitian terhadap investasi yang ditawarkan dan bagaimana mengenali tanda-tanda investasi bodong. Akibatnya, mereka lebih rentan terhadap penipuan investasi.

2. Keserakahan dan Keinginan Cepat Kaya

Faktor lain yang memengaruhi adalah keserakahan dan keinginan untuk menjadi kaya dengan cepat. Penawaran pengembalian investasi yang tinggi dalam waktu singkat sering kali menjadi daya tarik besar bagi individu yang mencari peluang finansial besar-besaran. 

Masyarakat sering kali tergoda untuk memasukkan uang mereka ke dalam skema investasi yang tidak masuk akal hanya karena janji-janji pengembalian yang fantastis.

3. Kurangnya Literasi Keuangan

Literasi keuangan yang rendah juga berperan dalam rentannya masyarakat terhadap investasi bodong. Banyak orang mungkin tidak mengerti perbedaan antara investasi yang sah dan investasi yang meragukan. 

Mereka tidak tahu cara membaca laporan keuangan, melakukan analisis risiko, atau mengidentifikasi investasi yang berpotensi berisiko tinggi. Kurangnya pengetahuan ini membuat mereka mudah terkecoh oleh skema penipuan.

4. Tekanan Sosial dan Keluarga

Terkadang, tekanan dari teman atau anggota keluarga yang terlibat dalam investasi bodong dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk ikut serta. 

Orang-orang mungkin merasa tertekan untuk ikut bergabung agar tidak merasa ketinggalan. Mereka tidak ingin dianggap tidak percaya pada teman atau keluarga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun